Jangan sampai menyimpang! (9 Weeks of Breakthroughs)

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari
Jangan sampai menyimpang!
Buletin 9 Weeks of Breakthroughs.jpg
9 Weeks of Breakthroughs
PeriodeMinggu VIII
Tanggal11 Desember 2010
Oleh/ptk
SebelumnyaRuntuhnya tembok Yerikho (Pdt Sutadi Rusli)
SelanjutnyaPrajurit pendoa syafaat
Buletin #09

Dalam "9 Weeks of Breakthroughs" kita mempelajari teladan dari perjalanan hidup Yosua dan bangsa Israel. Sampai pada titik kemenangan mereka di Yerikho, kita melihat bagaimana mereka selalu mengalami kemajuan-kemajuan dan juga kemenangan. Namun masuk dalam pasal yang ketujuh kita akan melihat suatu pemandangan yang berbeda. Kata pertama dari pasal tujuh dimulai dengan kata "Tetapi". Hal ini menunjukkan ada sesuatu hal yang berbeda dengan pasal 6 yang berisi catatan kemenangan gilang gemilang. Yosua 7 adalah catatan mengenai bagaimana dosa satu orang berdampak kepada seluruh bangsa dan juga kepada pemimpinnya, Yosua. Dari cerita ini kita akan melihat bagaimana Tuhan memandang dosa dengan sangat serius dan Tuhan seringkali meminta pertanggungjawaban dari seluruh kelompok atas dosa individu (2 Tawarikh 7:14; Nehemia 1; Daniel 9; 1 Korintus 5).

Berubah setia

Tetapi orang Israel berubah setia dengan mengambil barang-barang yang dikhususkan itu, karena Akhan bin Karmi bin Zabdi bin Zerah, dari suku Yehuda, mengambil sesuatu dari barang-barang yang dikhususkan itu. Lalu bangkitlah murka TUHAN terhadap orang Israel. (Yosua 7:1)

Pada ayat di atas jelas terlihat konsep pertanggungjawaban kelompok. Jika kita perhatikan yang melakukan dosa hanyalah Akhan tetapi Tuhan murka terhadap seluruh orang Israel.

Mengapa Allah menyalahkan seluruh bangsa untuk ketidaktaatan hanya satu prajurit? Kenapa seluruh Israel adalah satu di dalam Tuhan dan bukan hanya sebuah kumpulan berbagai macam suku, keluarga, atau individu (Keluaran 19:5-6). Allah berjalan bersama mereka, dan karenanya seluruh bangsa itu harus tetap kudus. Dosa akan mempengaruhi hubungan mereka kepada Tuhan dan satu sama lain.

Istilah "berubah setia" dalam ayat tersebut juga merupakan istilah yang penting dalam Alkitab. Istilah ini juga dipakai dalam Bilangan 5:12-13 untuk menggambarkan perbuatan zinah seorang istri. Dalam hal ini yang menjadi masalah adalah bukan soal barangnya atau jumlahnya tetapi pelanggaran akan perjanjian antara Tuhan dengan bangsa Israel perihal barang-barang yang dikhususkan (Yosua 6:17-19). Dosa Akhan diperhitungkan sebagai dosa seluruh bangsa Israel, hal ini juga berlaku ketika Adam dan Hawa berdosa, maka seluruh manusia menjadi orang berdosa (Roma 5:12-21).

Kekalahan di Ai

Yosua menyuruh orang dari Yerikho ke Ai, yang letaknya dekat Bet-Awen, di sebelah timur Betel, dan berkata kepada mereka, demikian: "Pergilah ke sana dan intailah negeri itu." Maka pergilah orang-orang itu ke sana dan mengintai kota Ai. Kemudian kembalilah mereka kepada Yosua dan berkata kepadanya: "Tidak usah seluruh bangsa itu pergi, biarlah hanya kira-kira dua atau tiga ribu orang pergi untuk menggempur Ai itu; janganlah kaususahkan seluruh bangsa itu dengan berjalan ke sana, sebab orang-orang di sana sedikit saja." (Yosua 7:2-3)

Memang kekalahan di Ai dapat katakan hanya karena dosa Akhan, tetapi kita dapat melihat adanya suatu kepercayaan diri yang berlebihan dalam laporan para pengintai kepada Yosua. Berbeda dengan persiapan peperangan di Yosua, Allah langsung memberikan instruksi kepada Yosua, kita tidak melihat Yosua bertanya kepada Allah dalam peperangan di Ai.

