Article: 20201213/RK: Perbedaan antara revisi

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari
(upd)
 
k (upd)
Baris 6: Baris 6:
| minggu = 50
| minggu = 50
| tanggal = {{#time: Y-m-d|2020-W50-7}}
| tanggal = {{#time: Y-m-d|2020-W50-7}}
| nama= Paul Jary Tuanakotta
| nama= Paul Tuanakotta
| namalengkap= Pdp Paul Tuanakotta, SKom, CBC
| namalengkap= Pdp Paul Tuanakotta, SKom, CBC
| readmore = {{{readmore|}}}
| readmore = {{{readmore|}}}

Revisi per 28 Februari 2021 18.45

MorningDevotion.jpgMorningDevotion.jpg
Renungan khusus
Tanggal13 Desember 2020
PenulisPdp Paul Tuanakotta, SKom, CBC
Sebelumnya
Selanjutnya

Sesudah Musa hamba TUHAN itu mati, berfirmanlah TUHAN kepada Yosua bin Nun, abdi Musa itu, demikian: "Hamba-Ku Musa telah mati; sebab itu bersiaplah sekarang, seberangilah sungai Yordan ini, engkau dan seluruh bangsa ini, menuju negeri yang akan Kuberikan kepada mereka, kepada orang Israel itu.” (Yosua 1:1-2)

Ketika Musa mati, Tuhan tidak membiarkan bangsa Israel hidup tanpa pemimpin. Sebaliknya Tuhan sudah mempersiapkan orang yang dipilih-Nya untuk menggantikan Musa. Generasi baru pemimpin Israel tersebut adalah Yosua.

Yosua bukan Musa, tetapi Yosua tidak kalah kualitas kepemimpinannya dari pada Musa. Tuhan sendiri yang sudah mempersiapkan Yosua untuk memimpin bangsa Israel dan melanjutkan visi mereka untuk masuk dan menduduki tanah perjanjian.

Dari ‘Hosea’ menjadi ‘Yosua’

Bilangan 13 mencatat bahwa Yosua adalah anak dari Nun (Yosua bin Nun) dari suku Efraim, dicatat juga bahwa Yosua dilahirkan dengan nama ‘Hosea’ yang memiliki makna ‘Keselamatan’. (Bilangan 13:8)

Musa kemudian mengganti namanya menjadi ‘Yosua’ yang berarti ‘Tuhan adalah Keselamatan’. (Bilangan 13:16)

Kedua nama tersebut sangat penting artinya.

  • Hosea - Keselamatan
    Ketika Nun dari suku Efraim itu memberi nama anak mereka Hosea, dapat dipastikan karena mereka menjadi saksi kesetiaan Tuhan dalam menyelamatkan bangsa Israel.
  • Yosua - Tuhan adalah Keselamatan
    Dalam bahasa Ibrani, perubahan Hosea (Hoshea) menjadi Yosua (Yehoshua) adalah penambahan suku kata ‘Yeho’ dari kata Yehovah (TUHAN).

Ketika Musa mengganti nama Hosea menjadi Yosua tentunya ada alasan yang kuat.

Penambahan kata Yehovah di depan nama Hosea mengisyaratkan bahwa Musa melihat kualitas ilahi pada diri Yosua. Perubahan nama ini juga berfungsi untuk mengingatkan kepada Yosua bahwa ia memikul tanggung jawab yang suci dan juga mengingatkan kepada Yosua bahwa Tuhanlah pemimpin dan Juruselamat Israel yang sebenarnya.

Satu catatan penting lain mengenai nama Yosua adalah bahwa dalam bahasa Yunani nama Yosua disebut dengan ‘Yesus’.

“Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka." (Matius 1:21)

Yosua adalah bayangan dari Yesus. Tuhan memakai Yosua untuk membawa orang Israel masuk ke tempat perhentian fisik di bumi ini. Tuhan memakai Yesus untuk membawa orang percaya masuk ke tempat perhentian yang kekal. (Ibrani 4:8)

Empat tahap perjalanan hidup Yosua

#1 Sebagai budak

Yosua lahir dalam sebuah keluarga yang menjadi budak di Mesir. Ia tumbuh sambil menyaksikan seluruh orang Israel di Mesir dipaksa untuk hidup sebagai budak, di mana segala pekerjaan yang berat dipaksakan orang Mesir kepada orang Israel. (Keluaran 1:11-14)

Tentunya hal ini bukanlah masa kecil yang indah bagi Yosua.

Tetapi iman Yosua kepada Tuhan bertumbuh ketika ia menyaksikan bagaimana Tuhan bekerja dengan tanda-tanda dan mujizat yang luar biasa untuk membebaskan orang Israel dari Mesir. Sepuluh tulah orang Mesir dimulai dengan air sungai Nil yang menjadi darah, serbuan katak, serbuan nyamuk, serbuan pikat, matinya ternak orang Mesir, barah pada tubuh orang dan binatang Mesir, hujan es yang dahsyat, serbuan belalang dan kegelapan. Hanya tempat tinggal orang Israel di Gosyen saja yang tidak terpengaruh oleh tulah-tulah tersebut. (Keluaran 7-13)

Berdasarkan catatan silsilah dalam I Tawarikh 7:22-27, tercatat bahwa Yosua adalah anak sulung dari Nun. Jadi Yosua adalah salah satu dari anak sulung bangsa Israel yang selamat dari peristiwa tulah kesepuluh di Mesir yang sering disebut peristiwa Paskah pertama. (Keluaran 13)

Ketika anak-anak sulung orang Mesir mati kena tulah, anak-anak sulung orang Israel selamat karena ada tanda darah anak domba pada palang pintu rumah mereka.

#2 Sebagai abdi Musa

“Maka menjawablah Yosua bin Nun, yang sejak mudanya menjadi abdi Musa” (Bilangan 11:28a)

Ketika Yosua masih muda, ia diangkat menjadi abdi atau pelayan Musa. Ini berarti sejak muda Yosua sudah menjadi pelayan dari sang pemimpin bangsa Israel. Hal ini tentunya memberikan kesempatan bagi Yosua untuk belajar dari Musa mengenai cara memimpin.

Hanya Yosua yang mendapat ijin untuk mengikuti Musa naik ke gunung Sinai di mana Tuhan memberikan hukum Taurat kepada orang Israel, sementara seluruh bangsa Israel yang lain harus menunggu di perkemahan. (Keluaran 24:12-14)

Tentunya ini adalah sebuah kehormatan yang luar biasa bagi seseorang yang masih muda seperti Yosua. Memang ada saat di mana Yosua harus tinggal di pertengahan jalan, sementara Musa sendiri yang menerima loh batu yang berisi 10 perintah Allah.

Dalam kitab Keluaran 33:7-11 disebutkan bahwa Yosua mempunyai tugas untuk menjaga kemah pertemuan, yaitu kemah di mana Musa bisa berbicara sambil berhadapan muka dengan Tuhan. Lewat penugasan ini, Yosua belajar bagaimana hidup dalam hadirat Tuhan.

Yosua juga pernah melakukan kesalahan sehingga ia harus belajar mengenai kerendahan hati. Yosua mencoba untuk membela otoritas kenabian Musa dalam Bilangan 11:25-29. Musa menegur Yosua supaya tidak membuat karunia yang Tuhan berikan sebagai sesuatu yang eksklusif. Seolah-olah karunia Tuhan (dalam kasus ini karunia nabi) hanya untuk orang-orang tertentu saja.

