Tuhan Yesus menderita, mati dan bangkit, Dia yang pegang hari esok kita (Pdt Dr Ir Niko Njotorahardjo)

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari

Hari ini adalah Jumat Agung, kita akan memperingati, merenungkan kembali kesengsaran dan kematian Tuhan Yesus. Saya tahu ini adalah saat yang paling tepat bagi kita untuk merenungkan dan melihat kasih Tuhan Yesus yang luar biasa yang Tuhan nyatakan kepada kita. Kalau pada waktu Natal Tuhan Yesus lahir ke dalam dunia ini yang merupakan bukti kasih Allah yang luar biasa, tetapi pada hari Jumat Agung kasih-Nya direalisasikan. Kita melihat bagaimana kesengsaran dan penderitaan Tuhan Yesus. Itu yang paling baik untuk kita lihat dan renungkan supaya kita semua ikut merasakannya. Tuhan Yesus mati dan dibangkitkan, kita menyambutnya dengan sukacita, karena ini merupakan suatu kebebasan buat kita. Tetapi lebih dari itu kalau kita mau lebih lagi mengasihi Tuhan Yesus maka kita harus melihat dan merenungkan bagaimana sengsara dan menderitanya Tuhan Yesus yang menyatakan kasih-Nya buat kita semua.

Mengapa Tuhan Yesus harus datang ke dalam dunia ini?

Ini adalah saat yang paling tepat untuk kita merenungkan kasih Tuhan Yesus yang luar biasa. Yohanes 3:16-18, "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal [namanya Yesus], supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia. Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah." Janji Tuhan bagi siapa yang percaya kepada Tuhan Yesus akan mendapatkan hidup kekal selama-lamanya. Berbahagialah bagi Saudara dan saya yang percaya kepada Tuhan Yesus, sebab Tuhan berjanji kalau kita setia sampai akhir maka kita akan mendapatkan hidup kekal selama-lamanya. Tetapi siapa yang tidak percaya maka dia berada di bawah penghukuman. Tetapi Puji Tuhan kita semua bukanlah orang yang di bawah penghukuman, justru kita mendapatkan kasih karunia dan lebih dari itu kita mendapatkan hidup kekal selama-lamanya.

Ada apa dengan manusia sehingga Tuhan Yesus harus datang ke dalam dunia ini? Alkitab berkata: "Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah," (Roma 3:23), " Sebab upah dosa ialah maut; ..." (Roma 6:23), "Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia [orang yang percaya kepada Dia] kita dibenarkan oleh Allah." (2 Korintus 5:21). Apa arti dari ayat ini? Tuhan Yesus tidak berdosa sedikitpun, tetapi Dia dibuat menjadi dosa oleh karena kita semua. Apa arti upah dosa adalah maut/mati? Artinya Tuhan Yesus harus mati menggantikan kita semua.

Mengapa Tuhan Yesus harus mati dengan cara yang mengerikan?

Kalau kita lihat cara mati dari Tuhan Yesus: Dia mati tergantung di atas kayu salib, sekujur tubuh-Nya penuh dengan luka-luka, dari luka-luka itu keluar darah, darah tercurah/tertumpah, Tuhan Yesus mati karena kehabisan darah. Mengapa Tuhan Yesus harus mati dengan cara demikian? Mengapa tidak dengan cara yang lain? Mengapa Tuhan Yesus harus mati dengan cara yang mengerikan? Darah harus tercurah/tertumpah, Dia mati karena kehabisan darah. Alkitab berkata: "... tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan." (Ibrani 9:22). Tuhan Yesus harus mati dengan cara demikian untuk mengampuni dosa Saudara dan saya.