Memang secara kasat mata, Ai adalah kota yang lebih kecil dari Yerikho yang baru saja mereka kalahkan. Tetapi para pengintai hanya fokus kepada kekuatan musuh dan kepercayaan diri kepada kekuatan mereka sendiri. Mereka bahkan bisa berkata bahwa untuk mengalahkan Ai tidak perlu mengerahkan seluruh tentara Israel.

Kecongkakan mendahului kehancuran, dan tinggi hati mendahului kejatuhan. (Amsal 16:18)

Akibat #1 – Dipermalukan

Maka berangkatlah kira-kira tiga ribu orang dari bangsa itu ke sana; tetapi mereka melarikan diri di depan orang-orang Ai. (Yosua 7:4)

Suatu pemandangan yang sangat berbeda dengan pertempuran di Yerikho:

Lalu bersoraklah bangsa itu, sedang sangkakala ditiup; segera sesudah bangsa itu mendengar bunyi sangkakala, bersoraklah mereka dengan sorak yang nyaring. Maka runtuhlah tembok itu, lalu mereka memanjat masuk ke dalam kota, masing-masing langsung ke depan, dan merebut kota itu. (Yosua 6:20)

Bangsa yang tadinya membuat raja-raja Kanaan tawar hati (Yosua 5:1) sekarang malah melarikan diri dari kejaran musuh.

Akibat #2 – Kematian

Sebab orang-orang Ai menewaskan kira-kira tiga puluh enam orang dari mereka; orang-orang Israel itu dikejar dari depan pintu gerbang kota itu sampai ke Syebarim dan dipukul kalah di lereng. (Yosua 7:5a)

Dari kemenangan mutlak tanpa korban di Yerikho hingga tiga puluh enam orang tewas di Ai.

Akibat #3 – Kehilangan Semangat

Lalu tawarlah hati bangsa itu amat sangat. (Yosua 7:5b)

Bandingkan dengan ayat-ayat sebelumnya yang menerangkan kondisi hati orang Kanaan.

Dan berkata kepada orang-orang itu: "Aku tahu, bahwa TUHAN telah memberikan negeri ini kepada kamu dan bahwa kengerian terhadap kamu telah menghinggapi kami dan segala penduduk negeri ini gemetar menghadapi kamu. … Ketika kami mendengar itu, tawarlah hati kami dan jatuhlah semangat setiap orang menghadapi kamu, sebab TUHAN, Allahmu, ialah Allah di langit di atas dan di bumi di bawah. (Yosua 2:9, 11)

Kata mereka kepada Yosua: "TUHAN telah menyerahkan seluruh negeri ini ke dalam tangan kita, bahkan seluruh penduduk negeri itu gemetar menghadapi kita." (Yosua 2:24)

Ketika semua raja orang Amori di sebelah barat sungai Yordan dan semua raja orang Kanaan di tepi laut mendengar, bahwa TUHAN telah mengeringkan air sungai Yordan di depan orang Israel, sampai mereka dapat menyeberang, tawarlah hati mereka dan hilanglah semangat mereka menghadapi orang Israel itu. – (Yosua 5:1)

Akibat dosa Akhan, orang Israel menjadi seperti orang Kanaan, tanpa disertai Allah yang benar untuk melindungi mereka.

Dukacita Yosua

Sang pemimpin yang tadinya memiliki semangat dan kepercayaan diri sekarang harus menghadapi situasi yang tidak terbayangkan. Perlu kita ingat bahwa Yosua belum tahu mengapa bangsa Israel mengalami kekalahan.