Murid-murid Tuhan Yesus juga pernah melakukan kesalahan yang serupa seperti Yosua:

Yohanes berkata: "Guru, kami lihat seorang mengusir setan demi nama-Mu, lalu kami cegah orang itu, karena ia bukan pengikut kita."
Yesus berkata kepadanya: "Jangan kamu cegah, sebab barangsiapa tidak melawan kamu, ia ada di pihak kamu."
(Lukas 9:49-50)

Jadi dalam tahap kedua dari kehidupan Yosua, yaitu sebagai abdi Musa, Tuhan mempersiapkan Yosua sebagai penerus Musa. Sebagai pemimpin yang hidup dan beribadah dalam hadirat dan kasih karunia Tuhan.

#3 Sebagai prajurit

Catatan pertama mengenai Yosua sebenarnya ditulis dalam kitab Keluaran ketika Yosua mengalahkan orang Amalek:

“Musa berkata kepada Yosua: "Pilihlah orang-orang bagi kita, lalu keluarlah berperang melawan orang Amalek, besok aku akan berdiri di puncak bukit itu dengan memegang tongkat Allah di tanganku."
Lalu Yosua melakukan seperti yang dikatakan Musa kepadanya dan berperang melawan orang Amalek; tetapi Musa, Harun dan Hur telah naik ke puncak bukit… Demikianlah Yosua mengalahkan Amalek dan rakyatnya dengan mata pedang.” (Keluaran 17:9-10; 17:13)

Dari catatan ini sudah terlihat kemampuan Yosua sebagai pemimpin militer yang handal. Sebagai seorang prajurit, Yosua harus belajar untuk berani menghadapi musuh dalam pertempuran. Peristiwa peperangan dengan orang Amalek juga mengingatkan Yosua bahwa Allah ada di pihaknya. (Keluaran 17:14)

#4 Sebagai mata-mata

Ketika bangsa Israel sampai di perbatasan tanah Kanaan, Tuhan memerintahkan Musa memilih dua belas orang sebagai mata-mata untuk masuk dan mengintai situasi dan kondisi tanah Kanaan. Salah satu dari dua belas pengintai tersebut adalah Yosua. Setelah 40 hari mengintai daerah tersebut, kedua belas orang mata-mata itu pulang dan melaporkan kepada Musa dan segenap bangsa Israel bahwa daerah tersebut memang sangat baik. (Bilangan 13:27)

Tetapi kemudian mereka juga berkata bahwa bangsa-bangsa yang diam di Tanah Perjanjian itu sangat kuat-kuat bahkan ada orang-orang raksasa dari suku Enak. Sepuluh dari dua belas pengintai dengan terang-terangan menunjukkan ketidakpercayaan mereka bahwa orang Israel dapat mengalahkan bangsa-bangsa yang menduduki tanah Perjanjian. Hanya Yosua dan Kaleb yang berkata bahwa dengan pertolongan Tuhan, bangsa Israel dapat mengalahkan musuh-musuh mereka. (Bilangan 13:33)

Tetapi bangsa Israel lebih percaya kepada sepuluh pengintai tersebut. Mereka bersungut-sungut, bahkan membuat rencana untuk kembali ke Mesir. Pada titik ini, Yosua dan Kaleb menunjukkan iman mereka dan bersaksi kepada orang Israel. Tetapi tetap saja bangsa itu tidak percaya kepada mereka. Kalau saja Tuhan tidak bertindak, Yosua dan Kaleb sudah mati dirajam batu oleh orang Israel. (Bilangan 14:1-10)

Dan karena ketidakpercayaan orang Israel, dari seluruh generasi bangsa Israel yang berusia 20 tahun ke atas, hanya Yosua dan Kaleb yang diperbolehkan masuk ke tanah Perjanjian. Bangsa Israel harus mengembara di padang gurun selama 40 tahun, yaitu sampai semua yang berusia 20 tahun ke atas mati di padang gurun, barulah sisanya diperbolehkan masuk ke tanah Kanaan. (Bilangan 14:27-38)

Yosua membawa kabar baik mengenai Tanah Perjanjian yang sudah disediakan Tuhan bagi bangsa Israel. “Kabar baik” dalam bahasa Yunani adalah “Injil”. Seperti Yosua, demikianlah Yesus membawa kabar baik mengenai hidup kekal yang disediakan Tuhan bagi seluruh umat Manusia. Bahkan Yesus sendirilah kabar baik itu. Bagaimana dengan kita? Yesus berkata kepada kita murid-murid-Nya:

“Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.” (Kisah Para Rasul 1:8)

Teladan hidup Yosua

Dari pelajaran mengenai hidup Yosua yang dipersiapkan untuk memasuki Tanah Perjanjian ada beberapa aplikasi praktis yang dapat kita lakukan:

  1. Melalui ujian waktu
  2. Yosua menjadi pemimpin yang dipakai Tuhan melalui proses seumur hidup. Ia setia kepada Musa dan kepada Tuhan. Dapat dibayangkan ketika Tuhan menghukum bangsa Israel untuk mengembara di padang gurun selama 40 tahun, Yosua yang sebenarnya percaya kepada Tuhan, harus bersabar dan ikut menunggu selama 40 tahun, sebelum ia bisa masuk ke tanah perjanjian.

    Yosua memegang teguh janji Tuhan bahwa satu saat, ia dan Kaleb akan masuk ke tanah perjanjian. Ia membuktikan bahwa dirinya dapat dipercayai. (1 Korintus 4:2)

  3. Mengandalkan Tuhan
  4. Yosua sadar bahwa memang Tuhan memakai dirinya untuk menyelesaikan pekerjaan Tuhan. Tetapi di lain pihak Yosua sendiri tidak bisa bekerja tanpa mengandalkan kekuatan Tuhan.

    Demikian pula dengan kita semua. Jika bukan Tuhan yang memampukan kita, kita tidak bisa berbuat apa-apa. (Filipi 2:12-13)

  5. Mulai melayani Tuhan dari sekarang
  6. Pada awal hidupnya, Yosua sendiri tidak sadar bahwa suatu saat ia akan dipilih Tuhan untuk menggantikan Musa menjadi pemimpin bangsa Israel. Yosua hanya taat dan setia melakukan semua tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

    Kita melihat bahwa ketika Yosua diangkat menjadi pengganti Musa, Tuhan sendiri yang secara langsung memberi peneguhan kepada Yosua.

    Pada saat Yosua menjadi pemimpin bangsa Israel umurnya sekitar 96 tahun. Selama tujuh tahun orang Israel berperang menaklukkan bangsa-bangsa yang menduduki Tanah Perjanjian. Kemudian selama tujuh tahun berikutnya bangsa Israel membagi-bagi Tanah Perjanjian kepada dua belas suku Israel. Yosua mati pada saat ia berumur 110 tahun. (Yosua 24:29)

    Di akhir hidupnya, Yosua bersaksi bahwa ia melihat sendiri bagaimana Tuhan tidak pernah mengingkari janji-Nya. Ini sebagai bukti dari kesaksian iman Yosua yang tumbuh selama hidupnya. (PT)

“Maka sekarang, sebentar lagi aku akan menempuh jalan segala yang fana.
Sebab itu insaflah dengan segenap hatimu dan segenap jiwamu,
bahwa satupun dari segala yang baik yang telah dijanjikan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu,
tidak ada yang tidak dipenuhi.
Semuanya telah digenapi bagimu.
Tidak ada satupun yang tidak dipenuhi.”
Yosua 23:14

Sumber

  • Pdp Paul Tuanakotta, SKom, CBC (13 Desember 2020). "Renungan Khusus". Warta Jemaat. GBI Jalan Gatot Subroto. Diakses pada 12 Desember 2020.

    Sesudah Musa hamba TUHAN itu mati, berfirmanlah TUHAN kepada Yosua bin Nun, abdi Musa itu, demikian: "Hamba-Ku Musa telah mati; sebab itu bersiaplah sekarang, seberangilah sungai Yordan ini, engkau dan seluruh bangsa ini, menuju negeri yang akan Kuberikan kepada mereka, kepada orang Israel itu.” (Yosua 1:1-2)