Doa, pujian, dan penyembahan memerdekakan dari ketakutan

Dari GBI Danau Bogor Raya
Revisi sejak 26 Juli 2021 17.37 oleh Leo (bicara | kontrib) (upd)
Lompat ke: navigasi, cari

Shalom...

Situasi yang telah dan sedang dialami oleh seluruh penduduk dunia termasuk Indonesia akibat pandemi bukan hanya berdampak secara ekonomi, tetapi juga secara psikologis.

Tidak sedikit mereka yang mengalami ketakutan, kekuatiran dan kecemasan akibat ketidakpastian. Berita duka tentang kematian keluarga, sahabat, teman tetangga atau rekan kerja begitu ramai di media sosial. Tidak sedikit orang yang merasa dikepung dengan perasaan takut dan intimidasi, terlebih mereka yang terpapar COVID-19.

Dalam Alkitab kita diingatkan dengan apa yang dialami oleh raja Yosafat.

"Setelah itu bani Moab dan bani Amon datang berperang melawan Yosafat bersama-sama sepasukan orang Meunim. Datanglah orang memberitahukan Yosafat: "Suatu laskar yang besar datang dari seberang Laut Asin, dari Edom, menyerang tuanku. Sekarang mereka di Hazezon-Tamar," yakni En-Gedi. Yosafat menjadi takut..." (2 Tawarikh 20:1-3a).

Ada tiga hal yang dilakukan oleh raja Yosafat:

  1. Mencari wajah Tuhan (2 Tawarikh 20:3)
  2. Mungkin sekarang ini engkau sedang merasakan ketakutan akibat COVID atau karena ketidakpastian akan hari esok, jangan tenggelam dalam ketakutanmu! Ambil keputusan yang tepat untuk mencari Tuhan. Kita bisa saja melakukannya dengan berdoa seperti biasa, tetapi jika kita sungguh-sungguh ingin mengkhususkan diri mencari wajah Tuhan, berpuasalah! Dengan berpuasa kita mendisiplinkan diri kita, fokus mencari Tuhan. Ini adalah momentum yang tepat untuk melakukannya.

  3. Meminta pertolongan kepada Tuhan (2 Tawarikh 20:4)
  4. Dalam masa puasa kita, adakanlah pertemuan yang sekarang ini tentunya dimungkinkan secara online melalui zoom. Kita berkumpul bersama untuk meminta pertolongan dari pada TUHAN. Tidak ada yang dapat menolong kita selain Dia. Bangunlah mezbah-mezbah doa baik dengan keluarga inti, keluarga besar, dalam COOL, maupun lintas denominasi. Hal ini sebagaimana juga pesan Tuhan yang disampaikan oleh Gembala Jemaat Induk/Gembala Pembina mengenai Daud yang membangun mezbah di Aruna sehingga tulah berhenti (2 Samuel 24:16-25). Jika kita mencari pertolongan dari Tuhan, maka Ia akan memberikan jalan keluar dan kekuatan (2 Tawarikh 20:14-17).

  5. Memuji dan menyembah Tuhan
  6. Ada hal yang sangat menarik dari apa yang dilakukan oleh Yosafat terkait dengan memuji menyembah TUHAN sebagaimana diperintahkan TUHAN:

    1. "Dalam peperangan ini tidak usah kamu bertempur. Hai Yehuda dan Yerusalem, tinggallah berdiri di tempatmu" (2 Tawarikh 20:17)
    2. Sama seperti yang kita lakukan hari-hari ini, tetap tinggal di tempat kita dan TUHAN akan bertindak bagi kita.

    3. "Percayalah kepada Tuhan, Allahmu, dan kamu akan tetap teguh! Percayalah kepada nabi-nabi-Nya, dan kamu akan berhasil!" (2 Tawarikh 20:20)
    4. Kita harus percaya kepada TUHAN juga kepada pemimpin rohani yang diurapi Tuhan dan dipakai-Nya untuk menyampaikan pesan Tuhan.

    5. "ia mengangkat orang-orang yang akan menyanyi nyanyian untuk TUHAN dan memuji Tuhan dalam pakaian kudus yang semarak pada waktu mereka keluar di muka orang-orang bersenjata." (2 Tawarikh 20:21)
    6. Memuji dan menyembah TUHAN dengan berhiaskan kekudusan

    7. "Nyanyikanlah nyanyian syukur bagi Tuhan, bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya!" (2 Tawarikh 20:21)
    8. Di tengah situasi yang buruk, tetap memuji-muji Tuhan dan menyatakan kebaikan-Nya dalam hidup kita.

Ketika kita melakukan ketiga hal tersebut diatas, bukan hanya kita akan dimerdekakan dari segala bentuk ketakutan dan kekuatiran tetapi Dia juga akan menyatakan kedaHsyatan-Nya dalam hidup kita. Mukjizat akan kita alami di tengah pandemi. (DL)

Situasi yang telah dan sedang dialami oleh seluruh penduduk dunia termasuk Indonesia akibat pandemi bukan hanya berdampak secara ekonomi, tetapi juga secara psikologis.