Pakaian pesta (Pdt Ir Sutadi Rusli)

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari

Banyak orang yang saat menerima undangan pesta, baik itu pesta pernikahan maupun pesta lainnya, sibuk mempersiapkan pakaian pesta mereka, bahkan pakaian pesta tersebut dipersiapkan jah-jauh hari sebelum hari-H datang.

Hari-hari ini banyak hamba Tuhan semakin sering menyampaikan pesan Tuhan bahwa kedatangan Tuhan kedua kali sudah semakin amat sangat singkat. Dan ketika Tuhan datang pada kali yang kedua, maka Ia akan menjemput mempelai-Nya. Dan sama seperti mempelai yang mengenakan pakaian pesta, maka kita sebagai mempelai-Nya pun harus mempersiapkan pakaian pesta kita. Apa yang dimaksud dengan pakaian pesta?

Matius 22:11-14, Ketika raja itu masuk untuk bertemu dengan tamu-tamu itu, ia melihat seorang yang tidak berpakaian pesta. Ia berkata kepadanya: Hai saudara, bagaimana engkau masuk ke mari dengan tidak mengenakan pakaian pesta? Tetapi orang itu diam saja. Lalu kata raja itu kepada hamba-hambanya: Ikatlah kaki dan tangannya dan campakkanlah orang itu ke dalam kegelapan yang paling gelap, di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi. Sebab banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih."

Dalam Alkitab terjemahan NIV, kata "pakaian pesta" diterjemahkan sebagai "wedding garment" atau pakaian pernikahan. Tuhan tidak mengundang kita kelak hanya sebagai "tamu", tetapi Ia telah memilih Saudara dan saya sebagai mempelai-Nya. Untuk itu, kita harus mempersiapkan pakaian pesta kita.

Begitu banyak tanda mengenai kedatangan Tuhan yang ditulis di Alkitab yang sudah digenapi. Kalau sudah begitu banyak nubuat dan tanda kedatangan Tuhan yang tertulis dalam Alkitab yang sudah digenapi, maka sisa-sisa kedatangan Tuhan yang tertulis dalam Alkitab pun akan Ia genapi. Kita yang bersungguh-sungguh dengan Tuhan sebentar lagi akan dijemput-Nya sebagai mempelai-mempelai-Nya. Dan sama seperti seorang calon pengantin yang mempersiapkan pakaian pernikahannya sejak jauh-jauh hari, mari kita juga mempersiapkan pakaian pesta kita sejak sekarang.

Pesan Tuhan mengenai pakaian pesta

Ada 5 hal yang menjadi pesan Tuhan mengenai pakaian pesta:

  1. Hidup dalam kekudusan
  2. Memiliki roh yang lemah lembut
  3. Berani bayar harga
  4. Berjaga-jaga
  5. Bersuka cita dan mengucap syukur senantiasa

Hidup dalam kekudusan

Wahyu 19:8, Dan kepadanya dikaruniakan supaya memakai kain lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang putih bersih!" (Lenan halus itu adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus.)

Ada suatu bangsa yang memiliki suatu kepercayaan bahwa untuk mereka menjadi kudus maka mereka harus melakukan sesuatu. Pada hari-hari tertentu, mereka datang ke sebuah sungai yang besar, lalu berendam di sungai itu padahal sungai itu kotor, tetapi mereka percaya pada waktu mereka berendam di sungai itu maka mereka akan menjadi kudus. Ada lagi kepercayaan orang yang percaya bahwa supaya ia menjadi kudus maka ia harus mengenakan dan mengkonsumsi segala sesuatu yang berwarna putih.

