Bersatu untuk melayani (Pdt Ir Sutadi Rusli)

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari

Pada bulan yang lalu, tepatnya tanggal 11 Juni 2005, kita bersyukur boleh memperingati ulang tahun yang ke-10 dari GBI Jemaat Induk Danau Bogor Raya. Karena gereja ini dibangun dalam kesatuan, dalam ketekunan dan juga dalam tantangan, permasalahan, intimidasi dan segala perkara yang begitu banyak, tetapi kalau kita boleh memperingati ulang tahun yang ke-10, semuanya itu semata-mata hanya karena kasih anugerah Tuhan Yesus Kristus.

Kalau kita mengingat kembali perjalanan pada waktu 15 tahun yang lalu, di mana Bapak rohani kita, Pdt. Dr. Ir. Niko Njotorahardjo mendapatkan visi dari Tuhan untuk melakukan pemulihan Pondok Daud, yaitu pemulihan Pujian dan Penyembahan di beberapa daerah, termasuk kota Bogor, maka didirikanlah satu wadah yaitu "Bogor Praise Center", dan Tuhan bekerja dengan luar biasa.

Untuk menindak lanjuti, maka pada tahun 1992, dibuka Persekutuan Doa Imannuel. Persekutuan Doa ini makin berkembang, dan tahun 1993, Persekutuan Doa ini dilebur menjadi kelompok-kelompok FA, sesuai dengan visi yang Tuhan berikan melalui hamba-Nya, Bapak Niko. Dan rupanya Tuhan bekerja dengan lebih luar biasa lagi, sehingga pada tanggal 11 Juni 1995, diadakan ibadah perdana di Gedung Poso Danau Bogor Raya, yang dihadiri oleh 200 jemaat. Dari 200 jemaat ini, Tuhan terus pimpin dan bimbing dengan begitu luar biasa, sehingga mereka sekarang, bahkan sebagian besar bukan hanya menjadi jemaat yang biasa lagi, tapi mereka sudah dipakai oleh Tuhan, dan diutus ke berbagai tempat dan daerah-daerah untuk membuka gereja baru.

Kalau pada hari-hari ini ada puluhan cabang, ada puluhan jam-jam ibadah boleh terjadi, itu semua dimulai dari orang-orang biasa yang mempunyai kesatuan hati, dedikasi, komitmen, dan kerendahan hati, yaitu semata-mata hanya mau memperluas Kerajaan Allah di kota Bogor dan sekitarnya.

Bersatu untuk melayani

Hari-hari ini, Tuhan mau kita lebih lagi di dalam satu pelayanan yang lebih dahsyat. Tuhan memberikan satu tema untuk ulang tahun yang ke 10, yaitu: "Bersatu Untuk Melayani". Karena ke depan kita berdoa minimal sampai tahun 2010 akan berdiri 70 cabang, akan terjadi 2.500 Family Altar, dan akan dijangkau 50.000 jiwa, ini minimal. Karena kalau Tuhan yang bekerja, maka satu jumlah yang tidak ada batasnya dapat Tuhan lakukan. Oleh karena itu kita perlu bersama-sama dalam satu kesatuan. Karena pada waktu-waktu ke depan kita percaya, ada penuaian yang sangat besar. Untuk mengantisipasi semuanya itu, kita juga mempersiapkan wadah dan tempat-tempat untuk menampung jemaat Tuhan yang pasti akan kita tuai dengan begitu banyak.

Pada hari-hari ini, kami sedang bernegosiasi untuk membeli satu bidang tanah di Danau Bogor Raya seluas 10.000m2, doakan supaya tahun ini juga bisa segera kita miliki, yang nantinya akan dibangun untuk satu tempat ibadah yang besar. Selain itu juga, pada waktu-waktu ke depan sedang dinegosiasikan satu tempat pertemuan, di lantai yang paling atas dari Bogor Trade Mal yang adalah bekas pasar Ramayana, yang berada di tengah kota Bogor. Luas ruangan ini ±700m2, yang dapat memuat sekitar 1.100 jiwa. Kita berdoa tahun ini gedung itu bisa selesai dan tahun depan kita berharap supaya pada waktu Natal, Jumat Agung, dan Paskah, kita punya tempat sendiri di mana kita boleh menampung banyak jiwa pada hari-hari ke depan. Untuk itu mari kita bergandengan tangan, karena tidak ada sesuatu yang mustahil untuk Tuhan pada waktu kita bersatu hati untuk melayani pekerjaan Tuhan yang luar biasa besar.

Waktu kita melihat tema: "Bersatu Untuk Melayani", seringkali yang ada dalam pikiran kita tentang kata "melayani" adalah urusan pendeta, hamba Tuhan, diaken, pengerja, pokoknya segala sesuatu yang berhubungan dengan gereja. Kita berpikir bahwa melayani itu hanya ada di tempat yang namanya Gereja.

