Tuhan atas segala janji

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari

Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya. (Kejadian 3:15)

Walaupun Alkitab tidak memerintahkan kita untuk berjanji kepada Allah, kita yang percaya kepada Allah bebas untuk membuat janji kepada Dia. Kita dapat mengungkapkan kesetiaan kita kepada Allah melalui janji-janji, jika janji-janji tersebut berdasarkan kepada karakter dan kekuatan Allah sendiri. “Aku mengasihi Engkau, ya TUHAN, kekuatanku!” (Mazmur 18:2). Kita juga dapat membuat janji berdasarkan apa yang Tuhan janjikan kepada kita. “Karena Allah telah berfirman: "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau." Sebab itu dengan yakin kita dapat berkata: "Tuhan adalah Penolongku. Aku tidak akan takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku?” (Ibrani 13:5-6).

Kita bahkan dapat membuat janji-janji yang bersifat bernubuat untuk hal-hal dalam hidup kita, yang tentunya sesuai dengan kehendak Allah. “Jika Tuhan menghendakinya, kami akan hidup dan berbuat ini dan itu” (Yakobus 4:15). Namun kita harus ingat bahwa karya Allah di dalam hidup kita adalah berdasarkan janji-janji-Nya kepada kita. Bahkan inilah karakter Tuhan kita, yaitu Tuhan atas segala janji.

Fakta bahwa Tuhan biasanya bekerja berdasarkan janji-janji-Nya terlihat dalam pasal ketiga dari kitab Kejadian. “Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya." Janji profetis ini untuk Iblis, namun diberikan di hadapan Adam dan Hawa. Dan tentunya dicatat di dalam Alkitab agar semua orang dapat mengetahuinya.

Janji-janji ini memperlihatkan beberapa akibat dari pemberontakan rohani, dan di saat yang sama menyatakan jalan keluar yang Tuhan sediakan atas dosa manusia. “Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya." Kalimat ini menyatakan kepastian bahwa akan ada peperangan rohani, dan kepastian bahwa akan ada penyaliban Yesus.

Kepastian peperangan rohani adalah tema utama dalam Alkitab. Peperangan ini dicatat disepanjang Alkitab.

  • “Iblis bangkit melawan orang Israel dan ia membujuk Daud untuk menghitung orang Israel” (1 Tawarikh 21:1).
  • “Ananias, mengapa hatimu dikuasai Iblis” (Kisah Para Rasul 5:3).
  • “Dan naga besar itu, si ular tua, yang disebut Iblis atau Satan, yang menyesatkan seluruh dunia, dilemparkan ke bawah; ia dilemparkan ke bumi, bersama-sama dengan malaikat-malaikatnya” (Wahyu12:9).

Di saat yang sama, salib Kristus akan menyediakan kemenangan atas kuasa kegelapan dan jalan keluar dari pengaruh kuasa kegelapan di dunia ini. “Kasih karunia menyertai kamu dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus, yang telah menyerahkan diri-Nya karena dosa-dosa kita, untuk melepaskan kita dari dunia jahat yang sekarang ini, menurut kehendak Allah dan Bapa kita” (Galatia 1:3-4).

Doa

Ya Allah atas segala janji, biarlah janji-janji-Mu, bukan janji-janjiku, menjadi yang terutama dalam hatiku, bahkan menjadi dasar dalam hidupku. Terlebih lagi janji-janji-Mu mengenai karya dan kuasa salib Kristus. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus aku berdoa. Amin.

Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya. (Kejadian 3:15) Walaupun Alkitab tidak memerintahkan kita untuk berjanji kepada Allah, kita yang percaya kepada Allah bebas untuk membuat janji kepada Dia. Kita dapat mengungkapkan kesetiaan kita kepada Allah melalui janji-janji, jika janji-janji tersebut berdasarkan kepada karakter dan kekuatan Allah sendiri. “Aku mengasihi Engkau, ya TUHAN, kekuatanku!” (Mazmur 18:2). Kita juga dapat membuat janji berdasarkan apa yang Tuhan janjikan kepada kita.