Sudah digenapi! (9 Weeks of Breakthroughs)

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari
Sudah digenapi!
Buletin 9 Weeks of Breakthroughs.jpg
9 Weeks of Breakthroughs
PeriodeMinggu IX
Tanggal18 Desember 2010
Oleh/ptk
SebelumnyaJangan berubah setia! (Pdt Sutadi Rusli)
SelanjutnyaPokok-pokok doa IX
Buletin #10

Minggu ini adalah yang terakhir dari “9 Weeks of Breakthroughs!” Selama delapan minggu kita melihat teladan dari Yosua dan bangsa Israel. Mari kita melihat lagi secara sekilas.

  • Minggu I: 7 Pesan Awal
Kita membahas mengenai bagaimana Yosua yang diangkat menggantikan Musa sebagai pemimpin bangsa Israel dan Tuhan memberikan pesan-pesan kepada Yosua.
  • Minggu II: Generasi Penerobos
Kita membahas mengenai kehidupan Yosua sejak kecil hingga ia menjadi pemimpin bangsa Israel sebagai teladan bangkitnya sebuah generasi penerobos.
  • Minggu III: Iman yang menyelamatkan
Kita membahas mengenai iman Rahab yang walaupun bukan orang Israel, tetapi percaya kepada Allah. Imannya menyelamatkan Rahab dan seisi keluarganya. Kita diingatkan untuk memiliki iman percaya kepada Tuhan Yesus supaya dapat diselamatkan dari hukuman dosa yaitu maut.
  • Minggu IV: Kuduskanlah dirimu
Kita membahas mengenai bagaimana orang Israel menyeberangi sungai Yordan dengan mujizat, yaitu ketika Allah membendung sungai Yordan hingga kering dan orang Israel bisa lewat. Pada minggu ini juga kita diingatkan kepada Sakramen Baptisan Air.
  • Minggu V: Perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku
Kita membahas mengenai 12 batu peringatan yang didirikan oleh orang Israel terhadap apa yang Tuhan lakukan dengan mengeringkan sungai Yordan. Dalam hidup sebagai orang percaya, penting untuk selalu memperingati apa yang sudah Tuhan lakukan bagi kita, salah satunya lewat Perjamuan Kudus.
  • Minggu VI: Persiapan rohani sebelum memasuki peperangan
Kita membahas mengenai tradisi sunat yang dilakukan oleh bangsa Israel sebagai bentuk ketaatan dan iman mereka kepada Tuhan. Kita juga melihat bagaimana Yosua bertemu dengan Panglima Balatentara Surga yaitu Pribadi Kedua dari Allah Tritunggal, Anak Allah sendiri.
  • Minggu VII: Lebih dari pemenang
Kita membahas mengenai runtuhnya kota pertama dalam peperangan merebut Tanah Perjanjian yaitu Yerikho. Lewat cara yang ajaib, Tuhan membuat tembok Yerikho runtuh. Kita diajak bersama-sama untuk melakukan peperangan rohani.
  • Minggu VIII: Jangan sampai menyimpang
Kita membahas mengenai kekalahan bangsa Israel di Ai dan penyebabnya yaitu perbuatan yang dilakukan oleh Akhan.

Dan jika kita membaca kitab Yosua mulai dari pasal 8 hingga pasal yang ke 12 kita akan melihat bagaimana bangsa Israel kemudian mulai menundukkan raja-raja Kanaan di daerah selatan, kemudian ke daerah utara. Sering kali kita melihat bagaimana Tuhan melakukan mujizat dan tanda-tanda ajaib untuk mendukung peperangan bangsa Israel, bahkan membuat Matahari tidak terbenam (Yosua 10:13)

Pada pasal 13-24 kita melihat bagaimana bangsa Israel mulai menduduki Tanah Perjanjian sesuai dengan daerah-daerah yang sudah ditetapkan oleh Tuhan sebelumnya. Hanya kota Yerusalem yang belum dikalahkan oleh Yosua. Daud yang akan merebut Yerusalem dari tangan orang-orang Yebus kira-kira 200 tahun kemudian.

Pada minggu yang kesembilan ini kita akan melihat pesan akhir yang diberikan oleh Yosua kepada bangsa Israel sebelum akhirnya Yosua tutup usia. Pada saat itu bangsa Israel sudah mendiami Tanah Perjanjian bahkan sudah hidup dalam kondisi yang aman.

