Kejujuran yang mendatangkan berkat

Dari GBI Danau Bogor Raya
Revisi sejak 19 Februari 2021 15.35 oleh Leo (bicara | kontrib) (upd)
Lompat ke: navigasi, cari

Fenomena sosial bangsa saat ini menunjukkan disorientasi nilai yang sangat memprihatinkan. Banyak elite politik korup, masyarakat bermental instan ingin kaya gampang marah serta aparat negara bertindak brutal. Salah satu akar masalahnya adalah kepemimpinan yang lemah dan tidak mampu memberikan keteladanan ". Demikian tulisan di surat kabar Kompas 09 Maret 2013. Sebagai umat Tuhan yang dilahirkan dan hidup di tanah air Indonesia kita tidak bisa tinggal diam hanya berpangku tangan atau malah hanyut ke dalam tawaran dunia yaitu keinginan mata keinginan daging dan keangkuhan hidup. Tuhan berfirman: "Bangkitlah, menjadi teranglah, sebab terangmu datang, dan kemuliaan TUHAN terbit atasmu. Sebab sesungguhnya, kegelapan menutupi bumi, dan kekelaman menutupi bangsa-bangsa; tetapi terang TUHAN terbit atasmu, dan kemuliaan-Nya menjadi nyata atasmu. Bangsa-bangsa berduyun-duyun datang kepada terangmu, dan raja-raja kepada cahaya yang terbit bagimu.” (Yesaya 60:1-3)

Bagaimana hidup yang menjadi terang sehingga bangsa-bangsa akan datang kepada terang Tuhan?

Yaitu dengan kita berlaku "Jujur"! Firman-Nya menyatakan: "Berkat orang jujur memperkembangkan kota, tetapi mulut orang fasik meruntuhkannya." (Amsal 11:11)

Seorang pensiunan di kota Braunschweig, Jerman, sangat terkejut ketika ia membeli daging seharga Rp 69.000,-(dikonversi ke mata uang rupiah) namun ternyata di kantong yang dibawanya pulang berisi uang sebanyak Rp 24.700.000,-. Rupanya secara tak sengaja pegawai toko memberinya bungkusan yang salah, lalu segera ia menelpon polisi dan mengembalikan uang itu. Sebagai imbalan atas kejujurannya, ia mendapatkan hadiah sekeranjang sosis dan uang Rp 1.200.000,-.

Firman Tuhan dengan jelas menyatakan bahwa kejujuran bukan hanya mendatangkan berkat bagi orang yang bersangkutan saja namun bisa meluas ke lingkungan tempat tinggalnya bahkan sampai kota dan bangsanya. Tindakan yang jujur bersumber dari hati yang tulus, kesediaan untuk mempraktekkan kebenaran dan penghargaan pada proses kerja yang berbuahkan karakter Kristus. Sedangkan orang fasik mengejar hasil yang melimpah secara manipulatif.

Komunitas apapun tidak mungkin maju dan nyaman untuk didiami jika tidak dibangun di atas kejujuran dan ketulusan warganya.

Menurut sebuah survei, keunggulan suatu negara dan kepuasan warganya tidak ditentukan kekayaan alamnya melainkan ditentukan dari bangunan relasi masyarakat yang berlandaskan kerja keras, kepercayaan masyarakat terhadap lembaga pemerintahan dan penegak hukum serta adanya penghormatan terhadap hak asasi manusia.

Apakah Saudara rindu bangsa Indonesia menjadi bangsa yang unggul dan diberkati oleh Tuhan? Sebagai orang beriman kepada Yesus Kristus kita harus mengedepankan kejujuran di dalam kehidupan keluarga, bekerja, pelayanan, studi, dan dalam segala hal, maka terang Kristus akan memancar di dalam kehidupan kita, kemuliaan Tuhan akan terbit pada umat-Nya dan membuat bangsa-bangsa akan menyembah Tuhan dan kita akan melihat Indonesia tidak akan pernah sama lagi karena kejujuran mendatangkan berkat sedangkan kefasikan merusak masyarakat.

Sumber