Tetapi kita percaya bahwa hanya dalam Yesus saja manusia dapat menjadi kudus. Dalam bahasa Ibrani, kata kudus adalah kaddosh, yang artinya adalah next level atau naik lebih tinggi. Pesan Tuhan bagi kita adalah agar kita semakin hidup kudus bagi Tuhan. Kita harus semakin menaikkan standar kekudusan yang sudah Tuhan tetapkan dalam Firman-Nya. Mari di hari-hari menjelang kedatangan-Nya untuk menjemput kita, mari kita berlomba-lomba untuk hidup benar dan menjadi pelaku Firman, kita minta Tuhan semakin menaikkan level kekudusan kita, oleh pertolongan Roh Kudus dalam kita. Ada orang yang berpikir bahwa ketika ia sakit lalu mengalami kesembuhan maka itu adalah mujizat besar. Memang Tuhan rindu dan sanggup menyembuhkan sakit penyakit kita, tetapi mujizat besar yang sesungguhnya ialah jika setiap hari kita disanggupkan untuk melakukan kebenaran Firman Tuhan, maka itu adalah mujizat dalam kehidupan kita setiap hari.

Memiliki roh yang lemah lembut

Matius 5:5, Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi.

Matius 11:29, Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.

Arti dari kelemahlembutan di sini ialah menyerahkan hak. Sama seperti Tuhan Yesus yang tidak mempertahankan hak-Nya, kita pun harus meneladani Tuhan kita dengan belajar untuk tidak mempertahankan hak kita. Mengapa ada suami-istri yang selalu bertengkar bahkan mempergunakan ayat firman Tuhan untuk mempertahankan argumennya, jawabannya ialah karena mereka berusaha untuk mempertahankan hak mereka masing-masing, bukan menyerahkannya sebagaimana yang Tuhan Yesus telah teladani. Padahal jika suami-istri tersebut mau untuk tidak mempertahankan dan menuntut hak mereka masing-masing, tetapi sebaliknya melakukan kewajiban mereka sebagaimana yang Tuhan Firmankan, maka mereka akan mengalami pertolongan dan jalan keluar serta berkat Tuhan.

Matius 11:28, Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.

Adakah diantara saudara yang letih lesu dan berbeban berat? Mungkin Saudara menjadi letih lesu dan merasakan beban berat karena keletihan mempertahankan hak Saudara. Coba Saudara belajar melepaskan apa yang sebenarnya menjadi hak Saudara, tetapi mari lakukan apa yang menjadi kewajiban Saudara, dan lepaskan, serahkan apa yang menjadi hak Saudara, maka Saudara akan mengalami kelegaan dan pemulihan.

Ada orang yang datang kepada saya lalu mulai bercerita mengenai masalahnya, sementara ia bercerita, ia mulai menunjuk-nunjuk orang lain dan mempersalahkan mereka, bahkan mulai menghakimi mereka. Saat itu saya langsung berkata bahwa kita tidak boleh menghakimi orang, karena penghakiman itu ialah milik Tuhan.

Saudara, penghakiman adalah haknya Tuhan. Saudara dan saya tidak berhak menghakimi orang lain.

Matius 6:33, Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.

Mari kita lakukan semua kewajiban kita. Kita diwajibkan untuk berdoa, beribadah sungguh-sungguh, mengembalikan perpuluhan, berpuasa, dan sebagainya. Waktu kita melakukan apa yang diwajibkan bagi kita, maka kita akan menerima apa yang menjadi hak kita, bahkan dalam kelimpahan.

Berani bayar harga

Kita yang ada didalam sinode GBI memiliki doktrin bahwa Tuhan Yesus akan menjemput kita sebelum masa aniaya besar tiba. Ada sinode lain yang memiliki doktrin bahwa umat Tuhan akan dijemput Tuhan ditengah-tengah masa aniaya, dan ada juga yang percaya bahwa umat Tuhan akan dijemput Tuhan di akhir dari masa aniaya.