Selain itu apa lagi yang Alkitab katakan dengan cara mati Tuhan Yesus yang seperti itu? Yesaya 53:4-5, "Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan [penderitaan] kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah. Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh." Saya tidak tahu keadaan Saudara saat ini, adakah di antara Saudara yang menderita/sakit? Kalau kita berbicara tentang penyakit bukan hanya sakit secara fisik saja, tetapi mungkin mental/jiwa Saudara yang sakit, mengalami tekanan - tekanan berat, kebingungan, ketakutan, tidak tahu apa yang harus diperbuat. Mungkin juga karena hubungan dalam keluarga sedang sakit, hubungan suami istri sedang sakit, hubungan orang tua anak sedang sakit, hubungan antar keluarga sedang sakit. Mungkin ekonomi/keuangan Saudara sedang sakit. Tetapi saya mau beritahu kepada Saudara: 2000 tahun yang lalu Tuhan Yesus sudah menanggung semuanya itu. "... oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh." (Yesaya 53:5).

Sepuluh tahap penderitaan Tuhan Yesus

Ini adalah saat yang paling tepat untuk kita mengingat bagaimana urut-urutan penderitaan Tuhan Yesus sampai Dia mati di atas kayu salib. Setiap tahun saya tidak pernah lupa untuk merenungkan hal ini, 10 tahap penderitaan Tuhan Yesus dari Taman Getsemane sampai dengan Golgota. Di sini Saudara perhatikan di tengah-tengah penderitaan/aniaya yang luar biasa Tuhan Yesus justru mengajarkan kepada kita sesuatu:

  1. Tuhan Yesus berdoa di taman Getsemane
  2. Tuhan Yesus ditangkap
  3. Tuhan Yesus dihadapkan kepada Pilatus
  4. Tuhan Yesus disesah
  5. Di kepala Tuhan Yesus ditaruh mahkota duri
  1. Tuhan Yesus memikul salib
  2. Tuhan Yesus disalib
  3. Tuhan Yesus dihujat
  4. Tuhan Yesus dipisahkan dari Bapa
  5. Tuhan Yesus menyerahkan nyawa-Nya

Tuhan Yesus berdoa di taman Getsemane

Di taman Getsemane Tuhan Yesus ditemani oleh Petrus, Yohanes, Yakobus. Tuhan Yesus menghadapi hal-hal yang sangat menakutkan dalam hidupnya, Dia tahu bahwa Dia akan mati dengan penderitaan yang luar biasa. Saudara jangan lupa bahwa Tuhan Yesus adalah 100% Allah, tetapi Dia juga 100% manusia seperti kita. Sehingga Alkitab mengatakan bahwa Tuhan Yesus juga merasakan takut dan gentar, sampai Dia berkata: "Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya. Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah dengan Aku." (Matius 26:38). Dari sisi manusianya Tuhan Yesus mengalami ketakutan seperti kita di dalam menghadapi hal-hal yang menakutkan. Di dalam keadaan ketakutan seperti itu apa yang Dia ajarkan kepada kita? Dia berdoa.
Kita perhatikan doa Tuhan Yesus: "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki." (Matius 26:39). Dan dikatakan: "... seorang malaikat dari langit menampakkan diri kepada-Nya untuk memberi kekuatan kepada-Nya. Ia sangat ketakutan dan makin bersungguh-sungguh berdoa. Peluh-Nya menjadi seperti titik-titik darah yang bertetesan ke tanah." (Lukas 22:43-44). Bapa tidak menjawab doa Tuhan Yesus, kemudian Dia datang kepada murid-murid-Nya dan ternyata mereka sedang tertidur, Dia berkata: "... Tidakkah kamu sanggup berjaga-jaga satu jam dengan Aku? Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah." (Matius 26:40-41). Tuhan mau kita banyak berdoa dan berjaga-jaga menghadapi hal-hal yang ada di depan kita.
Untuk kedua kalinya Tuhan Yesus berdoa: "... Ya Bapa-Ku jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah kehendak-Mu !" (Matius 26:42). Kemudian untuk ketiga kalinya Dia berdoa hal yang sama, Dia kembali melihat murid-murid-Nya yang sedang tertidur.
Saudara lihat pelajaran yang Tuhan Yesus berikan kepada kita: di dalam menghadapi hal-hal yang menakutkan di dalam hidup ini jangan lupa untuk banyak berdoa. Hari-hari ini Tuhan terus mencanangkan untuk kita banyak berdoa, memuji dan menyembah Tuhan. Tuhan Yesus mencoba untuk menawar kepada Bapa. Saudara juga boleh menawar kepada Bapa, tetapi jangan lupa yang terakhir: kalau yang Saudara tawar tidak dikabulkan Bapa, biarlah kita juga seperti Tuhan Yesus yang berkata: "Bapa, biarlah bukan kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mu yang jadi." Sebab kehendak Bapa adalah yang terbaik untuk kehidupan kita, meskipun kadang-kadang hal itu membuat kita rugi, dihina dan dicacimaki orang. Sayapun sering mengalami hal seperti itu. Kadang-kadang banyak orang yang menyalahkan saya, sepertinya saya tidak peka dan sebagainya, tetapi saya mau beritahu bahwa Tuhanlah yang menyuruh saya seperti itu dan saya siap untuk menghadapi segala resiko.
"Kehendak Bapa yang jadi", hal itu yang terbaik buat saya supaya saya tidak sombong dan selalu dikatakan: "Mungkin dia yang paling peka." Demikian juga dengan Saudara, kehendak Bapalah yang terbaik di kehidupan Saudara.

