Kebangkitan sangat penting bagi Injil kasih karunia

Dari GBI Danau Bogor Raya
< Ayo Saat Teduh‎ | 03
Revisi sejak 18 Juli 2018 10.41 oleh Leo (bicara | kontrib) (baru)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Lompat ke: navigasi, cari

Tetapi andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu... Dan jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan kamu dan kamu masih hidup dalam dosamu... Tetapi yang benar ialah, bahwa Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati. (1 Korintus 15:14, 17 dan 20)

Jemaat mula-mula dengan gigih memberitakan kebangkitan Tuhan Yesus Kristus. Hal ini bukanlah merupakan pilihan bagi mereka, juga bukan pilihan bagi kita. Kasih karunia Allah yang tersedia di dalam Injil untuk pembenaran dan pengudusan kita, mengharuskan terjadinya kebangkitan Yesus. Kebangkitan sangat penting bagi Injil, yaitu perjanjian baru kasih karunia.

Roh Kudus sangat menekankan hal ini ketika mengilhamkan Paulus untuk menulis: “Andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu." Jika Yesus tidak bangkit dari antara orang mati, pemberitaan Injil tidak bermakna. Jika Kristus masih ada di dalam kubur, misi menyelamatkan manusia akan berakhir dengan kegagalan, bukan kemenangan. Yesus adalah obyek iman kita. Jika Ia tidak hidup, tidak ada gunanya kita percaya kepada Dia. Itulah sebabnya Yesus sering mengajar bahwa Ia harus mati dan bangkit kembali. “Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga” (Lukas 9:22).

Lebih lagi, Paulus menulis: “Dan jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan kamu dan kamu masih hidup dalam dosamu." Pengampunan dosa terjadi karena kebangkitan. “Injil yang aku beritakan kepadamu... ialah bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci, bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci” (1 Korintus 15:1, 3-4). Jika Tuhan Yesus tidak bangkit, tidak ada gunanya untuk menaruh kepercayaan kita kepada-Nya. Jika kita mengandalkan Juru Selamat yang mati untuk mengampuni dosa kita dan memerdekakan kita, maka sesungguhnya kita masih bersalah dan terikat.

Namun Tuhan kita tidak ada di dalam sebuah kubur kuno. “Tetapi yang benar ialah, bahwa Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati." Ia bangkit dan menang atas dosa dan maut, menyediakan kebenaran kekal kepada mereka yang percaya. “Karena itu hal ini [iman] diperhitungkan kepadanya sebagai kebenaran. Kata-kata ini, yaitu "hal ini diperhitungkan kepadanya," tidak ditulis untuk Abraham saja, tetapi ditulis juga untuk kita; sebab kepada kita pun Allah memperhitungkannya, karena kita percaya kepada Dia, yang telah membangkitkan Yesus, Tuhan kita, dari antara orang mati, yaitu Yesus, yang telah diserahkan karena pelanggaran kita dan dibangkitkan karena pembenaran kita” (Roma 4:22-25). Jadi, semua berkat kasih karunia kebangkitan adalah milik kita melalui iman. “Karena itulah kebenaran berdasarkan iman supaya merupakan kasih karunia” (Roma 4:16).

Doa

Allah Bapa, aku bersukacita atas kemenangan kebangkitan Yesus, Tuhan-ku! Aku memuji Engkau, Yesus, sebagai Juru Selamatku yang bangkit dan hidup. Betapa mulianya keselamatan karena kemenangan-Mu atas dosa dan maut. Terpujilah nama-Mu untuk menyediakannya bagi manusia oleh kasih karunia melalui iman. Ajar aku untuk mengandalkan Engkau lebih dan lebih lagi. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus. Amin.

Tetapi andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu... Dan jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan kamu dan kamu masih hidup dalam dosamu... Tetapi yang benar ialah, bahwa Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati. (1 Korintus 15:14, 17 dan 20) Jemaat mula-mula dengan gigih memberitakan kebangkitan Tuhan Yesus Kristus. Hal ini bukanlah merupakan pilihan bagi mereka, juga bukan pilihan bagi kita.