Article:20231225/DV/id

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari

Lawatan artinya sebuah kunjungan atau berkunjung. Namun kunjungan atau lawatan yang dimaksud di sini sangat berbeda dengan kunjungan atau lawatan para pemimpin dunia yang dianggap penting. Lawatan ini sangat sederhana, tanpa banyak persiapan, namun mengubah dunia. Tuhan yang melawat umat-Nya dan yang membebaskan umat-Nya. Mengalami lawatan Tuhan sebagai kepenuhan dan keselamatan itulah yang membawa Zakharia memuji Tuhan. Zakharia memuji Tuhan yang setia, Tuhan yang telah menggenapi janji-Nya untuk menyelamatkan umat-Nya.

Lukas 1:68 (TB 2),

Terpujilah Tuhan, Allah Israel, sebab Ia melawat umat-Nya dan membawa kelepasan baginya.

Pujian Zakharia didasarkan pada dua hal, pertama: Allah adalah Tuhan yang melawat umat-Nya dan yang kedua adalah: Tuhan yang membawa pembebasan bagi umat-Nya.

  1. Tuhan yang melawat umat-Nya
  2. Kata lawatan dalam bahasa Yunani adalah “episkeptomai” yang artinya lebih dari sekedar Tuhan datang atau melihat umat manusia, tetapi Dia juga datang untuk memastikan apakah manusia dalam keadaan baik atau dalam kesulitan. Kata episkeptomai juga mempunyai nuansa jika manusia dalam kesulitan maka Tuhan ingin mengetahui dan melakukan yang terbaik bagi manusia. Berkunjung juga berarti berkunjung untuk menyelamatkan atau memberikan pertolongan kepada umat-Nya.

  3. Tuhan yang membawa pembebasan atau memerdekakan umat-Nya
  4. Kata “membawa kelepasan” dapat diterjemahkan menjadi kata kerja yang diikuti dengan objek, yaitu “melepaskan mereka” atau “memerdekakan mereka”. Kemerdekaan atau kemerdekaan yang dimaksud antara lain bebas dari penjajahan (saat itu dilakukan oleh orang/bangsa lain yaitu bangsa Romawi), namun bisa juga berarti bebas dari perbuatan jahat dan akibat yang ditimbulkannya yaitu dosa.

    Sebagaimana dinyatakan dalam Alkitab, kedatangan Yesus Kristus adalah untuk membebaskan umat-Nya dari dosa-dosa mereka (Lihat: Matius 1:21; 1 Petrus 3:18; 1 Yohanes 3:5). Keselamatan di dalam Kristus memberi kita jaminan pasti akan perubahan dan harapan yang akan berdampak kekal.

Semoga di bulan Natal ini, saat kita memperingati Hari Raya Natal, pujian dan kegembiraan kita tidak hanya disebabkan oleh hal-hal yang bersifat fisik semata, namun marilah kita lebih benar-benar menyadari dan memahami bahwa Yesus Kristus telah datang melawat kita, membebaskan kita dari perbudakan dosa, telah memberi kehidupan kekal bagi kita semua umat tebusan-Nya.

Selamat Natal, Imanuel! (AH)