Unity in Christ (1)

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari
Unity in Christ (1)
Logo Cool.png
Suplemen Diskusi COOL
PeriodeOktober 2011
MingguIV (2011-43)
Sebelumnya
    Selanjutnya

      Hari-hari ini Gembala Pembina kita, Pdt Dr Ir Niko Njotorahardjo sedang banyak berbicara tentang Restorasi Pondok Daud, yaitu Doa, Pujian, Penyembahan, Bersama-sama dalam UNITY, siang dan malam. Dan topik saat ini, kita akan membahas mengenai UNITY.

      Kata “Unity” dalam bahasa Yunani menggunakan kata “Henotes”, yang jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia memiliki arti: “kesatuan”, “kesehatian” dan “kebulatan suara”. Kesatuan adalah sesuatu yang sangat penting bagi pertumbuhan gereja Tuhan hari-hari ini, sebab dengan begitu banyaknya denominasi/organisasi Gereja, membuat kesan seolah-olah Gereja terpisah-pisah antara satu dengan yang lainnya. Hal ini juga yang membuat kata “unity” seolah-olah menjadi sesuatu tidak akan pernah mungkin dapat terjadi.

      Doa syafaat Tuhan Yesus yang terakhir untuk para murid-Nya dan semua orang percaya sebelum Ia ditangkap oleh prajurit Roma dan kemudian disalibkan dalam Yohanes 17:21 berbunyi demikian: "Supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau", menunjukkan dengan jelas keinginan-Nya yang sangat mendalam agar para murid dan semua orang percaya hidup dalam persatuan/unity. Karena Tuhan Yesus sendiri yang berdoa agar kita yang adalah Gereja-Nya hidup dalam persatuan, maka sudah menjadi kewajiban kita sebagai Gereja-Nya untuk menjawab doa Yesus ini. Sebenarnya bentuk kesatuan yang seperti apakah yang dikehendaki oleh Tuhan Yesus?

      Bentuk kesatuan yang didoakan oleh Tuhan Yesus bukanlah kesatuan secara organisasi Gereja, sebab konsep Gereja menurut Alkitab bukanlah berbicara mengenai gedung/bangunannya secara fisik atau merek organisasi gereja, tetapi Gereja pada hakekatnya adalah orangnya. Kata “Gereja” berasal dari bahasa Yunani “Ekklesia” yang memiliki arti: “Kumpulan orang-orang yang dipanggil keluar dari kegelapan dunia ini kepada terang Kristus”.

      Jika kita membaca Kitab Injil Yohanes Pasal 17 ini dengan seksama, maka menjadi jelaslah bahwa kesatuan yang dikehendaki Kristus sesungguhnya bukanlah kesatuan dalam bentuk keseragaman gedung dan bangunannya atau kesatuan dalam bentuk merek organisasi Gereja, melainkan kesatuan dari orang-orang percaya yang berlandaskan pada:

      1. Kehidupan di dalam Kristus (Yohanes 17:23)
      2. Sebagai orang percaya, kita wajib hidup di dalam Kristus. Di dalam Yesus, kehidupan lama yang penuh dengan dosa dan pelanggaran harus “sudah berlalu”, semuanya harus ditanggalkan, dan sesungguhnya kehidupan yang baru di dalam Tuhan “sudah datang” yaitu kehidupan yang suci, kudus, diberkati berlimpah, dan lain sebagainya. Sebab, barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup (1 Yohanes 2:6)
      3. Mengenal dan mengalami kasih Bapa serta persekutuan dengan Kristus (Yohanes 17:26)
      4. Ketika kita mengalami perjumpaan dengan Yesus, maka secara otomatis kita juga akan mengalami kasih Bapa, sebab barangsiapa berjumpa dengan Yesus maka dia juga sudah berjumpa dengan Bapa, sebab Yesus dan Bapa adalah satu (Yohanes 10:30). Kasih Bapa itu akan mengalir dalam hati kita dan membuat hidup kita berubah menjadi semakin mencintai Tuhan dan memuliakan Tuhan dalam hidup ini.
      5. Keterpisahan dari keduniawian (Yohanes 17:14-16)
      6. Sebagai anak Tuhan, kita harus menyadari bahwa rumah kita yang sesungguhnya bukanlah di dalam dunia ini. Rumah kita yang sesungguhnya itu adanya di surga. Dunia ini adalah sebuah tempat persinggahan sementara untuk menentukan perjalanan kehidupan kita yang selanjutnya yaitu Rumah Bapa di surga. Karena itu setiap orang percaya tidak boleh terikat dengan apa pun juga yang ada di dalam dunia ini. Kita memang masih hidup dalam dunia, tetapi kita tidak boleh menjadi “serupa” dengan dunia ini, artinya kita harus menjadi pribadi yang “berbeda”. Jika orang dunia melakukan korupsi, mencuri, membunuh, berzinah, berbohong, dan lain sebagainya maka, sebagai anak Tuhan kita tidak boleh melakukan hal-hal itu, bahkan sebagai anak Tuhan, kita harus membawa nilai-nilai/prinsip-prinsip Kristus ke dalam dunia ini.
      7. Kekudusan dan kebenaran di dalam Kristus (Yohanes 17:17, 19)
      8. Sejak manusia pertama Adam dan Hawa jatuh dalam dosa, Alkitab mencatat bahwa dosa merasuk ke dalam dunia dan akibatnya semua manusia menjadi berdosa. Karakter manusia jadi rusak, manusia mengalami degradasi moral yang sangat parah. Untuk itu kita membutuhkan Firman Tuhan sebagai standar moral tertinggi untuk memperbaiki karakter dan tingkah laku agar berubah menjadi seperti yang Tuhan inginkan dalam hidup kita.
      9. Menerima dan mempercayai Firman Allah (Yohanes 17:6, 8, 17)
      10. Sebagai orang percaya, kita harus bisa menerima Alkitab yang adalah Firman Allah sebagai otoritas tertinggi dalam kehidupan ini. Kita harus bisa menerima dan mempercayai Alkitab lebih dari apa pun juga. Ada banyak orang Kristen yang hanya bisa mempercayai Firman hanya pada waktu senang saja, tetapi ketika badai kehidupan datang melanda, mereka mulai goyah, panik, frustrasi, dan mulai mengalihkan imannya kepada dunia ini. Contoh, lihatlah ada begitu banyak orang Kristen yang masih suka pergi ke dukun dan paranormal untuk mencari pemecahan masalah hidup mereka.
      11. Ketaatan kepada Firman Allah (Yohanes 17:6)
      12. Tidak cukup kita hanya menerima Firman Tuhan saja, selanjutnya kita harus menuruti Firman itu, melakukan dan “menghidupi” Firman Tuhan tersebut, kita harus membuat Firman itu menjadi “nyata” dalam hidup kita. Tentu untuk dapat melakukan semua itu, kita membutuhkan pertolongan Roh Kudus.
      13. Keinginan untuk membawa jiwa-jiwa kepada Kristus (Yohanes 17:21, 23)
      14. Pengalaman kelahiran kembali (lahir baru), saat seseorang mengetahui dengan pasti bahwa dia sudah diselamatkan dari neraka kekal kepada surga kekal, dan bahwa semua dosanya sudah diampuni, akan melahirkan rasa “belas kasihan” kepada jiwa-jiwa yang belum tersesat. Perasaan ini akan begitu kuatnya mendorong dia untuk membawa jiwa-jiwa kepada Kristus. Karena itu mari bersaksi tentang kebaikan Tuhan dalam hidupmu dan miliki perasaan “belas kasihan” untuk jiwa-jiwa yang tersesat.

      Satukan kami,
      Satu dalam kuasa-Mu sebab kami bersaudara,
      Biar kami satu
      S'perti kau dan Bapa satu, Dunia lihat kau dalam kami

      (Ref) Jadikan kami sehati, sepikir, biar kehendak-Mu jadi
      Tuk menyatakan rahmat-Mu
      Jadikan kami satu

      Sumber