Kualitas emas

Dari GBI Danau Bogor Raya
Revisi sejak 19 September 2022 21.23 oleh Leo (bicara | kontrib) (baru)
Lompat ke: navigasi, cari

Karena Ia tahu jalan hidupku; seandainya Ia menguji aku, aku akan timbul seperti emas.
Kakiku tetap mengikuti jejak-Nya, aku menuruti jalan-Nya dan tidak menyimpang.
Perintah dari bibir-Nya tidak kulanggar, dalam sanubariku kusimpan ucapan mulut-Nya.

Ayub 23:10-12

Emas adalah logam mulia yang memancarkan keindahan dan keanggunan. Emas mewakili gambaran yang bernilai tinggi dan mulia. Bangunan yang ada di sorga adalah dari bahan emas. Mahkota raja-raja terbuat dari emas. Kualitas unggul kehidupan rohani pun dikaitkan dengan emas. Tabut Perjanjian di Ruang Maha Kudus dilapisi dengan emas murni bagian luar dan dalamnya, dan tutup tabut serta Kerub di atas tutup tabut adalah dari emas murni (Keluaran 25:11, 17). Tuhan Yesus menginginkan Jemaat Gereja Laodikia membeli emas yang telah dimurnikan dengan api (Wahyu 3:18).

Ayub berkata: "Karena Ia tahu jalan hidupku; seandainya Ia menguji aku, aku akan timbul seperti emas."

Keadaan Ayub saat menyatakan ucapannya ini, dia sedang berada dalam masa ujian yang sangat berat. Kenyataannya Ayub lulus dan menjadi emas seperti yang Tuhan inginkan. Ayub mengalami pemulihan kembali dan diangkat Tuhan lebih dari keadaan sebelumnya.

Kualitas emas dari Ayub adalah nampak dari respons kerendahan hatinya dalam menyikapi ujian.

  1. Aku mencabut perkataanku, dan dengan menyesal duduk dalam debu dan abu. (Ayub 42:6)
  2. Menyimpan Firman-Nya di hati dan terus berjalan mengikuti Tuhan dengan tidak menyimpang. (Ayub 23:11-12)
  3. Mau mengenal Tuhan secara pribadi lebih dalam melalui pengalamannya. (Ayub 42:2,5)
  4. Murah hati mengampuni sahabat-sahabatnya yang telah menyerang dan melukai perasaannya saat tertindas dan menderita di masa ujian. Dan Ayub menaikkan syafaat bagi sahabat-sahabatnya agar mengalami pengampunan dan diluputkan dari murka Tuhan. (Ayub 42:8-9)

Kita baru melewati masa COVID-19 dan goncangan ekonomi, yang bagi sebagian besar kita adalah juga masa ujian yang berat. Mari kita mengikuti teladan Ayub meresponi dengan benar ujian yang kita hadapi. Maka kita harus berketetapan hati, melewati semua ujian, kita harus lulus teruji dan muncul seperti emas murni.

Mari ikuti komitmen Ayub:

"Kakiku tetap mengikuti jejak-Nya, aku menuruti jalan-Nya dan tidak menyimpang. Perintah dari bibir-Nya tidak kulanggar, dalam sanubariku kusimpan ucapan mulut-Nya." (Ayub 23:11-12)

Sebagai umat yang menyiapkan diri untuk menyambut kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali, saat berjumpa muka dengan muka dengan Tuhan dalam kemuliaan-Nya, kita harus kedapatan layak dan berkenan. Kualitas emas haruslah menjadi kerinduan dan komitmen kita.

Pada akhirnya, semua kita mengalami pembuktian apakah berkualitas emas atau abu, semua akan diuji dengan api. Sebagaimana dituliskan dalam Firman Tuhan berikut.

1 Korintus 3:12-15,

Entahkah orang membangun di atas dasar ini dengan emas, perak, batu permata, kayu, rumput kering atau jerami, sekali kelak pekerjaan masing-masing orang akan nampak. Karena hari Tuhan akan menyatakannya, sebab ia akan nampak dengan api dan bagaimana pekerjaan masing-masing orang akan diuji oleh api itu.
Jika pekerjaan yang dibangun seseorang tahan uji, ia akan mendapat upah. Jika pekerjaannya terbakar, ia akan menderita kerugian, tetapi ia sendiri akan diselamatkan, tetapi seperti dari dalam api.

Karena itu mari kita bangkit dan bangun kualitas emas!

Yesaya 60:1-2,

"Bangkitlah, menjadi teranglah, sebab terangmu datang, dan kemuliaan TUHAN terbit atasmu."

Sebab sesungguhnya, kegelapan menutupi bumi, dan kekelaman menutupi bangsa-bangsa; tetapi terang TUHAN terbit atasmu, dan kemuliaan-Nya menjadi nyata atasmu. (MG)