Apakah hidupku sudah berdampak?

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari

Suatu hari isteri saya menunjukkan sebuah buku yang baru dibelinya, berjudul "GOD Calling". Buku tersebut merupakan renungan harian setahun dan ternyata merupakan salah satu dari International Best Seller yang sudah terjual sebanyak 9 juta eksemplar serta sudah banyak hati yang diubahkan ketika membaca buku tersebut.

Satu hal yang menarik adalah ternyata buku tersebut ditulis oleh dua orang wanita yang justru sedang berjuang untuk keluar dari kondisi keuangan yang sulit dan mengidap kanker, namun mereka tidak mengizinkan situasi dan keadaan merebut persekutuan mereka dengan Tuhan.

Ketika mereka bersaat teduh pribadi dengan Tuhan, di saat itulah Tuhan banyak berbicara kepada mereka. Suatu hari Roh Kudus menggerakkan mereka untuk menuliskan apa yang mereka terima dari Tuhan dan menjadikannya sebuah buku, lalu mereka taat.

Salah satu tulisan mereka yang memberkati saya adalah tentang "Hukum Memberi"; "Tatkala bantuan tampaknya mengecewakan, ketahuilah bahwa sesungguhnya yang terjadi tidak demikian. Namun, engkau harus mencermati sekelilingmu untuk melihat apa yang dapat kamu berikan kepada sesama. Berikanlah sesuatu." Yang luar biasanya ternyata mereka adalah wanita yang tidak haus pujian, mereka tidak mau nama mereka ditulis karena mereka merasa bahwa semua dari Dia oleh Dia dan untuk kemuliaan Dia. Roma 11:36 "Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!"

Inilah sebuah contoh kesaksian hidup yang berdampak dan memuliakan Tuhan! "Apakah hidupku sudah berdampak?" adalah sebuah pertanyaan yang kita harus menjawabnya.

Kalau Tuhan masih mengizinkan kita hidup sampai saat ini, maka itu berarti Tuhan ingin agar kita mempunyai hidup yang berdampak bagi keluarga kita, komunitas kita, kota kita, bangsa Indonesia bahkan sampai ke bangsa–bangsa di mana melalui hidup kita banyak orang yang mengasihi Tuhan dan sesama.

Tuhan Yesus berkata di Matius 5:14a, "Kamu adalah terang dunia. ..." Mengapa hidup kita harus memberi dampak? Jawabannya, karena Tuhan ingin semua orang diselamatkan. Roma 10:13 "Sebab, barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan, akan diselamatkan." Kita juga harus ingat bahwa sejak kita menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat secara pribadi, maka hidup kita 100% adalah milik Dia.

1 Korintus 6:19,

"Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, -- dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?"

Yohanes 15:16,

"Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu."

Bagaimana hidup yang memberi dampak?

Pertobatan yang Memberi Dampak

Sebelum seseorang dipakai Tuhan untuk melakukan perkara–perkara yang supranatural, maka orang tersebut harus dipulihkan terlebih dahulu yaitu pemulihan hubungannya dengan Tuhan. Pemulihan hubungan dengan Tuhan hanya bisa terjadi melalui Pertobatan.

1 Yohanes 1:9,

"Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan."

Firman Tuhan menyatakan di dalam Matius 3:8, "Jadi hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan." Menghasilkan buah pertobatan adalah sikap yang membenci dosa dan tidak menunda waktu untuk melakukan kebenaran, contohnya seperti Zakheus si pemungut cukai (Lukas 19:1–10).

Lukas 19:8, "Tetapi Zakheus berdiri dan berkata kepada Tuhan: "Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat." Ketika Zakheus tidak menunda waktu untuk melakukan kebenaran yaitu membayar restitusi, maka apa yang Tuhan Yesus katakan? "Hari ini telah terjadi keselamatan kepada rumah ini, karena orang ini pun anak Abraham" ... keluarganya diselamatkan! Hari ini jika Roh Kudus ingatkan bahwa ada dosa yang belum diakui, mari jangan keraskan hati kita.

Pelayanan yang memberi dampak

Masih ada pandangan di dalam kehidupan orang percaya bahwa antara menjadi orang Kristen dan pelayanan itu hal yang berbeda, sehingga ada yang berkata seperti ini: "Kalau saya sih cukup berjemaat saja, kalau pelayanan itu bagian orang lain," padahal kebenarannya adalah, antara Kekristenan dengan pelayanan itu tidak terpisah.

1 Yohanes 2:6,

"Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup."

Apa yang Tuhan Yesus lakukan ketika Ia masih ada di dunia ini? Tuhan Yesus berkata di Markus 10:45, "Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang." Jadi orang Kristen yang baik adalah yang melayani, namun pertanyaannya sekarang adalah bagaimana pelayanan yang memberi dampak itu? Yaitu yang prioritasnya tidak terbalik.