Kita harus mempunyai pengertian yang benar tentang melayani. Sebab pelayanan itu tidak hanya dilakukan di dalam gereja. Tetapi di manapun kita berada, baik itu dalam rumah tangga, sebagai suami dan isteri, sebagai orang tua dan anak-anak, di tempat pekerjaan, sebagai karyawan dan bos, itu berarti juga melayani. Sebagai suami isteri kita saling melayani, sebagai orang tua dan anak, kita juga saling melayani, sebagai bos dan karyawan, juga saling melayani. Jadi apapun tugas dan tanggungjawab yang dipercayakan kepada kita, itu artinya kita melayani. Dan jika kita menghendaki pelayanan kita, baik itu di gereja, di rumah tangga, di pekerjaan, di dunia usaha, mengalami berkat dan kesuksesan, maka ada satu kata kunci, yaitu BERSATU. Dalam kitab Mazmur 133:1-3 dikatakan, "Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun! Seperti minyak yang baik di atas kepala meleleh ke janggut, yang meleleh ke janggut Harun dan ke leher jubahnya. Seperti embun gunung Hermon yang turun ke atas gunung-gunung Sion. Sebab ke sanalah TUHAN memerintahkan berkat, kehidupan untuk selama-lamanya."

Kesatuan

Bersatu menjadi kata kunci keberhasilan dalam setiap aspek kehidupan kita. Kesatuan hati merupakan satu kunci keberhasilan dalam apapun yang kita lakukan. Pemazmur katakan "alangkah indahnya kalalu kita itu bersatu, hidup di dalam kerukunan" sebab seperti minyak urapan yang dituang di atas kepala Harun, yang meleleh sampai ke wajahnya, dan sampai ke janggutnya. Ini berbicara tentang makna persatuan dan kerukunan yang digambarkan oleh Daud. Minyak urapan dikatakan di dalam Keluaran 30:23, dibuat dari campuran minyak zaitun, rempah-rempah dan wangi-wangian yang luar biasa, dengan harga yang mahal, yang dituang di atas kepala Harun, imam besar yang pertama. Dari sini kita belajar bahwa kesatuan berbicara mengenai:

  1. Sesuatu yang berharga
  2. Minyak urapan yang terdiri dari campuran minyak zaitun dan rempah-rempah itu baunya sangat harum
  3. Minyak urapan yang dituang di atas kepala Harun itu akan mengalir turun

Sesuatu yang berharga

Minyak urapan harganya sangat mahal (precious oil). Jadi kesatuan itu sungguh berharga, bahkan sangat mahal harganya. Iblis tahu kalau umat-umat Tuhan bersatu, ini jadi kekuatan yang luar biasa. Dalam Matius 18:18-20, dikatakan "Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya apa yang kamu ikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kamu lepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga. Dan lagi Aku berkata kepadamu: Jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat meminta apa pun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di sorga. Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka." Iblis tahu betul ayat ini, sementara kebalikannya orang Kristen tidak mengerti akan ayat ini. Banyak dari kita tidak mengerti bahwa ada sesuatu hal yang berharga yang harus kita lakukan. Dan ini iblis tahu, dia tahu kalau satu keluarga Kristen, kelompok orang-orang percaya, kelompok hamba-hamba Tuhan, gereja Tuhan bersatu, mereka akan punya satu kuasa yang begitu besar. Kata "sepakat" dalam bahasa Yunani ditulis sumponeo, asal kata simfoni. Simfoni di dalam musik berbicara tentang harmonisasi, artinya penggabungan keberagaman alat musik yang berbeda tetapi mengeluarkan nada yang sama, sehingga menghasilkan suara yang indah didengar.

Kesehatian di dalam kesatuan itu begitu penting, sebab tidak semua kita mempunyai pendapat, pemikiran dan ide yang sama. Tetapi jika hal itu dilakukan didalam kesepakatan bersama maka akan menghasilkan sesuatu yang dahsyat. Sebab di dalam ayat 19 dikatakan "sepakat meminta apa pun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di sorga." Tentunya suatu permintaan yang sesuai dengan apa yang Tuhan inginkan. Waktu kita sepakat minta, maka pergumulan apapun yang kita alami, pasti kita dimampukan oleh Tuhan untuk menyelesaikannya. Tuhan mau kita sama-sama bersatu. Mari kesatuan dimulai dari keluarga kita lebih dulu. Lalu kemudian menyebar ke tempat lain, ke dalam gereja, usaha, pekerjaan, sekolah dan apapun itu, tempat di mana kita melayani, pasti akan mengalami keberhasilan di dalam nama Tuhan Yesus Kristus.

Minyak urapan yang terdiri dari campuran minyak zaitun dan rempah-rempah itu baunya sangat harum

Waktu dituang di atas kepala imam menurut kebiasaan orang Yahudi, minyak itu cukup banyak dituang dari atas kepala, sehingga bau semerbak akan kemana-mana. Jadi kesatuan berbicara tentang keharuman, artinya kesatuan itu akan membawa harum semerbak bagi sekeliling. Tuhan Yesus sendiri di dalam Yohanes 17:21-23 berkata, "supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku. Dan Aku telah memberikan kepada mereka kemuliaan, yang Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu: Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku supaya mereka sempurna menjadi satu, agar dunia tahu, bahwa Engkau yang telah mengutus Aku dan bahwa Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi Aku."