Lama setelah TUHAN mengaruniakan keamanan kepada orang Israel ke segala penjuru terhadap semua musuhnya, dan ketika Yosua telah tua dan lanjut umur. (Yosua 23:1)

Kemudian Yosua memberikan pesan-pesannya dimulai dengan mengingatkan bangsa Israel mengenai apa yang sudah Tuhan lakukan bagi mereka selama ini.

Dipanggilnya seluruh orang Israel, para tua-tuanya, para kepalanya, para hakimnya dan para pengatur pasukannya dan berkata kepada mereka: "Aku telah tua dan sangat lanjut umur, dan kamu ini telah melihat segala yang dilakukan TUHAN, Allahmu, kepada semua bangsa di sini demi kamu, sebab TUHAN, Allahmu, Dialah yang telah berperang bagi kamu. Ingatlah, aku telah membagikan dengan membuang undi bangsa-bangsa yang masih tinggal ini kepada suku-sukumu menjadi milik pusakamu, seperti juga semua bangsa yang telah kulenyapkan hari itu, mulai dari sungai Yordan sampai ke Laut Besar di sebelah matahari terbenam. Dan TUHAN, Allahmu, Dialah yang akan mengusir dan menghalau mereka dari depanmu, sehingga kamu menduduki negeri mereka, seperti yang dijanjikan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu. (Yosua 23:2-5)

Pesan terakhir Yosua

Setelah itu Yosua memberikan pesan kepada bangsa Israel mengenai apa yang harus mereka lakukan selanjutnya:

  1. Pelihara dan lakukan Firman Tuhan
  2. Jagalah pergaulan
  3. Tetap setia kepada Tuhan
  4. Jika Tuhan di pihak kita, siapakah lawan kita?
  5. Satu orang mengalahkan 1000 orang
  6. Kasihilah Tuhan Allahmu
  7. Semuanya sudah digenapi

Pelihara dan lakukan Firman Tuhan

Kuatkanlah benar-benar hatimu dalam memelihara dan melakukan segala yang tertulis dalam kitab hukum Musa, supaya kamu jangan menyimpang ke kanan atau ke kiri. (Yosua 23:6)

Pesan Yosua dimulai dengan kata “Kuatkanlah” yaitu kata yang Allah sendiri ingatkan kepada Yosua.

Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, sebab engkaulah yang akan memimpin bangsa ini memiliki negeri yang Kujanjikan dengan bersumpah kepada nenek moyang mereka untuk diberikan kepada mereka. Hanya, kuatkan dan teguhkanlah hatimu dengan sungguh-sungguh, bertindaklah hati-hati sesuai dengan seluruh hukum yang telah diperintahkan kepadamu oleh hamba-Ku Musa; janganlah menyimpang ke kanan atau ke kiri, supaya engkau beruntung, ke manapun engkau pergi. (Yosua 1:6)

Dengan kata lain, Yosua sudah menguatkan dan meneguhkan hatinya, oleh karena itu ia memberi nasihat kepada bangsa Israel untuk ikut teladannya dan menguatkan hati mereka. Terutama dalam hal mengikuti Firman Tuhan. Pengalaman Yosua dalam mengikuti Firman Tuhan, bukan saja hukum Taurat tetapi juga tuntunan yang Tuhan firmankan langsung kepada Yosua selama peperangan bangsa Israel merebut Tanah Perjanjian.

Jagalah pergaulan

Dan supaya kamu jangan bergaul dengan bangsa-bangsa yang masih tinggal di antaramu itu, serta mengakui nama allah mereka dan bersumpah demi nama itu, dan beribadah atau sujud menyembah kepada mereka. (Yosua 23:7)

Sebab jika kamu berbalik dan berpaut kepada sisa bangsa-bangsa ini yang masih tinggal di antara kamu, kawin-mengawin dengan mereka serta bergaul dengan mereka dan mereka dengan kamu, maka ketahuilah dengan sesungguhnya, bahwa TUHAN, Allahmu, tidak akan menghalau lagi bangsa-bangsa itu dari depanmu. Tetapi mereka akan menjadi perangkap dan jerat bagimu, menjadi cambuk pada lambungmu dan duri di matamu, sampai kamu binasa dari tanah yang baik ini, yang telah diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu. (Yosua 23:12-13)