Tuhan Yesus ditangkap

Tuhan Yesus ditangkap dan dibawa kepada Imam Besar Kayafas, di situ berkumpul ahli-ahli Taurat dan tua-tua. Tuhan Yesus diludahi, ditinju muka-Nya dan dipukul, tetapi Dia tidak membalas. Tuhan Yesus sedang memberikan pelajaran buat kita semua, Dia sedang menggenapi/mempraktekkan apa yang Dia ajarkan kepada kita: "Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu; mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu; berdoalah bagi orang yang mencaci kamu. Barangsiapa menampar pipimu yang satu, berikanlah juga kepadanya pipimu yang lain, dan barangsiapa yang mengambil jubahmu, biarkan juga ia mengambil bajumu." (Lukas 6:27-29). "Dan siapa pun yang memaksa engkau berjalan sejauh satu mil, berjalanlah bersama dia sejauh dua mil." (Matius 5:41). "Dan jikalau kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah jasamu? Karena orang-orang berdosa pun mengasihi juga orang-orang yang mengasihi mereka." (Lukas 6:32). Tetapi kalau kita mengasihi orang yang membenci/mengutuk kita barulah itu yang namanya anak-anak Tuhan/murid-murid Tuhan Yesus.

Tuhan Yesus dihadapkan kepada Pilatus

Tuhan Yesus dituduh macam-macam, tetapi Pilatus tidak menemukan suatu kesalahan yang membuat Dia harus dihukum. Tetapi imam-imam kepala, tua-tua dan orang banyak meminta supaya Tuhan Yesus dihukum mati (Matius 27:20). Pada masa itu ada kebiasaan dalam setiap perayaan ada orang yang dibebaskan dari hukuman. Di situ ada seorang penjahat besar bernama Barabas. Orang banyak disuruh memilih Barabas atau Yesus untuk dibebaskan, tetapi mereka justru memilih Barabas.
Saat Pilatus di kursi pengadilan, istrinya memberikan suatu pesan: "Jangan engkau mencampuri perkara orang benar itu, sebab karena Dia aku sangat menderita dalam mimpi tadi malam." (Matius 27:19). Pilatus berusaha supaya Tuhan Yesus tidak dihukum, tetapi orang banyak itu semakin berteriak: "Ia harus disalibkan!" (Matius 27:23). Dan keadaan semakin gaduh.
Akhirnya Pilatus tidak bisa berbuat apa-apa, dia mengambil baskom berisi air, mencuci tangannya dan berkata: "... Aku tidak bersalah terhadap darah orang ini; itu urusan kamu sendiri !" (Matius 27:24). Tetapi pada waktu itu orang-orang Yahudi menjawab: "... Biarlah darahNya ditanggungkan atas kami dan atas anak-anak kami !"(Matius 27:25). Hati-hati, kadang-kadang orang berbuat sesuatu dan lupa bahwa darah orang benar akan ditanggungkan atasnya. Kita lihat bangsa Yahudi, tidak ada suatu bangsa seperti orang-orang Yahudi yang disiksa habis-habisan di sepanjang sejarah. Mereka dicerai-beraikan, diburu seperti binatang, pada waktu peristiwa Holocaust sekitar 6 juta orang Yahudi dibinasakan. Sampai dengan hari ini mereka seolah-olah ditekan habis-habisan. Semua yang terjadi adalah akibat dari apa yang terjadi pada waktu itu karena mereka berkata: "... Biarlah darahNya ditanggungkan atas kami dan atas anak-anak kami !"(Matius 27:25). Karena itu Tuhan Yesus berkata: "Ampunilah, jangan sampai ada hutang darah."