Ada seorang ibu yang tidak mau diajak ke gereja, karena melihat tetangganya yang sangat rajin ke gereja, tetapi tidak menjadi berkat bagi lingkungannya, bahkan seringkali kedapatan sedang bertengkar hebat antara suami dengan isteri. Sering kali kita sebagai anak-anak Tuhan tidak menunjukkan keteladanan Kristus dalam kehidupan kita sehari-hari. Kita tidak membawa bau harum buat Tuhan. Kita harus bersatu dan membawa keharuman itu, supaya dunia tahu, bahwa Tuhan mengasihi semua umat manusia. Setiap kita mempunyai dua sisi kehidupan, yakni jasmani dan rohani. Waktu kita hanya memberi makan bagian hidup kita yang jasmani, maka kehidupan daging kita yang keluar. Dan jika daging kita ini yang kita beri makan terus, maka lama kelamaan kehidupan kerohanian kita menjadi mati. Demikian pula sebaliknya, jika kita membiasakan untuk memberi makan kerohanian kita, dengan berdoa, memuji dan menyembah Tuhan, membaca firman Tuhan dan melakukannya maka kerohanian kita akan terus bertumbuh, dan kedagingan kita dimatikan, kita tidak lagi hidup dalam daging tetapi hidup dalam roh dan dikuasai oleh Roh Allah. Di manapun saudara berada, baik itu pada saat kita berada di mobil, kita mendengarkan firman Tuhan lewat kaset-kaset kotbah, kita memuji dan menyembah Tuhan sambil berkendaraan, kita menonton acara rohani yang membangun kerohanian kita, itu artinya kita sedang memberi makan rohani kita. Maka lama kelamaan, perkara-perkara daging, perkara-perkara dunia dalam hidup kita makin lama semakin kecil, sehingga kita hanya memikirkan perkara-perkara yang di atas, yang dari sorga. Dan kitapun menjadi keharuman buat Tuhan, menjadi teladan buat banyak jiwa, dan menjadi berkat buat banyak orang.

Minyak urapan yang dituang di atas kepala Harun itu akan mengalir turun

Ini berbicara tentang pengaliran berkat-berkat yang berkelimpahan. Mazmur 133:3 dikatakan, "Seperti embun gunung Hermon yang turun ke atas gunung-gunung Sion. Sebab ke sanalah TUHAN memerintahkan berkat, kehidupan untuk selama-lamanya." Kalau kita ada dalam kesatuan, ada dalam kesepakatan, maka kita tidak usah mengejar berkat, tetapi Tuhan sendiri yang akan memerintahkan berkat itu pergi ke atas kita. Kalau kita berbicara tentang gunung Hermon, gunung ini memiliki ketinggian 2800m, yang puncaknya terdapat salju abadi. Apabila di daerah Israel terjadi kekeringan, maka es ini akan mencair dan mengalir ke daerah-daerah yang ada di Israel. Itu artinya ada berkat yang terus menerus Tuhan perintahkan atas kita jika kita hidup dalam kesatuan dan kerukunan.

Tetapi kenapa masih banyak orang atau keluarga Kristen yang tidak mengalami kesatuan dalam kehidupan keluarganya, sehingga berkat itu tidak tercurah penuh? Jawabannya ada di dalam Mazmur 86:11, "Tunjukkanlah kepadaku jalan-Mu, ya TUHAN, supaya aku hidup menurut kebenaran-Mu; bulatkanlah hatiku untuk takut akan namaMu" Pemazmur Daud yang sedang depresi, berdoa kepada Tuhan "bulatkan hatiku". Pada saat itu hati Daud terpecah-pecah, terbagi-bagi.

Itu sebabnya mengapa banyak orang Kristen yang tidak bisa bersatu, baik suami dan isteri, orang tua dan anak, karena hatinya masih terpecah-pecah, tercabik-cabik. Bagaimana dia bersatu dengan orang lain, sementara bersatu dengan dirinya sendiri saja dia tidak bisa. Oleh karena itu perlu membereskan hati kita, mungkin itu kekecewaan, sakit hati, dan sebagainya. Kita harus bisa menerima dulu keadaan yang ada pada kita. Karena sebelum kita beres, maka kita akan mengalami kesulitan untuk bersatu hati dengan orang lain. Tuhan inginkan kita berdamai lebih dulu dengan hidup kita sendiri, kita bereskan hati kita lebih dulu. Mulai dari ini semuanya, maka kita boleh punya persatuan, kita boleh punya persekutuan yang indah dengan sesama manusia. Dan kita akan melihat hasilnya bagaimana Tuhan memerintahkan berkat itu dicurahkan atas kita semuanya.

Sumber