Beribadah menurut cara yang berkenan (9 Weeks of Breakthroughs) (Pdp Paulus Daniel Santo)

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari
Beribadah menurut cara yang berkenan
Buletin 9 Weeks of Breakthroughs.jpg
9 Weeks of Breakthroughs
PeriodeMinggu IV
Tanggal30 Oktober 2010
OlehPdp Paulus Daniel Santo
SebelumnyaPersiapkan jalan untuk Tuhan (Pdm Renthona Singarimbun)
SelanjutnyaKuduskanlah dirimu! (Pdt Sutadi Rusli)
Buletin #06

Kita merasakan dalam 9 Weeks of Breakthroughs ini Roh Kudus membawa kita masuk dalam dimensi penyembahan yang lebih dalam lagi, supaya kita mengalami terobosan. Kita yakin dan percaya mulai dari kali pertama kita mengadakan 9 Weeks of Breakthroughs ini, terobosan sudah mulai terjadi. Apa yang sedang kita alami ini berkaitan dengan pekerjaan yang sedang Tuhan kerjakan atas gerejanya di akhir zaman ini, khususnya di Indonesia; di tengah goncangan-goncangan bencana alam yang luar biasa dahsyat sedang melanda Indonesia, tapi gereja justru dibawa Tuhan masuk ke hadirat-Nya, kita tahu dalam hadirat-Nya ada perlindungan yang sempurna.

Ibrani 12:28, Jadi, karena kita menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan, marilah kita mengucap syukur dan beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan kepada-Nya, dengan hormat dan takut.

Inilah yang Tuhan inginkan agar kemuliaan-Nya menudungi kita di tengah-tengah goncangan ini:

  • kita diminta untuk mengucap syukur atas segala hal yang terjadi,
  • kita beribadah menurut cara yang berkenan yaitu dengan hormat dan takut.

Saudara yang dikasihi Tuhan, beribadah dengan cara yang berkenan ini berbicara tentang:

  1. Menjadi penyembah yang benar. Agar dapat menjadi penyembah yang benar, maka hal terpenting ialah memastikan posisi kita secara rohani di hadapan Tuhan, pastikan bahwa kita sudah dibenarkan oleh Tuhan. Ini berbicara mengenai bertobat, lahir baru, dan dalam iman ketaatan, kita memberi diri kita dibaptis. Sehingga kita dipindahkan dari kegelapan kepada kerajaan Allah yang tidak tergoncangkan.
  2. Beribadah menurut cara Tuhan. Melalui kitab Yosua kita juga melihat bahwa Yosua berperang dengan cara/strategi yang Tuhan berikan. Demikian juga dalam beribadah, Yosua membawa bangsa Israel beribadah menurut cara yang berkenan pada-Nya.

Sikap hati takut akan Tuhan

Saudara, menurut Ibrani 12:28, beribadah dengan cara yang berkenan dimulai dari sikap hati yang hormat dan takut akan Allah. Jika kita ingin mengalami kuasa hadirat Tuhan dalam bobot yang lebih lagi di rumah tangga kita dan di ibadah-ibadah kita, kita perlu memperbaiki sikap hati kita yaitu takut akan Tuhan lebih lagi. Bukan ketakutan (afraid of God) tapi sikap hormat dan gentar akan Dia (fear of God).

Seorang hamba Tuhan bernama John Bevere menyampaikan bahwa memiliki takut akan Allah dalam hidup kita akan:

  1. Membawa kita untuk membangun keintiman dengan Tuhan. Jadi takut akan Allah adalah relasi kuat dengan keintiman. Kalau kita mau intim lebih lagi, kita harus punya sikap takut akan Allah lebih lagi.
  2. Menjaga kita tetap intim dengan Dia. Jika saudara rindu “api kemuliaan” Tuhan yang sedang turun pada hari Sabtu ini menyebar ke rumah kita, ke ibadah Minggu, ke ibadah-ibadah lain, mari kita belajar mengembangkan sikap hati yang takut akan Tuhan ini.

Bagaimana kita mempraktekkan sikap takut akan Tuhan ini dalam kebaktian? Kita harus semakin menghormati kekudusan hadirat Tuhan dalam ibadah. Contoh: mungkin satu waktu kelak, akan diberlakukan, ketika kita datang terlambat dalam kebaktian dan sedang ada penyembahan–sedang terjadi interaksi Ilahi antara umat dengan Tuhan – mungkin nanti diberlakukan agar yang terlambat ditahan dulu sebentar dan ikut menyembah di depan pintu masuk, sehingga tidak lalu lalang mengganggu yang lain yang sedang berinteraksi dengan Tuhan. Ini akan melatih kita untuk mempersembahkan ibadah dengan cara yang semakin berkenan pada Tuhan, dengan cara menghormati kekudusan hadirat-Nya, sehingga kemuliaan-Nya akan turun atas kita. Gereja di akhir zaman perlu mengerti betapa besarnya anugerah dalam Kristus Yesus, sekaligus juga perlu mengerti bagaimana menghormati hadirat Tuhan yang kudus.

