Berjalan bersama Tuhan

Dari GBI Danau Bogor Raya
Revisi sejak 26 Februari 2021 09.23 oleh Leo (bicara | kontrib) (baru)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Lompat ke: navigasi, cari

Berjalan bersama TUHAN yang dimaksudkan disini tentu bukan sekedar berjalan dalam satu atau beberala tujuan tertentu dalam hidup kita melainkan berjalan dengan TUHAN sepanjang hidup kita. Ungkapan "berjalan dengan TUHAN" memiliki kesamaan makna dengan kehidupan yang intim dengan TUHAN dimana keduanya memiliki satu aspek yang sama yakni kedekatan yang sangat erat. Senantiasa bersama dengan Dia dalam segalam musim kehidupan kita, selalu memegang erat Tangan-Nya yang menuntun kita dan memastikan kita sampai kepada tujuan, yakni tinggal bersama dengan TUHAN selama-lamanya.

Ada dua hal yang harus kita miliki dalam berjalan bersama TUHAN, yakni:

#1 Mengikuti tuntunan-Nya

Seperti seorang anak yang dituntun oleh Bapa-Nya melintasi jalan yang sulit atau melintasi jalan raya yang berbahaya demikianlah TUHAN menuntun kita. Dia genggam erat tangan kita dan tidak pernah melepaskannya. Di saat kita berjalan sesuai dengan tuntunannya, genggamannya terasa nyaman dan menenangkan hati, namun di saat kita berjalan agak menyimpang dari langkah kakinya, bapa atau ayah kita akan mempererat genggamannya sebagai sebuah pengingat dan memastikan keamanan kita. Demikian juga Bapa kita di Sorga. Ketika engkau merasakan "genggaman-Nya" begitu kuat, begitu erat sehingga kita merasakan "kekerasan genggaman-Nya", sadarlah mungkin kita sudah agak menyimpang dari jalan kita, atau kita dalam situasi yang "berbahaya" dalam kehidupan ini dan Ia ingin memastikan agar kita tetap aman terlindungi.

juga di sana tangan-Mu akan menuntun aku, dan tangan kanan-Mu memegang aku. (Mazmur 139:10)
Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya. Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku. (Mazmur 23:3-4)

#2 Melakukan komunikasi (percakapan) dengan Tuhan

Rasanya tidak mungkin kita tidak berkomunikasi dengan rekan seperjalanan kita dalam sebuah perjalanan yang sangat panjang. Pernahkah Anda membayangkan tidak berbincang dengan siapa pun dalam sebuah perjalanan kereta api lintas kota yang memiliki waktu tempuh selama lebih dari 12 jam?

Demikian pula adalah tidak mungkin jika kita mau berjalan bersama TUHAN tapi tidak pernah melakukan komunikasi dengan Dia sepanjang umur kita? Berjalan bersama dengan TUHAN berarti senantiasa berkomunikasi dua arah dengan-Nya, kita berbicara TUHAN mendengarkan dan TUHAN berbicara kita mendengarkan. "Saya tidak mau mengganggu TUHAN" bukanlah sebuah alasan. Jika Anda tidak pernah mau melakukan komunikasi dengan TUHAN jangan-jangan karena Anda tidak mau "diganggu" oleh TUHAN? Dia Allah yang peduli, mengasihi dan rindu berkomunikasi dengan kita. Dia tidak akan pernah merasa "terganggu" mendengar Anda berbicara dengan-Nya.

Pertolonganku ialah dari TUHAN, yang menjadikan langit dan bumi. Ia takkan membiarkan kakimu goyah, Penjagamu tidak akan terlelap. Sesungguhnya tidak terlelap dan tidak tertidur Penjaga Israel. (Mazmur 121:2-4)
Aku mengasihi TUHAN, sebab Ia mendengarkan suaraku dan permohonanku. Sebab Ia menyendengkan telinga-Nya kepadaku, maka seumur hidupku aku akan berseru kepada-Nya. (Mazmur 116:1-2)

Penutup

Di Tahun 2021, Tahun Integritas, marilah kita berjalan bersama TUHAN. Mengikuti tuntunan-Nya dan membangun komunikasi yang intens dengan-Nya dua puluh empat jam sehari. Maranatha! (DL)

Berjalan bersama TUHAN yang dimaksudkan disini tentu bukan sekedar berjalan dalam satu atau beberala tujuan tertentu dalam hidup kita melainkan berjalan dengan TUHAN sepanjang hidup kita. Ungkapan "berjalan dengan TUHAN" memiliki kesamaan makna dengan kehidupan yang intim dengan TUHAN dimana keduanya memiliki satu aspek yang sama yakni kedekatan yang sangat erat. Senantiasa bersama dengan Dia dalam segalam musim kehidupan kita, selalu memegang erat Tangan-Nya yang menuntun kita dan memastikan kita sampai kepada tujuan, yakni tinggal bersama dengan TUHAN selama-lamanya.