Ada orang-orang yang mengatakan bahwa kita (yang memegang doktrin percaya bahwa Tuhan akan menjemput kita sebelum masa aniaya datang) adalah orang-orang yang penakut, kita takut masuk dalam aniaya, sehingga ingin dijemput Tuhan sebelum masa aniaya besar itu datang, itu anggapan mereka. Saya ingin menegaskan bahwa anggapan itu tentu tidak benar. Karena justru didalam masa-masa kita masih hidup didunia ini, sebenarnya kita sedang dianiaya setiap hari. Karena kita mau melakukan kebenaran Firman Tuhan maka kita mengalami aniaya. Kita dtampar pipi kiri, Tuhan katakan beri pipi kananmu. Orang meminta baju kita, Tuhan katakan berikan juga jubahmu. Orang menyuruh kita berjalan 1 mil, Tuhan katakan berjalanlah 2 mil.

Sebenarnya kita yang mau melakukan kebenaran Firman Tuhan maka kedagingan kita sedang mengalami aniaya. Kita membayar harganya, agar ketika Tuhan datang kembali, kita diangkat-Nya untuk berjumpa dengan Dia di awan-awan permai. Oleh sebab itu, setiap kali saudara mengalami masalah, mari renungkan dan uji diri saudara. Setiap kali saya mengalami masalah, saya duduk diam untuk merenungkan dan minta kepekaan dari Tuhan, apakah masalah tersebut adalah ujian yang Tuhan berikan dalam hidup saya. Seringkali ujian itu datangnya mendadak, tanpa kita duga. Bagaimana respon kita akan menentukan apakah kita akan lulus atau tidak.

Saya melihat ada orang yang salah meresponi ujian dari Tuhan, sehingga mereka pindah dari gereja satu ke gereja lain, ternyata di gereja lain mereka mengalami sakit hati juga, tetapi respon mereka ialah malah pergi mencari gereja lainnya lagi, dan seterusnya. Orang seperti ini adalah orang yang tidak pernah lulus ujian. Selama kita belum lulus suatu ujian dari Tuhan, maka ujian yang sama akan selalu datang kembali dalam hidup kita, karena Tuhan mau kita lulus dan naik level dalam kekristenan kita. Dan untuk lulus dari setiap ujian maka kita harus berani membayar harganya.

Berjaga-jaga

Matius 24:42, Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang.

1 Petrus 5:8, Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya.

Kita harus berjaga jaga karena kedatangan Tuhan sudah amat sangat dekat. Jangan sampai kita terlena oleh kenikmatan dunia ini. Kita juga harus berjaga–jaga karena iblis selalu mencari celah untuk dia bisa masuk dalam kehidupan kita. Untuk itu jagalah baik–baik pintu hati saudara, pintu kerohanian saudara. Jangan sampai saudara berikan kesempatan dan teripu oleh jebakan tipu muslihat iblis sehingga saudara membuka celah untuk iblis akhirnya bisa masuk dalam kehidupan saudara.

Bersuka cita dan mengucap syukur senantiasa

1 Tesalonika 5:16 dan 18, Bersukacitalah senantiasa. Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.

Mari buang kebiasaan menggerutu, mengumpat, mengomel, ngedumel... Tanpa disadari jika Saudara terbiasa melakukan hal-hal tersebut dengan mulut Saudara, tanpa sadar makin hari akan makin menumpuk dalah hati Saudara. Sedikit-sedikit akhirnya menjadi bukit, dan itu akan melukai hati saudara dan menghambat kerohanian Saudara. Oleh sebab itu mari buang semua hal tersebut, dan gantilah dengan bersukacita dan mengucap syukur senantiasa. Mari mulai bersyukur dan memuji Tuhan dalam segala keadaan, maka kita akan melihat pertolongan Tuhan akan datang dalam kehidupan kita.

Wahyu 16:15, "Lihatlah, Aku datang seperti pencuri. Berbahagialah dia, yang berjaga-jaga dan yang memperhatikan pakaiannya, supaya ia jangan berjalan dengan telanjang dan jangan kelihatan kemaluannya."

Mari persiapkan pakaian pesta kita agar kita siap ketika Tuhan datang kembali untuk menjemput mempelai-Nya, Immanuel.

Sumber