Menantikan waktunya Tuhan

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari

"Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat Tuhan, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil." (Mazmur 1:1-3)

Satu kalimat yang mungkin seringkali terlewat dari perhatian kita dalam ayat ini adalah: ”...YANG MENGHASILKAN BUAHNYA PADA MUSIMNYA...”

Kalau kita memperhatikan, selalu ada musim bagi setiap pohon buah-buahan. Ada musim jeruk, musim mangga, musim durian, dan lain sebagainya. Dan tentunya agak sulit mencari jenis buah tertentu saat belum musimnya. Saya teringat ketika Isteri saya sedang mengandung anak kami. Tentunya seperti umumnya ibu-ibu yang mengandung, dia ingin sekali bisa menikmati buah mangga muda. Padahal pada waktu itu bukan musim mangga. Alhasil saya harus keliling berbagai tempat sampai akhirnya menemukan satu penjual buah-buahan yang menjual buah mangga muda.

Demikian juga saat kami mengadakan mission trip (perjalanan misi) ke Pulau Nias, ada seorang rekan yang kepingin sekali mencoba durian Nias yang katanya memiliki citra rasa yang tidak kalah enaknya dengan durian Medan. Namun sayangnya musim durian telah berlalu, sehingga satu pun buah durian tidak kami dapati di Pulau itu. Yang ada hanyalah durian yang telah diolah menjadi dodol serta panganan kecil lainnya.

Dalam konseling terhadap jemaat, cukup banyak yang mengeluhkan: “Pak, saya sudah rajin ke gereja, sudah kembalikan perpuluhan, kasih persembahan, rajin baca Alkitab, mengapa saya belum lihat apa-apa atas hidup, bisnis, pekerjaan saya? ” Dari sini saya mendapati bahwa tidak sedikit dari antara orang percaya yang mengharapkan sesuatu terjadi secara instan: hari ini menabur, besok menuai. Hari ini berdoa, besok (bahkan kalau bisa sekarang) langsung terima jawaban doa.

Kalau kita menggali dan merenungkan ayat yang kita baca, Bukan tanpa alasan, apabila Alkitab menganalogikan/melambangkan orang percaya yang seperti "pohon". Untuk berbuah, pohon membutuhkan waktu dan proses. Demikian juga hidup kita. Butuh waktu dan proses sampai karya Tuhan Yesus sungguh nyata dalam hidup kita. Kitab Pengkhotbah 3:1 mengatakan: "Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit ada waktunya."

Tentunya ada bagian Tuhan, ada bagian yang harus kita kerjakan. Ijinkanlah Tuhan Yesus melakukan bagian-Nya, yakni mengerjakan proses tersebut dalam hidup kita, tetapi bagian yang harus kita lakukan adalah:

#1 Tetap berada dalam lingkungan yang tepat

Lingkungan yang tepat memastikan "buah" muncul pada musimnya. Perhatikanlah cara orang bertani padi atau berkebun. Mereka memastikan environment (lingkungan) yang sehat dan mendukung pohon padi atau pohon buah-buahan tersebut untuk dapat menghasilkan buah pada musimnya. Itulah sebabnya mereka mengolah tanah lebih dahulu, membuang setiap akar-akar tanaman liar, rumput serta bebatuan yang ada di lahan tersebut, membuat sistem pengairan yang baik, memberikan pupuk seperlunya, dan lain sebagainya dengan satu tujuan: memberikan lingkungan yang baik bagi pohon/tanaman untuk dapat berbuah.

Demikian juga dalam hidup kita sebagai orang percaya. Kita harus berada dalam lingkungan yang tepat untuk dapat melihat dari apa yang kita tabur, kerjakan dan doakan menghasilkan buah. Lingkungan yang seperti apakah yang baik untuk kita?

Menurut Mazmur 1:1, "Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, ..."

Lingkungan yang baik untuk kita sebagai orang percaya adalah di dalam komunitas orang percaya, dalam lingkungan GBI Danau Bogor Raya dan jejaring GBI Jalan Gatot Subroto, komunitas ini disebut dengan nama COOL atau Community of Love.

#2 Mendapatkan suplai air yang cukup

Seluruh buah yang dihasilkan pohon buah-buahan memiliki kandungan air. Dan tentunya pohon membutuhkan air untuk bisa bertumbuh dan berbuah. Tanpa air yang cukup, pohon perlahan tapi pasti mulai mengalami kering, pada daun, batang, akar dan akhirnya mati.

Bagaimana kita memastikan “suplai air” yang cukup untuk dapat menikmati buah dari apa yang kita tabur, doakan atau kerjakan pada musimnya? Dengan cara menyukai Firman Tuhan!

"Tetapi yang kesukaannya ialah Taurat Tuhan, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air,..." (Mazmur 1:2-3a)

Dikatakan pada ayat ini: orang percaya yang hidupnya seperti pohon yang ditanam di tepi aliran air adalah orang percaya yang menyukai Firman Tuhan.

Orang yang menyukai/mencintai Firman Tuhan pasti membaca, merenungkan, melakukan, serta membagikan Firman Tuhan setiap hari.

Percayalah, apa yang kita tabur, doakan dan kerjakan di ladang Tuhan tidak akan pernah sia-sia. Pada waktu-Nya pasti semua akan menghasilkan buah. Amin.

Sumber