Walaupun Yosua dan bangsa Israel sudah menaklukkan kota-kota dan raja-raja Kanaan di Tanah Perjanjian, tetapi orang Kanaan masih banyak yang tinggal di daerah itu. Jika kita perhatikan setiap kali mereka mengalahkan suatu kota, Yosua dan bangsa Israel kembali ke markas mereka di Gilgal. Penduduk kota dan raja mereka biasanya sudah dibinasakan, tetapi mereka tidak segera menduduki kota tersebut. Penyerangan yang mereka lakukan lebih kepada melumpuhkan kekuatan musuh terlebih dahulu. Jadi ketika suku-suku Israel mulai masuk untuk menduduki wilayah mereka, orang Kanaan masih ada di sana.

Oleh sebab itu Yosua merasa sangat penting untuk mengingatkan kepada bangsa Israel mengenai pengaruh buruk yang bisa ditimbulkan oleh orang-orang Kanaan yang tinggal di tengah-tengah mereka. Kitab Hakim-Hakim yaitu kitab yang menceritakan sejarah bangsa Israel sesudah kematian Yosua menggambarkan betapa orang Kanaan akan menjadi duri dalam daging bagi orang Israel. Bahkan cerita Simson merupakan akibat dari adanya orang Kanaan yang masih tinggal di tengah-tengah bangsa Israel.

Bagaimana dengan kita sebagai orang-orang yang sudah diselamatkan oleh Yesus? Memang dahulu kita berasal dari dunia, tetapi ketika kita percaya kepada Yesus, kita sudah tidak lagi menjadi milik dunia, tetapi menjadi warga Kerajaan Allah.

Sekiranya kamu dari dunia, tentulah dunia mengasihi kamu sebagai miliknya. Tetapi karena kamu bukan dari dunia, melainkan Aku telah memilih kamu dari dunia, sebab itulah dunia membenci kamu. (Yohanes 15:9)

Dan jika kita sudah dipanggil keluar dari dunia, maka janganlah kita masih mengasihi daya tarik yang ditawarkan oleh dunia ini yaitu keinginan daging, keinginan mata dan keangkuhan hidup.

Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu. Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia. (I Yohanes 2:15)

Karena itu, wajarlah jika dunia ini membenci kita, karena kita sudah berbeda dari dunia ini. Memang kita masih ada di dunia, tetapi kita bukan lagi milik dunia ini. Itulah sebabnya kita harus berhati-hati dalam bergaul terutama dengan orang-orang yang tidak percaya.

Hai kamu, orang-orang yang tidak setia! Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah? Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah. (Yakobus 4:4)
Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap? Persamaan apakah yang terdapat antara Kristus dan Belial? Apakah bagian bersama orang-orang percaya dengan orang-orang tak percaya? …. Sebab itu: Keluarlah kamu dari antara mereka, dan pisahkanlah dirimu dari mereka, firman Tuhan, dan janganlah menjamah apa yang najis, maka Aku akan menerima kamu. (2 Korintus 6:14-15, 17)

Bukan berarti kita menjadi orang-orang yang eksklusif dan tidak mau berhubungan dengan orang-orang yang tidak percaya, jika demikian, siapakah yang akan memberitakan Injil kepada mereka? Yang menjadi pesan Tuhan adalah jangan kita menganggap diri kita kuat dari serbuan pengaruh dunia. Televisi, radio, surat kabar, buku, internet juga pergaulan yang terus-menerus di tengah-tengah dunia akan membawa pengaruh yang negatif terhadap iman kita.

Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik. (I Korintus 15:33)

Sebab semua yang lahir dari Allah, mengalahkan dunia. Dan inilah kemenangan yang mengalahkan dunia: iman kita. (I Yohanes 5:4)

Tetap setia kepada Tuhan

Tetapi kamu harus berpaut pada TUHAN, Allahmu, seperti yang kamu lakukan sampai sekarang. (Yosua 23:8)

Kata berpaut dalam ayat di atas memiliki pengertian: melekat, tinggal dekat, menempel, mengikuti dari dekat. Artinya Yosua ingin agar bangsa Israel yang sudah setia, tetap setia kepada Tuhan.

Sangat menarik untuk dicatat, dalam Perjanjian Baru sangat banyak ditulis mengenai kesetiaan Tuhan kepada kita. Hal ini memang sudah menjadi ciri khas dari Tuhan kita. Tuhan adalah Tuhan yang setia, bahkan pada saat kita tidak setia, Tuhan tetap setia.