Yosua mengekspresikan dukacitanya dengan dua cara:

#1 Berkabung

Yosuapun mengoyakkan jubahnya dan sujudlah ia dengan mukanya sampai ke tanah di depan tabut TUHAN hingga petang, bersama dengan para tua-tua orang Israel, sambil menaburkan debu di atas kepalanya. (Yosua 7:6)

Dalam Alkitab tindakan mengoyakkan jubah merupakan ekspresi dari berkabung. adat istiadat berkabung lainnya ditunjukkan dalam perjanjian lama termasuk menangis (Mazmur 6:6; Yeremia 9:1), memukul dada (Yesaya 32:12), mengangkat tangan (Mazmur 141:2; Ezra 9:5), berbaring atau duduk dalam keheningan (Hakim-Hakim 20:26; 2 Samuel 12:16), menundukkan kepala (Ratapan 2:10), berpuasa (2 Samuel 3:35), mengenakan kain kabung (Kejadian 37:34), menabur abu, debu, atau kotoran (Yosua 7:6; 2 Samuel 15:32). Bahkan ada kelompok pelayat perempuan profesional yang bisa dipanggil untuk berkabung pada acara-acara tertentu (Yeremia 9:17, 20; Amos 5:16-17). Bangsa Israel sangat dilarang dari berkabung dengan cara ritual penyembah berhala, seperti menyayat tubuh atau pencukur jenggot (Imamat 19:28; Ulangan 14:1; Yeremia 16:6).

#2 Berdoa

Dan berkatalah Yosua: "Ah, Tuhanku ALLAH, mengapa Engkau menyuruh bangsa ini menyeberangi sungai Yordan? supaya kami diserahkan kepada orang Amori untuk dibinasakan? Lebih baik kalau kami putuskan tadinya untuk tinggal di seberang sungai Yordan itu!” (Yosua 7:7)

Kata-kata yang mirip kita temukan ketika 12 pengintai melaporkan kondisi Tanah Kanaan kepada Musa (Bilangan 13-14). Waktu itu mereka mengeluh terhadap Allah, sedangkan Yosua mencurahkan hatinya kepada Allah. Mengeluh kepada Allah bukanlah hal yang sama dengan mengeluh terhadap Allah. Yosua masih percaya kepada Tuhan, dia hanya tidak mengerti apa yang terjadi.

Perhatian pertama adalah untuk reputasi orang Israel.

“O Tuhan, apakah yang akan kukatakan, setelah orang Israel lari membelakangi musuhnya? Apabila hal itu terdengar oleh orang Kanaan dan seluruh penduduk negeri ini, maka mereka akan mengepung kami dan melenyapkan nama kami dari bumi ini.” (Yosua 7:8-9a)

Salah satu akibat berat dari dosa adalah kerusakan yang itu terhadap reputasi dan nama baik.

Perhatian kedua adalah untuk reputasi Allah

Dan apakah yang akan Kaulakukan untuk memulihkan nama-Mu yang besar itu?" (Yosua 7:8-9b)

Mengingat bahwa Israel adalah bangsa pilihan Tuhan, reputasi-Nya sangat berhubungan dengan reputasi orang Israel. Nama Allah yang besar akan ternoda karena dosa Akhan dan bangsa Israel.

Kita sebagai gereja disebut dengan orang Kristen yang artinya pengikut Kristus. Bagaimana kita menjaga reputasi Kristus? Sama seperti bangsa Israel adalah wakil TUHAN yang kelihatan, kita adalah wakil Yesus Kristus. Apakah kita menjalani kehidupan sehari-hari dengan menjaga reputasi Tuhan? Apakah kita menjaga nama baik-Nya? Apa tindakan kita menjaga reputasi gereja kita? (1 Petrus 2:11-25; Efesus 4:17-5:17)

"Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang. Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga." (Matius 5:13-16)

Pemulihan Tuhan

Dalam ayat 10-15 Tuhan berbicara kepada Yosua secara langsung, sebagaimana Tuhan telah lakukan sebelumnya.

