Terpanggil dan terbeban

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari
Ketika kudengar berita ini, duduklah aku menangis dan berkabung selama beberapa hari. Aku berpuasa dan berdoa ke hadirat Allah semesta langit, (Nehemia 1:4)

Pendahuluan

Nehemia bin Hakhalya adalah seorang pejabat tinggi di Kekaisaran Persia sebagai pejabat juru minuman raja (cup-bearer to the king). Bisa dikatakan Nehemia sudah ada dalam zona nyaman di Istana Kekaisaran, hidup berkelimpahan, dan memiliki jabatan tinggi. Sebagai bagian dari bangsa Israel yang dibuang ke Babilonia, Nehemia lahir di Babel. Sebagai orang yang lahir di luar Yerusalem, Nehemia bisa saja tidak terlalu merasa peduli dengan kota itu. Tapi saat mendengar kabar bahwa Yerusalem mengalami keadaan tercela dan dalam kesulitan besar, dia meminta izin dari raja untuk pergi dan membangun kembali kota itu.

Nehemia merasa terpanggil dan terbeban bagi kota dan bangsanya. Bahkan karena perkenanan Tuhan, tidak hanya membangun kembali Yerusalem, tapi raja juga bahkan menganugerahkan Nehemia sebagai kepala daerah di provinsi itu!

Isi dan sharing

Apakah kita terpanggil dan terbeban bagi gereja, kota, dan bangsa di mana Tuhan sudah menempatkan kita? Bagaimana sikap hati kita?

  1. Peka terhadap masalah-masalah yang terjadi
  2. Ketika kita melihat kota atau bangsa ini menghadapi masalah, bagaimana sikap kita sebagai orang percaya, apakah kita akan berdemonstrasi ataukah kita akan berdoa untuk kota dan bangsa ini? Nehemia dalam keadaan nyaman, terjamin, dan disukai raja saat itu. Tapi ketika mengetahui kondisi Yerusalem, Nehemia sangat terbeban dan terpanggil. Sikap yang dilakukan oleh Nehemia saat itu adalah berdoa. Nehemia sangat peka dan jeli dalam melihat setiap permasalahan yang di hadapi oleh bangsanya. Kita pun bisa belajar untuk peka terhadap masalah yang dihadapi oleh kota dan bangsa ini. Terlebih di zaman modern saat ini, kita bisa mengetahui berbagai informasi permasalahan dengan mudah lewat media cetak, elektronik, ataupun internet. Sudahkah Anda berdoa bagi kota dan bangsa hari ini?
  3. Motivasi yang benar
  4. Sebenarnya tidak ada alasan yang dapat memuaskan kedagingan diri Nehemia untuk memberanikan diri meminta izin raja guna membangun kembali Yerusalem. Tapi Nehemia mau melakukan pekerjaan Tuhan dengan motivasi yang benar yaitu mengasihi Allah. Dan selanjutnya Nehemia memotivasi orang lain untuk bekerja dengan giat melalui kerja sama yang baik dan saling menghargai.
  5. Tenang dalam menghadapi masalah dan tantangan (Nehemia 4:1-9)
  6. Ketika menghadapi masalah dan tantangan, janganlah kita emosi, supaya kita dapat berpikir dengan tenang dan meminta petunjuk kepada Tuhan.

Kesimpulan dan saling mendoakan

Marilah kita peka dan tetap berdoa, dan berikan yang terbaik bagi Tuhan. Saat kita merasa terpanggil dan terbeban, maka Tuhan sendiri yang akan berkenan dan memampukan kita untuk melakukan yang terbaik.

Ketika kudengar berita ini, duduklah aku menangis dan berkabung selama beberapa hari. Aku berpuasa dan berdoa ke hadirat Allah semesta langit, (Nehemia 1:4) Nehemia bin Hakhalya adalah seorang pejabat tinggi di Kekaisaran Persia sebagai pejabat juru minuman raja (cup-bearer to the king). Bisa dikatakan Nehemia sudah ada dalam zona nyaman di Istana Kekaisaran, hidup berkelimpahan, dan memiliki jabatan tinggi.