Empat senjata favorit musuh

Terobosan sangat berkaitan dengan peperangan rohani. Seorang Hamba Tuhan bernama Jim Goll menyampaikan bahwa ada 4 senjata favorit nya iblis di akhir zaman, yang digunakan oleh iblis untuk menghalangi gereja mengalami terobosan.

4 senjata favorit iblis ini disingkat "4D":

Delay (Penundaan)

Tujuan iblis ialah dengan senjata “penundaan” ini ialah untuk melemahkan kerinduan kita akan Tuhan, supaya kita ketinggalan pergerakan Tuhan. Puji Tuhan Saudara yang ikut dari awal pergerakan Tuhan, kita bukan yang ketinggalan, tapi kita harus hati-hati dengan yang namanya delay (penundaan) yang dari iblis ini. Cara kerjanya adalah ketika kita mendengar firman yang membangkitkan roh kita, tapi setelah itu pikiran kita ditembak oleh panah api si iblis, sehingga kita akan berpikir "ah entar aja", "nanti aja". Iblis akan berusaha untuk kita menunda melakukan perintah Tuhan. Iblis mau delay karena tahu waktunya sudah sangat singkat, tapi dia mau buat seolah-olah waktunya masih panjang, sehingga banyak umat Tuhan tertipu dengan penundaan-penundaan ini.

Deceit (Penipuan)

Strateginya adalah melalui seduction (godaan), supaya kita tidak melakukan kehendak Tuhan dan supaya kita tidak mengalami janji-Nya. Janji Tuhan adalah tahan 2010 adalah Tahun Terobosan. Iblis tidak ingin kita mengalaminya. Israel dipimpin Musa mengalami terobosan keluar dari Mesir, keluar dari penjajahan sekian ratus tahun. Mereka tidak mengalami breakthrough yang selanjutnya yaitu masuk ke tanah perjanjian karena mereka ditipu. Saudara yang dikasihi Tuhan, bagaimana cara iblis menipu umat Tuhan? Yang paling utama adalah dengan memutarbalikkan Firman Tuhan. Korban dari strategi deceit ini adalah mereka yang tidak mengerti Firman Tuhan. Oleh sebab itu, adalah sangat penting bagi kita untuk mengerti Firman Tuhan. Kita menggali terus menerus Firman Tuhan agar tidak mudah ditipu. Ingat Adam dan Hawa, bagaimana Iblis memutarbalikkan Firman dan akibatnya mereka tertipu dan jatuh dalam dosa.

Disappointment (Kekecewaan)

Tujuannya yang pertama adalah untuk memutuskan keintiman dengan Tuhan dan hubungan dengan sesama. Waktu Iblis lihat kita mendapatkan suplai dari sorga yaitu kekuatan, berkat, anugerah dari Tuhan terus menerus, Iblis tahu bahwa itu bersumber dari hati yang terus menerus berkenan di hadapan Tuhan. Jadi Iblis akan bikin macet dengan memancing kita untuk memakan “umpan kekecewaan” sehingga hati kita tidak lagi berkenan, dan suplai aliran kehidupan itu terputus, sehingga kita tidak mengalami damai sejahtera, berkat, pertolongan, dan semua yang kita butuhkan. Kedua, kekecewaan juga menjebloskan kita dalam suatu “kerangkeng rohani” sehingga iman kita tidak pernah bertumbuh.

Distraction (Kekacauan)

Tujuannya yang pertama untuk menciptakan error secara rohani. Kalau kita sedang menggunakan komputer dan tiba-tiba komputernya error, kita tentu tidak bisa melanjutkan pekerjaan. Waktu hidup kita, rumah tangga, pelayanan kita ada yang error, tentu tidak bisa jalan terus. Karena itu kita harus hati-hati, goal utama dari setiap serangan Iblis adalah menciptakan broken focus. Ketika Musa memimpin orang Israel, mereka melakukan banyak kegiatan tapi itu semua hanya membawa mereka berputar di padang gurun 40 tahun. Mengapa? Karena fokus mereka buyar, mereka menyimpang ke kanan ke kiri, tidak tekun dan setia pada Tuhan. Perhatikan hidup kita, jangan sampai fokus kita kacau, sehingga prioritas hidup kita juga salah. Tuhan menghendaki agar kita memiliki prioritas: carilah dahulu kerajaan Allah dan kebenaran-Nya, maka semuanya akan ditambahkan kepadamu.