Tuhan Yesus disesah

Tahap pertama dari proses penyaliban Tuhan Yesus harus disesah. Betapa beratnya penyesahan, sebab cambuk yang dicambukkan kepada Tuhan Yesus ujungnya terdiri dari potongan logam dan tulang. Setiap kali dicambukkan/dihujamkan kepada Tuhan Yesus akan menimbulkan luka yang dalam, potongan tulang dan besi itu masuk ke dalam daging Tuhan Yesus, dan ketika ditarik maka dagingnya juga ikut tercabik. Tuhan Yesus rela mengalami seperti itu sebab bilur-bilur Tuhan Yesus adalah untuk menyembuhkan penyakit/penderitaan Saudara dan saya. (Yesaya 53:5).

Di kepala Tuhan Yesus ditaruh mahkota duri

Tuhan Yesus dalam keadaan yang sudah lunglai penuh dengan luka-luka, kemudian diberi mahkota duri. Mahkota duri adalah duri dari tanaman semak duri, langsung diambil dan dipakaikan di kepala Tuhan Yesus. Kemudian mereka mengambil buluh dan dipukulkan di kepala Tuhan Yesus, sehingga duri masuk di kepala Tuhan Yesus, dan sakitnya luar biasa. Mengapa harus dengan mahkota duri, bukan dengan mahkota lain? Kalau Saudara baca dari Kejadian 3:17-19, Lalu firman-Nya kepada manusia itu: "Karena engkau mendengarkan perkataan isterimu dan memakan dari buah pohon, yang telah Kuperintahkan kepadamu: Jangan makan dari padanya, maka terkutuklah tanah karena engkau [Yang salah sebenarnya manusia tetapi Tuhan mengalihkan kutuk kepada tanah. Kalau pada waktu itu yang Tuhan kutuk adalah manusia maka habislah manusia]; dengan bersusah payah engkau akan mencari rezekimu dari tanah seumur hidupmu [hal ini berlaku sampai sekarang]: semak duri dan rumput duri [ini yang dipakaikan menjadi mahkota Tuhan Yesus] yang akan dihasilkannya bagimu, dan tumbuh-tumbuhan di padang akan menjadi makananmu; dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu, sampai engkau kembali lagi menjadi tanah, karena dari situlah engkau diambil; sebab engkau debu dan engkau akan kembali menjadi debu." Saudara jangan lupa, kita semua dari debu/tanah. Kadang-kadang ada orang yang begitu sombong/arogan dan lupa bahwa dia berasal dari tanah/debu. Jadi sebenarnya semak duri tumbuh akibat dari kutuk, konsekwensi/akibat dari dosa. Tanah dikutuk sehingga semak duri yang keluar. Jadi duri adalah simbol dari segala sesuatu yang membuat kita tidak nyaman/menyakitkan/menderita.
Tuhan Yesus tergantung di atas kayu salib, di dalam Galatia 3:13: "... Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!" Tuhan Yesus tergantung di atas kayu salib untuk menebus dosa/kutuk yaitu mati kekal selama-lamanya. Tuhan Yesus diberi mahkota duri untuk menebus kita dari akibat dosa itu, yaitu penderitaan/sesuatu yang membuat kita tidak nyaman/penyakit, dan sebagainya. Jadi lengkap, begitu Tuhan Yesus digantung di atas kayu salib dan diberi mahkota duri berarti Dia menebus kita dari:
  • Mati kekal selama-lamanya.
  • Kutuk akibat dosa, yaitu penderitaan/sakit-penyakit dan sebagainya.

