Hukum Taurat tidak berdaya untuk menguduskan

Dari GBI Danau Bogor Raya
< Ayo Saat Teduh‎ | 01
Revisi sejak 17 Juli 2018 21.12 oleh Leo (bicara | kontrib) (baru)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Lompat ke: navigasi, cari

“Hanya ini yang hendak kuketahui dari pada kamu: Adakah kamu telah menerima Roh karena melakukan hukum Taurat atau karena percaya kepada pemberitaan Injil? Adakah kamu sebodoh itu? Kamu telah mulai dengan Roh, maukah kamu sekarang mengakhirinya di dalam daging?” (Galatia 3:2-3)

Pertanyaan pertama dalam Galatia pasal 3 ini mengingatkan kita kembali kepada masalah pembenaran. “Adakah kamu telah menerima Roh karena melakukan hukum Taurat atau karena percaya kepada pemberitaan Injil?” Roh Kudus diberikan untuk tinggal bersama-sama kita pada saat kita lahir baru, yaitu ketika kita percaya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat kita. Pada saat itulah Tuhan menyatakan bahwa kita sudah dibenarkan.

Bagaimana Roh Kudus bisa tinggal bersama kita? Apakah karena kita mengerjakan kebaikan dalam hidup kita, mencoba hidup sesuai dengan hukum Allah yang sempurna? Tidak, Roh Kudus kita terima karena kita “percaya kepada pemberitaan Injil.” Kita mendengar dan percaya kepada berita Injil keselamatan bahwa Kristus mati bagi kita, menanggung dosa-dosa kita.

Iman timbul dalam hati kita ketika kita merenungkan pesan yang agung itu. Dengan iman yang sederhana, kita minta kepada Tuhan Yesus untuk masuk dalam hati kita dan menjadi Juru Selamat pribadi kita. “Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya” (Yohanes 1:12).

Pertanyaan berikutnya adalah mengenai pengudusan. “Adakah kamu sebodoh itu? Kamu telah mulai dengan Roh, maukah kamu sekarang mengakhirinya di dalam daging?” Pengudusan atau penyucian adalah istilah untuk proses pendewasaan rohani sesudah peristiwa pembenaran, yaitu sesudah seseorang lahir baru. Pengudusan adalah proses di mana orang tersebut setiap hari menjadi semakin kudus. Tujuan akhir dari pengudusan adalah menjadi serupa dengan Kristus. Adalah sebuah kebodohan jika kita berpikir bahwa kita bisa menjalani proses menjadi serupa dengan Kristus dengan kekuatan kita sendiri, dengan daging.

Betapa hal ini seharusnya menyadarkan kita. Sama seperti kita tidak bisa mendapatkan pembenaran dengan usaha kita sendiri, demikian juga untuk proses berikutnya. Kita tidak bisa mendapatkan pengudusan dengan usaha kita sendiri. Kita memulai dengan Roh ketika kita lahir baru, maka janganlah kita melanjutkan dan mengakhirinya dengan daging. Orang benar akan hidup oleh iman, sejak dari awal dan seterusnya.

Doa

Ya Tuhan. Aku berterima kasih karena Engkau telah membenarkan aku oleh karena imanku kepada Yesus, Anak-Mu yang Tunggal. Aku bersyukur karena berkat yang agung tersebut tidak tergantung kepada kemampuanku sendiri. Hatiku semakin yakin dan semakin dikuatkan karena pengudusanku juga terjadi oleh karena iman. Oleh karena itu aku menyerahkan hidupku ke dalam tangan-Mu untuk Engkau bentuk sesuai kehendak-Mu. Ingatkanlah aku ya Tuhan atas kasih karunia-Mu yang agung dan mulia ini setiap hari. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus Juru Selamatku.

“Hanya ini yang hendak kuketahui dari pada kamu: Adakah kamu telah menerima Roh karena melakukan hukum Taurat atau karena percaya kepada pemberitaan Injil? Adakah kamu sebodoh itu? Kamu telah mulai dengan Roh, maukah kamu sekarang mengakhirinya di dalam daging?” (Galatia 3:2-3) Pertanyaan pertama dalam Galatia pasal 3 ini mengingatkan kita kembali kepada masalah pembenaran. “Adakah kamu telah menerima Roh karena melakukan hukum Taurat atau karena percaya kepada pemberitaan Injil?” Roh Kudus diberikan untuk tinggal bersama-sama kita pada saat kita lahir baru, yaitu ketika kita percaya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat kita. Pada saat itulah Tuhan menyatakan bahwa kita sudah dibenarkan.