Allah, yang memanggil kamu kepada persekutuan dengan Anak-Nya Yesus Kristus, Tuhan kita, adalah setia. (1 Korintus 1:9)

jika kita tidak setia, Dia tetap setia, karena Dia tidak dapat menyangkal diri-Nya." (2 Timotius 2:13

Hal ini berkaitan erat dengan fakta bahwa Tuhan tidak mungkin tidak menggenapi janji-Nya. Kita sebagai orang percaya juga harus setia kepada Tuhan. Kesetiaan menuntut pilihan untuk melayani hanya satu majikan saja, orang yang setia tidak mungkin melayani dua tuan.

Tak seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon. (Matius 6:24)

Kesetiaan tidak hanya berbicara kepada hal-hal yang luar biasa dan spektakuler saja, tetapi harus dimulai dari hal-hal yang kecil. Dalam perumpamaan mengenai talenta, Yesus menghargai kesetiaan hamba yang diberikan talenta.

Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu. (Matius 25:21)

Jika Tuhan di pihak kita, siapakah lawan kita?

Bukankah TUHAN telah menghalau bangsa-bangsa yang besar dan kuat dari depanmu, dan akan kamu ini, seorangpun tidak ada yang tahan menghadapi kamu sampai sekarang. (Yosua 23:9)

Kesetiaan Tuhanlah yang membuat mereka bisa menang melawan orang-orang Kanaan. Bangsa yang kecil ini bisa menjadi bangsa yang kuat dan ditakuti oleh lawan-lawan mereka karena Tuhan ada dipihak mereka. Dan inilah yang menjadi kekuatan bagi orang percaya yang sudah diselamatkan oleh darah Yesus. Rasul Paulus mendeklarasikan:

Sebab itu apakah yang akan kita katakan tentang semuanya itu? Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita? Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia? Siapakah yang akan menggugat orang-orang pilihan Allah? Allah, yang membenarkan mereka? Siapakah yang akan menghukum mereka? Kristus Yesus, yang telah mati? Bahkan lebih lagi: yang telah bangkit, yang juga duduk di sebelah kanan Allah, yang malah menjadi Pembela bagi kita? (Roma 8:31-33)

Satu orang mengalahkan 1000 orang

Satu orang saja dari pada kamu dapat mengejar seribu orang, sebab TUHAN Allahmu, Dialah yang berperang bagi kamu, seperti yang dijanjikan-Nya kepadamu. (Yosua 23:10)

Yosua melanjutkan bahwa Tuhanlah yang membuat mereka menang, bukan kuat dan gagah mereka sendiri.

Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita. Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita. (Roma 8:38-39)

Kasihilah Tuhan Allahmu

Maka demi nyawamu, bertekunlah mengasihi TUHAN, Allahmu. (Yosua 23:11)

Sebelum menutup pesannya, Yosua mengakhiri nasihatnya dengan sebuah panggilan yang serius: “Demi nyawamu!” Dan memang benar bahwa mengasihi Tuhan adalah hukum yang terutama dalam kekristenan. Yesus berkata mengenai hukum yang terutama:

Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi." (Matius 22:37-40)

Hukum kasih adalah dasar dari segala Firman Tuhan, hanya orang yang mengasihi Allah yang dikenal oleh Allah:

Tetapi orang yang mengasihi Allah, ia dikenal oleh Allah. (1 Korintus 8:3)

Tetapi jangan lupa bahwa kita bisa memiliki karena Allah telah terlebih dahulu mengasihi kita.

Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita. (I Yohanes 4:19)

Bagaimana bentuk kasih Allah kepada kita? Dengan cara mati di kayu salib untuk menebus dosa kita.

Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. (Yohanes 3:16)

Tuhan bahkan mengasihi kita dengan begitu luar biasa sehingga rela mati bagi kita padahal kita sedang dalam kondisi berdosa kepada Tuhan.

Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa. (Roma 5:8)

Setiap orang yang sudah merasakan kasih Allah akan mengasihi Allah, dan setiap orang yang mengasihi Allah akan menerima janji-janji Tuhan, di antaranya:

  • Menerima yang tidak pernah dilihat mata dan tidak pernah didengar oleh telinga dan tidak pernah timbul dalam hati
Tetapi seperti ada tertulis: "Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia." (1 Korintus 2:9)
  • Penyertaan Tuhan dalam setiap aspek kehidupan kita
Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. (Roma 8:28)
  • Menerima mahkota kehidupan
Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia. (Yakobus 1:12)

Lalu apakah langkah praktis untuk mengasihi Allah?

  • Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku. (Yohanes 14:15)
  • Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku. Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-Ku dan Akupun akan mengasihi dia dan akan menyatakan diri-Ku kepadanya. (Yohanes 14:21)
  • Tetapi barangsiapa menuruti firman-Nya, di dalam orang itu sungguh sudah sempurna kasih Allah; dengan itulah kita ketahui, bahwa kita ada di dalam Dia. (1 Yohanes 2:5)
  • Sebab inilah kasih kepada Allah, yaitu, bahwa kita menuruti perintah-perintah-Nya. Perintah-perintah-Nya itu tidak berat (1 Yohanes 5:3)
  • Dan inilah kasih itu, yaitu bahwa kita harus hidup menurut perintah-Nya. Dan inilah perintah itu, yaitu bahwa kamu harus hidup di dalam kasih, sebagaimana telah kamu dengar dari mulanya. (II Yohanes 1:6)

Mengikuti perintah Tuhan sama artinya dengan mengasihi Tuhan. Dan jangan lupa kepada hukum yang kedua yang sama bobotnya dengan hukum yang pertama: mengasihi sesama.

Semuanya sudah digenapi

Maka sekarang, sebentar lagi aku akan menempuh jalan segala yang fana. Sebab itu insaflah dengan segenap hatimu dan segenap jiwamu, bahwa satupun dari segala yang baik yang telah dijanjikan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu, tidak ada yang tidak dipenuhi. Semuanya telah digenapi bagimu. Tidak ada satupun yang tidak dipenuhi. (Yosua 23:14)

Yosua kemudian mengingatkan kepada bangsa Israel bahwa Tuhan sudah menggenapi semua janji Tuhan kepada mereka. Bagaimana dengan kita orang percaya? Apakah janji Tuhan akan digenapi dalam hidup kita? Pertanyaan tersebut sebenarnya bukan ditujukan kepada Tuhan, tetapi kepada kita. Karena jika kita mempelajari kitab suci maka kita akan melihat bahwa sejak Yesus mati di kayu salib, semua janji-janji Tuhan SUDAH SELESAI DIGENAPI!

Sesudah Yesus meminum anggur asam itu, berkatalah Ia: "Sudah selesai." Lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya. (Yohanes 19:30)

Semua janji-janji Tuhan sudah diberikan kepada kita pada saat kita percaya kepada Yesus. Perhatikan Firman Tuhan mengenai apa yang sudah terjadi pada saat Yesus datang ke dunia ini untuk menebus dosa manusia:

  • Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan. (Yohanes 10:10)
  • Dan inilah kesaksian itu: Allah TELAH '''''mengaruniakan hidup yang kekal kepada kita dan hidup itu ada di dalam Anak-Nya. (1 Yohanes 5:11)
  • Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang dalam Kristus TELAH '''''mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam sorga. (Efesus 1:3)
  • Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu TELAH '''''sembuh. (1 Petrus 2:24)

Jadi pertanyaannya bukanlah “Apakah Tuhan akan menggenapi janji-Nya.” Tuhan tidak pernah berdusta, Ia adalah Allah yang setia dan pasti bahkan SUDAH menepati janji-Nya. Pertanyaannya apakah kita sebagai orang-orang yang sudah diberkati (Efesus 1:3) mau mengambil langkah iman untuk menerima janji-janji itu?

Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang siang malam berseru kepada-Nya? Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka? Aku berkata kepadamu: Ia akan segera membenarkan mereka. Akan tetapi, jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di bumi?" (Lukas 18:7-8)

Kesimpulan

Pada penutup dari “9 Weeks of Breakthroughs!” ini kita belajar tentang kesetiaan Tuhan kepada orang percaya. Semua yang Tuhan janjikan sudah digenapi. Keselamatan, kesembuhan, kelimpahan, damai sejahtera, terobosan dan semua janji Tuhan sudah disediakan bagi kita. Pertanyaannya, percayakah Saudara akan hal ini?

Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia. (Ibrani 11:6)

Amin.