Tuhan Yesus memikul salib

Betapa beratnya Tuhan Yesus setelah semalaman tidak tidur dan sekujur tubuh-Nya penuh dengan luka-luka, masih harus memikul salib yang begitu berat. Tuhan Yesus pernah berkata: "Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu." (Matius 11:28).

Tuhan Yesus disalib

Tuhan Yesus disalib, tangan dan kaki-Nya dipaku. Saya percaya itu adalah untuk menebus apa yang telah kita lakukan. Apa yang pernah kita lakukan dengan tangan dan kaki ini? Mungkin sering dipakai untuk sesuatu yang tidak berkenan kepada Tuhan, misalnya: tangan sering untuk menempeleng istri, menandatangani cek kosong, kaki yang membawa ke tempat-tempat maksiat, dan sebagainya. Tetapi Tuhan Yesus yang harus menanggung semuanya itu, kaki dan tangan-Nya dipaku buat Saudara dan saya.

Tuhan Yesus dihujat

Pada waktu di atas kayu salib Tuhan Yesus mengalami kesakitan yang luar biasa di dada-Nya akibat dari cairan yang menekan jantung-Nya. Sekujur tubuh-Nya berlumuran darah, darah-Nya terus mengalir, dan semua orang menghujat-Nya: orang-orang yang lewat di situ, imam-imam kepala, para ahli Taurat, dan tua-tua. Bahkan salah satu penyamun yang didekat-Nya dan yang akan dihukum matipun ikut menghujat-Nya.
Pada waktu saya dipanggil Tuhan untuk menjadi hamba-Nya, hampir semua orang menghujat saya, mungkin memang mereka tidak mengerti, tetapi hal itu adalah baik buat saya. Dalam keadaan yang seperti itu Tuhan berbicara: "Kuatkan hati-Mu anak-Ku, Aku sudah mengalami itu."
Semua orang yang ada di situ menghujat Tuhan Yesus, orang-orang yang lewat, tua-tua, para ahli Taurat, bahkan penyamun yang akan dihukum mati juga menghujat-Nya. Mungkin ada di antara Saudara yang juga mengalami hal seperti itu, tetapi Tuhan Yesus yang sudah menanggungnya buat Saudara dan saya percaya Tuhan yang akan menguatkan Saudara.

Tuhan Yesus dipisahkan dari Bapa

Antara jam 12 s/d jam 15 sore tiba-tiba terjadi kegelapan di Golgota. Tuhan Yesus sangat gelisah pada waktu itu, dia berteriak: "... Eli, Eli, lama sabakhtani?" Artinya: AllahKu, AllahKu, mengapa Engkau meninggalkan Aku?" (Matius 27:46). Inilah puncak penderitaan Tuhan Yesus. Tuhan Yesus masih kuat ketika menghadapi pencobaan-pencobaan yang lain, tetapi pada waktu ditinggal oleh Bapa membuat Dia benar-benar tidak kuat. Saat itu Tuhan Yesus sedang menanggung dosa seisi dunia sehingga muka-Nya begitu buruk dan Bapa memalingkan wajah-Nya dari Dia. Di sini Tuhan Yesus menggantikan orang-orang berdosa yang ditinggal oleh Bapa. Bagi orang berdosa faktor yang paling penting adalah ditinggalkan/dipisahkan dari Bapa, dan Tuhan Yesus juga yang menanggungnya pada waktu itu.
Pada waktu merenungkan hal ini saya juga menghadapi bermacam-macam masalah, tetapi ketika berdoa saya merasakan hadirat-Nya, Dia membelai dan menguatkan saya. Saudara bayangkan dalam keadaan menderita yang luar biasa, tiba-tiba Tuhan meninggalkan kita, tidak ada yang menghibur dan menguatkan kita, bagaimana rasanya? Tetapi seperti inilah yang dialami Tuhan Yesus. Mungkin ada di antara Saudara yang sedang mengalami keadaan yang seperti itu sekarang, Saudara sepertinya sendiri dan rasanya sudah tidak kuat. Tetapi saya mau memberitahu bahwa Saudara pasti kuat karena Tuhan Yesus yang sudah menanggung semuanya itu, Saudara pasti dikuatkan oleh Tuhan.

