Diberkati namun tetap bertumbuh dan on fire

Dari GBI Danau Bogor Raya
Revisi sejak 20 Februari 2021 22.24 oleh Leo (bicara | kontrib) (upd)
Lompat ke: navigasi, cari

Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan (Roma 12:11)

Pendahuluan

Apakah salah menjadi kaya? Tentu tidak! Sejauh kekayaan yang kita miliki adalah berkat yang disediakan dan dilimpahkan TUHAN bagi kita. Kalimat ini tentu mencakup aspek motivasi, cara mendapatkan, sikap kita terhadap kekayaan dan bagaimana kita menggunakan kekayaan yang diberikan-Nya kepada kita.

Dalam salah satu perumpamaan-Nya Tuhan Yesus berkata: "Sekali lagi Aku berkata kepadamu, lebih mudah seekor unta masuk melalui lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah." (Matius 19:24).

Hal ini dipertegas dengan apa yang dinyatakan dalam Wahyu 3:14-22, yang merupakan pesan Tuhan Yesus kepada jemaat di Laodikia. Jemaat di Laodikia adalah jemaat yang kaya secara materi. Mereka berdagang emas, salep mata yang sangat terkenal, dan juga berdagang baju-baju. Mereka berkata: aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa.

Jadi tipu daya kekayaan dan kenikmatan hidup akan membuat orang Kristen suam-suam kuku dan tidak berbuah itu akan dimuntahkan oleh Tuhan Yesus. Artinya mereka akan kehilangan keselamatan kalau mereka tidak bertobat.

Isi dan sharing

Bagaimana sikap kita saat diberkati namun tetap bertumbuh dan "on fire"?

  1. Jangan mengejar kekayaan.
  2. “Tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan. Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.” (1 Timotius 6:9-10)

    Mengejar kekayaan sangat berpotensi membuat seseorang menjadi kehilangan banyak waktu untuk bersekutu dan beribadah dengan Tuhan Yesus, memiliki waktu yang berkualitas dengan keluarga dan bersosialisasi dengan lingkungan sekitar kita. Mereka yang mengejar kekayaan selalu mengukur waktunya dengan uang. "Time is Money!" Bahkan tidak sedikit dari mereka yang mengejar kekayaan jatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan berbagai hawa nafsu. Misalnya mencari jalan pintas untuk memperoleh kekayaan tanpa mempedulikan apakah cara tersebut sesuai dengan Alkitab atau tidak.

    Gembala Sidang/Pembina menyampaikan: "Jadi hati-hati dengan tipu daya kekayaan dan kenikmatan hidup. Karena itu bisa membuat orang kehilangan keselamatan. "

  3. Jangan menggantungkan pengharapan kepada kekayaan.
  4. "Peringatkanlah kepada orang-orang kaya di dunia ini agar mereka jangan tinggi hati dan jangan berharap pada sesuatu yang tak tentu seperti kekayaan, melainkan pada Allah yang dalam kekayaan-Nya memberikan kepada kita segala sesuatu untuk dinikmati." (1 Timotius 6:17)

    Apa yang dialami oleh Ayub, menjadi suatu bukti hidup bagi kita bahwa harta yang kita miliki dengan mudahnya dapat habis dan hilang hanya dengan sekejap mata saja (Ayub 1:13-17). Ayub belajar melalui proses kehilangan harta, namun ia mendapatkan yang jauh lebih berharga, yakni pengenalan secara pribadi akan TUHAN yang disembahnya. Sangat berbeda dengan pemuda kaya yang datang kepada Tuhan Yesus.

    "Kata orang muda itu kepada-Nya: "Semuanya itu telah kuturuti, apa lagi yang masih kurang?" Kata Yesus kepadanya: "Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku." Ketika orang muda itu mendengar perkataan itu, pergilah ia dengan sedih, sebab banyak hartanya." (Matius 19:20-22)

  5. Pergunakanlah kekayaan untuk menjadi berkat bagi orang lain.
  6. "Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat." (Kejadian 12:2)

    "Diberkati" tidak bisa dilepaskan dengan "menjadi berkat", sebab itu adalah salah satu tujuan utama mengapa TUHAN memberkati kita, yakni agar kita menggunakan kekayaan tersebut untuk menjadi berkat bagi banyak orang dan bukan sekedar hanya untuk dinikmati diri kita sendiri atau keluarga saja.

Kesaksian

Apa yang Anda akan lakukan saat Tuhan memberkati dengan berlimpah-limpah, sudahkah Anda melakukannya?

Kesimpulan dan saling mendoakan

Saat kita diberkati tidak menjadi sombong, ketika berkekurangan kita tidak bersungut-sungut kepada Tuhan.