#1 Teguran kepada Yosua

Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Yosua: "Bangunlah! Mengapa engkau sujud demikian?” (Yosua 7:10)

Sesudah menunggu Yosua mencurahkan isi hatinya, Tuhan kemudian menegur Yosua dengan teguran ringan.

#2 Alasan kekalahan

“Orang Israel telah berbuat dosa, mereka melanggar perjanjian-Ku yang Kuperintahkan kepada mereka, mereka mengambil sesuatu dari barang-barang yang dikhususkan itu, mereka mencurinya, mereka menyembunyikannya dan mereka menaruhnya di antara barang-barangnya.” (Yosua 7:11)

Sekali lagi kita melihat bagaimana dosa satu orang diperhitungkan kepada seluruh bangsa Israel, karena di mata Tuhan, Israel adalah satu.

  • Israel telah "berdosa"
  • Israel telah "melanggar" perjanjian Allah
  • Israel telah "mengambil" barang larangan, mereka “mencuri" serta “menyembunyikannya”
  • Israel telah "menaruh" barang-barang tersebut diantara milik mereka.

Dengan melakukan hal tersebut, orang Israel menaruh barang larangan yang dikhususkan untuk dihancurkan di antara mereka. Karena barang tersebut ada di antara orang Israel, orang Israel pun menjadi bagian dari barang-barang yang dikhususkan untuk dihancurkan.

“Sebab itu orang Israel tidak dapat bertahan menghadapi musuhnya. Mereka membelakangi musuhnya, sebab mereka itupun dikhususkan untuk ditumpas. Aku tidak akan menyertai kamu lagi jika barang-barang yang dikhususkan itu tidak kamu punahkan dari tengah-tengahmu.” (Yosua 7:12)

Perhatikan bahwa:

  • Ayat 11: mereka mengambil sesuatu dari barang-barang yang dikhususkan itu
  • Ayat 12: sebab mereka itupun dikhususkan untuk ditumpas
  • Ayat 12: Aku tidak akan menyertai kamu lagi
  • Ayat 15: Dan siapa yang didapati menyimpan barang-barang yang dikhususkan itu, akan dibakar dengan api

Selama orang Israel masih menyimpan barang-barang tersebut, mereka juga dikhususkan untuk ditumpas.

  • Ayat 12: Aku tidak akan menyertai kamu lagi jika barang-barang yang dikhususkan itu tidak kamu punahkan dari tengah-tengahmu.
  • Ayat 13: kamu tidak akan dapat bertahan menghadapi musuhmu, sebelum barang-barang yang dikhususkan itu kamu jauhkan dari tengah-tengah kamu.

Akhan

Dalam ayat-ayat berikutnya kita dapat membaca bagaimana Tuhan kemudian memberikan cara bagaimana agar bisa menemukan orang yang mengambil barang-barang yang dikhususkan itu sehingga akhirnya ketahuan bahwa Akhan bin Karmi bin Zabdi bin Zerah, dari suku Yehuda yang melakukannya.

Tidak ada seorangpun yang bisa menyembunyikan dosanya di hadapan Allah.

Sebab Aku mengamat-amati segala tingkah langkah mereka; semuanya itu tidak tersembunyi dari pandangan-Ku, dan kesalahan merekapun tidak terlindung di depan mata-Ku. (Yeremia 16:17)

Sekalipun mereka bersembunyi di puncak gunung Karmel, Aku akan mengusut dan mengambil mereka dari sana; sekalipun mereka menyembunyikan diri terhadap mata-Ku di dasar laut, Aku akan memerintahkan ular untuk memagut mereka di sana. (Amos 9:3)

Karena Allah akan membawa setiap perbuatan ke pengadilan yang berlaku atas segala sesuatu yang tersembunyi, entah itu baik, entah itu jahat. (Pengkhotbah 12:14)

Setelah Akhan ketahuan, Yosua menyuruh Akhan untuk mengakui perbuatannya di hadapan Allah dan di hadapan orang Israel.