  • Prioritas pertama adalah melayani Tuhan secara pribadi
Kita belajar melalui teladan kita Yesus Kristus yang ketika masih ada di dunia Ia banyak meluangkan waktu bersama dengan Allah Bapa. Pagi–pagi benar sebelum Ia beraktivitas, Ia bersekutu dengan Allah Bapa (Markus 1:35) demikian juga pada malam hari. Hari–hari ini kita harus banyak meluangkan waktu untuk melayani Tuhan secara pribadi dengan membangun persekutuan yang intim dengan Dia, banyak berada di dalam hadirat-Nya dengan berdoa, memuji dan menyembah Dia serta banyak membaca Firman Tuhan.
  • Prioritas kedua adalah melayani pekerjaan Tuhan,
seperti; berkhotbah, bersaksi, mendoakan orang sakit, dan lain–lain. Di dalam keintiman antara Yesus dengan Allah Bapa, maka Yesus dapat mengerti apa yang Allah Bapa ingin untuk Yesus lakukan. Yohanes 5:19 "Maka Yesus menjawab mereka, kata-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Anak tidak dapat mengerjakan sesuatu dari diri-Nya sendiri, jikalau tidak Ia melihat Bapa mengerjakannya; sebab apa yang dikerjakan Bapa, itu juga yang dikerjakan Anak."

Ingat pada waktu itu Yesus Kristus adalah 100 % manusia, yang Ia lakukan adalah mencari kehendak Allah dan melakukan dengan taat maka hasilnya supranatural. Bagaimana dengan Saudara? Saudara ingin dampak di dalam pelayanan itu supranatural atau natural? kalau kita ingin yang supranatural, mari kita lakukan yang Yesus lakukan yaitu cari God's idea bukan good idea pasti hasilnya dahsyat!

Persembahan yang memberi dampak

Persembahan yang memberi dampak ditentukan dengan:

  • Kuantitas: "Camkanlah ini: Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga." (2 Korintus 9:6)
  • Kualitas: Persembahan yang lahir dari hati yang mengasihi Tuhan dan sesama. Menabur di ladang yang subur, untuk mengetahui ladang itu subur atau tidak lihatlah dari buah pelayanannya. 2 Korintus 9:7, "Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita."

Seseorang yang dipenuhi kasih Tuhan pasti murah hati dan tidak hitung–hitungan dengan Tuhan, oleh karenanya bisa dikatakan bahwa Kasih dengan Kemurahan Hati selalu berjalan bergandengan. Sebagai contoh, Maria yang mengurapi Yesus dengan minyak narwastu seharga 300 dinar yang pada waktu itu merupakan upah setahun kerja (Yohanes 12:1–8). Ia tidak perhitungan dengan Tuhan karena ia dipenuhi kasih-Nya dan ia sudah mengalami kebaikan Tuhan. Bagaimana dengan kita; apakah kita murah hati? Apakah kita hitung–hitungan dengan Tuhan?

Kalau kita ingin mengalami tahun 2010 ini sebagai tahun Pemulihan dan Kelimpahan, jadilah seorang pemberi persembahan yang membawa dampak. Ketika kita memberikan persembahan agar Kerajaan Allah ditegakkan, maka Tuhan memberikan kuasa atas kota–kota. Saudara bisa membaca Lukas 19:11–19 tentang perumpamaan uang mina. Ketika hamba–hambanya bisa dipercaya mengelola keuangan dan menghasilkan keuntungan, maka bangsawan itu memberikan kuasa atas kota–kota. Saya percaya ketika kita bisa dipercaya mengelola keuangan dengan prinsip Kerajaan Allah sehingga menghasilkan keuntungan bagi Kerajaan Allah yaitu jiwa–jiwa yang diselamatkan, maka Tuhan akan memberikan otoritas-Nya kepada kita lebih lagi untuk menguasai kota–kota! Kerajaan Allah menjadi nyata di kota–kota!

Saya membaca pengumuman Badan Pusat Statistik (BPS) di Antara News, bahwa hasil survei pada Maret 2009, jumlah orang miskin di Indonesia sebanyak 32,53 juta jiwa atau 14,15 persen dari total jumlah penduduk Indonesia. Sedangkan dari news.voa.com (18/9/2008) menurut badan bantuan CARE International, jumlah orang yang hidup pada batas kemiskinan naik dua kali lipat menjadi 220 juta manusia dalam waktu dua tahun terakhir. Inilah saatnya gereja Tuhan bangkit dan menjadi terang!

Bukan kebetulan bila saat ini Tuhan memberikan kepercayaan kepada kita untuk menyelenggarakan Global Conference on CARE Indonesia 2010; suatu acara internasional yang akan diadakan pada tanggal 15–17 Maret 2010 di Sentul International Convention Center (SICC). Mari kita cari kehendak Tuhan dengan mengikuti konferensi tersebut, karena saya yakin dan percaya bahwa di setiap sesi Tuhan akan memperlengkapi serta mengurapi kita melalui hamba–hamba-Nya agar kita menjadi pemberi-pemberi yang berdampak.

Jangan sia–siakan waktu yang ada karena kita masih mempunyai kesempatan untuk berbuat sesuatu bagi bangsa Indonesia dan juga bangsa–bangsa lain, yaitu menjadi saluran berkat-Nya sehingga hidup kita bisa berdampak dan di mana saja kita berada banyak orang akan berbalik mengasihi Tuhan dan mengasihi sesama. Tuhan Yesus memberkati kita semua.

Sumber

  • FM (4 Maret 2010). GBI Jalan Gatot Subroto.