Kasih karunia dan buah rohani (1)

Dari GBI Danau Bogor Raya
< Ayo Saat Teduh‎ | 02
Revisi sejak 18 Juli 2018 09.50 oleh Leo (bicara | kontrib) (baru)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Lompat ke: navigasi, cari

Tentang pengharapan itu telah lebih dahulu kamu dengar dalam firman kebenaran, yaitu Injil, yang sudah sampai kepada kamu. Injil itu berbuah dan berkembang di seluruh dunia, demikian juga di antara kamu sejak waktu kamu mendengarnya dan mengenal kasih karunia Allah dengan sebenarnya. (Kolose 1:5-6)

Tuhan ingin anak-anak-Nya untuk menghasilkan banyak buah rohani dalam hidup mereka. “Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak” (Yohanes 15:8). Dalam Alkitab, buah menggambarkan banyak hal. Salah satunya menggambarkan kualitas karakter orang percaya. "Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, …" (Galatia 5:22). Juga menggambarkan penyembahan kepada Tuhan. “Sebab itu marilah kita, oleh Dia, senantiasa mempersembahkan korban syukur kepada Allah, yaitu ucapan bibir (KJV: the fruit of our lips) yang memuliakan nama-Nya” (Ibrani 13:15). Buah dalam Alkitab juga menggambarkan kehidupan yang mengalami perubahan karena pelayanan orang percaya. “Saudara-saudara, aku mau, supaya kamu mengetahui, bahwa aku telah sering berniat untuk datang kepadamu... agar di tengah-tengahmu aku menemukan buah, seperti juga di tengah-tengah bangsa bukan Yahudi yang lain” (Roma 1:13).

Buah rohani adalah hasil dari pekerjaan kasih karunia Tuhan di dalam dan melalui hidup kita. Ayat Kolose 1:5-6 memperlihatkan kebenaran ini: “Injil, yang sudah sampai kepada kamu. Injil itu berbuah.” Kabar baik mengenai Tuhan Yesus Kristus tidak saja membawa pengampunan dosa dan hidup kekal, tetapi juga menghasilkan buah di dalam kehidupan mereka yang percaya. Kasih karunia ini bekerja di dalam hati yang percaya: “Sejak waktu kamu mendengarnya dan mengenal kasih karunia Allah dengan sebenarnya.”

Dalam kitab Roma, Paulus menjelaskan proses ini dari sudut pandang yang lain. “Sebab itu, saudara-saudaraku, kamu juga telah mati bagi hukum Taurat oleh tubuh Kristus, supaya kamu menjadi milik orang lain, yaitu milik Dia, yang telah dibangkitkan dari antara orang mati, agar kita berbuah bagi Allah” (Roma 7:4). Supaya dapat berbuah bagi Allah, kita harus terlebih dahulu mati terhadap hukum Taurat, karena kita tidak dapat memenuhi standar kesempurnaan hukum Taurat Allah. Selama di bawah hukum Taurat, hidup kita tidak menghasilkan buah. Langkah berikutnya, kita harus hidup dalam hubungan yang baru dengan Tuhan Yesus Kristus, percaya dan mengandalkan Dia, supaya kita menikmati kuasa kasih karunia-Nya dan menghasilkan buah.

Doa

Tuhan Yesus Juru Selamatku, terima kasih untuk pesan Injil-Mu yang mulia. Betapa luar biasa kabar baik yang membawa pengampunan, hidup kekal dan perubahan hidup dari hari ke hari oleh karena kasih karunia-Mu. Aku rindu untuk menghasilkan buah bagi Engkau dalam hidupku ini. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus. Amin.

Tentang pengharapan itu telah lebih dahulu kamu dengar dalam firman kebenaran, yaitu Injil, yang sudah sampai kepada kamu. Injil itu berbuah dan berkembang di seluruh dunia, demikian juga di antara kamu sejak waktu kamu mendengarnya dan mengenal kasih karunia Allah dengan sebenarnya. (Kolose 1:5-6) Tuhan ingin anak-anak-Nya untuk menghasilkan banyak buah rohani dalam hidup mereka. “Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak” (Yohanes 15:8). Dalam Alkitab, buah menggambarkan banyak hal. Salah satunya menggambarkan kualitas karakter orang percaya.