Tuhan Yesus menyerahkan nyawa-Nya

Dengan suara nyaring Tuhan Yesus berseru menyerahkan nyawa-Nya: "... Sudah selesai." (Yohanes 19:30). "... Ya Bapa, ke dalam tanganMu Kuserahkan nyawaKu. ..." (Lukas 23:46). Apa arti seruan ini? Seruan ini berarti:
  • Akhir dari penderitaan Tuhan Yesus.
  • Penyelesaian karya penebusan.
  • Hutang dosa kita telah dilunasi.
  • Rencana keselamatan ditegakkan.

Apa yang terjadi setelah itu?

  1. Tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah (Matius 27:51).
  2. Bukit-bukit batu terbelah (Matius 27:52).
  3. Kuburan-kuburan terbuka dan banyak orang kudus yang telah meninggal bangkit (Matius 27:53).
  4. Prajurit-prajurit yang menjaga menjadi ketakutan karena gempa bumi dan melihat semua yang terjadi, mereka berkata: "... Sungguh, Ia ini adalah Anak Allah." (Matius 27:54).

Tuhan Yesus bangkit, Dia yang pegang hari esok kita

Tuhan Yesus mati buat kita semua, di dalam 1 Korintus 15:3-4 dikatakan: "Sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima sendiri, ialah bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci, bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci;". Puji Tuhan, Tuhan Yesus tidak mati selama-lamanya, tetapi pada hari yang ketiga Dia bangkit dari kematian, Dia hidup.

Tuhan Yesus yang pegang hari esok, masa depan Saudara ada di tangan Dia. Hari-hari ini dunia sedang kebingungan, karena dunia sedang dilanda resesi ekonomi/keuangan. Tetapi di tengah-tengah keadaan seperti ini Tuhan Yesus memberikan janji buat anak-anak-Nya, Wahyu 3:10: "Karena engkau menuruti firman-Ku, untuk tekun menantikan Aku, maka Aku pun akan melindungi engkau dari hari pencobaan yang akan datang atas seluruh dunia ... ." Tuhan Yesus berjanji: "Kalau engkau sungguh-sungguh menantikan Aku maka Aku akan melindungi dan meluputkan engkau." Dengan cara bagaimana Tuhan melindungi dan meluputkan kita? Tuhan berkata: "Tahun 2009 adalah Tahun Mujizat dan Kesembuhan yang Kreatif."

Apa yang terjadi seandainya Tuhan Yesus tidak bangkit? Alkitab berkata:

  1. "... sia-sialah kepercayaan kamu dan kamu masih hidup dalam dosamu." (1 Korintus 15:17).
  2. "Demikianlah binasa juga orang-orang yang mati dalam Kristus." (1 Korintus 15:18).
  3. "... kita adalah orang-orang yang paling malang dari segala manusia." (1 Korintus 15:19). Tetapi Puji Tuhan, Tuhan Yesus bangkit, kita bukan orang-orang yang paling malang tetapi justru kita adalah orang-orang yang paling beruntung dari segala manusia. Percayakah engkau akan hal ini?


Tuhan Yesus Memberkati