Konsisten

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari
Demi didengar Daniel, bahwa surat perintah itu telah dibuat, pergilah ia ke rumahnya. Dalam kamar atasnya ada tingkap-tingkap yang terbuka ke arah Yerusalem; tiga kali sehari ia berlutut, berdoa serta memuji Allahnya, seperti yang biasa dilakukannya. (Daniel 6:11)

Pendahuluan

Bagaimana sikap kita ketika berada dalam keadaan yang tidak menyenangkan? Mungkin sedang dalam pergumulan yang sepertinya tidak ada penyelesaiannya, sakit-penyakit yang sudah lama diderita, atau sudah lelah menjalani hidup ini. Apakah kita masih bisa bersikap seperti kita dalam keadaan yang baik, sedang diberkati? Atau kita mengeluh, bersungut-sungut, bahkan marah pada Tuhan, sehingga tidak mau beribadah lagi atau tidak mau melayani lagi sampai Tuhan menyelesaikan semuanya?

Tuhan mau kita mempunyai sikap hati yang konsisten untuk tetap bersandar pada-Nya dan senantiasa mengucap syukur dalam segala hal.

Isi dan sharing

Konsisten artinya terus-menerus dan setia, tidak dipengaruhi perasaan kita dan sekitar kita. Sikap Daniel yang dapat diteladani sebagai sikap yang mencerminkan orang yang konsisten di dalam Tuhan:

  1. Tetap bertahan dalam iman, tidak mudah terbawa arus dunia (Daniel 6:6)
  2. Musuh-musuh Daniel tidak berhasil mendakwanya berbuat kesalahan. Satu-satunya cara untuk menghukum dia adalah menuntut sesuatu darinya yang mempunyai dukungan pemerintah, tetapi bertentangan dengan iman Daniel kepada Allah dan Firman-Nya.
  3. Tetap ada dalam kehidupan doa (Daniel 6:11)
  4. Keputusan raja tidak menyebabkan Daniel takut untuk tetap dalam kebiasaannya berdoa. Sekalipun Daniel menyadari bahayanya, ia tidak membiarkan apapun menghalangi dirinya memanjatkan permohonan kepada Allah. Demikian juga kita, tidak boleh membiarkan apapun yang menyebabkan kita mengabaikan doa dan ibadah kita kepada Allah setiap hari.
  5. Tetap berpegang kepada kebenaran apapun konsekuensinya (Daniel 6:14)
  6. Nama Daniel berarti "Allah adalah Hakimku". Ini terbukti dalam pengalamannya. Ia dibenarkan oleh Allah dan dinyatakan benar berhubung dengan sikapnya memilih kemurnian hukum Allah dan kesetiaannya dalam doa.

Kesimpulan dan saling mendoakan

Pada umumnya seseorang disebut berhasil atau sukses ketika memperoleh sesuatu yang menguntungkan. Keberhasilan seseorang seharusnya dilihat dari proses yang dijalaninya. Seseorang dapatlah disebut berhasil atau sukses ketika dia mau secara konsisten berpegang pada kebenaran (Firman Tuhan) dengan pertolongan Roh Kudus.

Bagaimana sikap kita ketika berada dalam keadaan yang tidak menyenangkan? Mungkin sedang dalam pergumulan yang sepertinya tidak ada penyelesaiannya, sakit-penyakit yang sudah lama diderita, atau sudah lelah menjalani hidup ini.