Berkatalah Yosua kepada Akhan: "Anakku, hormatilah TUHAN, Allah Israel, dan mengakulah di hadapan-Nya; katakanlah kepadaku apa yang kauperbuat, jangan sembunyikan kepadaku." (Yosua 7:19)

Ketika Akhan mengakui dosanya, kita dapat melihat kemiripan antara peristiwa di Taman Eden dengan apa yang timbul dalam hati Akhan.

“Aku melihat di antara barang-barang jarahan itu jubah yang indah, buatan Sinear, dan dua ratus syikal perak dan sebatang emas yang lima puluh syikal beratnya; aku mengingininya, maka kuambil; semuanya itu disembunyikan di dalam kemahku dalam tanah, dan perak itu di bawah sekali." (Yosua 7:21)

Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminyapun memakannya. (Kejadian 3:6)

Kedua peristiwa tersebut dimulai dari melihat, mengingini dan kemudian mengambil. Setelah itu kedua peristiwa itu pun dilanjutkan dengan tindakan menyembunyikan perbuatan mereka. Ingat bahwa dosa memisahkan kita dari Allah (Yesaya 59:2). Dosa Akhan dan Hawa bahkan lebih tragis jika kita mengingat apa yang sudah Tuhan lakukan bagi mereka berdua.

Dosa Akhan menjadi lebih serius ketika kita berhenti untuk merenungkan apa yang sudah Allah lakukan baginya. Tuhan telah merawat Akhan dan keluarganya di padang gurun. Tuhan telah membawa mereka dengan selamat menyeberangi sungai Yordan dan Tuhan memberi kemenangan di Yerikho. Tuhan telah menerima Akhan sebagai putra perjanjian di Gilgal. Namun Akhan tidak menaati Allah hanya untuk memiliki beberapa kekayaan yang ia bahkan tidak bisa nikmati. Kalau saja Akhan menunggu satu atau dua hari, ia bisa mengumpulkan semua harta rampasan yang ia inginkan dari kemenangan di Ai!

"Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu." (Matius 6:33)

Tugu Peringatan

Sesudah itu didirikanlah di atasnya suatu timbunan batu yang besar, yang masih ada sampai sekarang. Lalu surutlah murka TUHAN yang bernyala-nyala itu. Oleh sebab itu nama tempat itu sampai sekarang disebutkan lembah Akhor. (Yosua 7:26)

Setelah Akhan serta seluruh keluarganya menerima hukuman orang Israel mendirikan sebuah tugu peringatan. Dalam waktu singkat kita memiliki dua tugu peringatan yang didirikan oleh orang Israel, satu positif dan satu negatif. Satu peringatan mengingatkan Israel perlindungan Allah dan kekuasaan dan yang lainnya mengingatkan mereka tentang kekudusan and keadilan-Nya. Tugu yang satu peringatan pada konsekuensi iman, sementara yang lain peringatan pada konsekuensi dari dosa.

Penting untuk dicatat bahwa ini adalah perwujudan belas kasihan, TUHAN berbalik dari kemarahan-Nya. Inilah yang Tuhan lakukan bagi kita di kayu salib. Pada Yesus Ia mencurahkan murka-Nya dan murka terhadap dosa, supaya kita diselamatkan dari akibat dosa (Roma 6:23). Puji Tuhan, tidak satu pun dari kita hari ini harus membayar untuk dosa kita dengan darah kita sendiri, Yesus Kristus yang melakukan itu untuk kita. Dalam kematian-Nya ia menebus dosa kita, Yesus meredakan murka Allah dan memungkinkan bagi kita untuk didamaikan dengan Allah. (2 Korintus 5:11-21).

Dan Ia (Yesus) adalah pendamaian untuk segala dosa kita, dan bukan untuk dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa seluruh dunia. (1 Yohanes 2:2)

Amin.