Ciri khas orang beriman (Pdt Inta Handoyo, MA)

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari
Versi yang bisa dicetak tidak lagi didukung dan mungkin memiliki kesalahan tampilan. Tolong perbarui markah penjelajah Anda dan gunakan fungsi cetak penjelajah yang baku.

Selamat pagi Saudara yang saya kasihi. Pagi ini saya ingin mengajak Saudara membuka Galatia 2:19-21,

Sebab aku telah mati oleh hukum Taurat untuk hukum Taurat, supaya aku hidup untuk Allah. Aku telah disalibkan dengan Kristus; namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku. Aku tidak menolak kasih karunia Allah. Sebab sekiranya ada kebenaran oleh hukum Taurat, maka sia-sialah kematian Kristus.

Saudara yang dikasihi Tuhan, surat ini ditulis oleh Rasul Paulus, dan surat ini ditujukan kepada jemaat di Galatia. Paulus memberikan kesaksian kepada mereka dalam suratnya, bagaimana awal kehidupannya yang semula adalah hidup yang melawan Tuhan Yesus. Memang dia adalah seorang yang sangat pandai, luar biasa pandainya, pintarnya, dia adalah seorang yang sangat paham Kitab-Kitab Taurat. Dia termasuk golongan Farisi.

Kehidupan Paulus, tadinya dia pikir ketika namanya masih Saulus, hidupnya sudah luar biasa. Tapi ketika dia berjumpa Yesus, ternyata semua yang telah dilakukannya adalah sia-sia, sampah, dan dia baru tahu bahwa kalau dia dulu berpikir sudah berjuang untuk Allah, tapi ternyata dia keliru sama sekali.

Karenanya, Paulus memberikan kesaksian kepada Jemaat Galatia mengenai bagaimana orang percaya harus hidup. Ciri khas kehidupan seorang Kristen adalah:

#1 Semua untuk Tuhan

Sebab aku telah mati oleh hukum Taurat untuk hukum Taurat, supaya aku hidup untuk Allah. Aku telah disalibkan dengan Kristus;

Dia mengatakan bahwa orang yang telah berjumpa Yesus, menerima kasih karunia Allah yang luar biasa lewat Anak Allah yang namanya Yesus Kristus, maka sejak dia diselamatkan maka dia harus punya ciri khas di dalam hidupnya bahwa dia hidup adalah untuk Allah. Dia mengajarkan, entah kita makan-minum-kerja, tujukan itu semuanya untuk Allah.

Banyak orang, apalagi dalam zaman akhir ini, tiba-tiba saja berbagai macam penyakit ada dalam tubuhnya. Masih muda sudah sakit ini-itu. Tidak banyak orang tahu bahwa kita hidup bukan untuk makan, tapi kita melakukan makan-minum dengan cara yang salah hanya untuk memuaskan daging kita, bukan untuk memuliakan Allah. Bahkan makan-minum pun harus untuk memuliakan Allah.

Saat kita makan-minum untuk memuliakan Allah, kita pasti akan memiliki kesehatan yang baik. Bukan berarti kita sembarangan makan. Kita perlu makan, tapi tidak semua menyehatkan kita. Kalau kita makan untuk supaya beraktivitas dengan baik untuk memuliakan Allah, kita tidak akan menjadi orang-orang yang serakah, gerojog, dalam makanannya.

Sekretaris saya mendapatkan karunia untuk melayani orang-orang yang stres. Stres itu dimulai dari hal-hal sepele, tapi karena tidak tahu caranya hidup. kita tidak berani katakan ya di atas ya, tidak untuk tidak. Akhirnya hanya bisa marah sendiri dan frustrasi. Kita pikir kita sedang melakukan hal yang baik, bahkan kalau kita pikir kita sedang banting tulang bekerja, kita pikir itu yang terbaik. Tapi saya ingin katakan, apapun yang kita lakukan sebagai orang percaya, kita lakukan untuk Allah. Lakukan tugas-tugas kita dengan dedikasi, berintegritas, tidak gampang stres, dan karena kita melakukannya untuk Allah!

Mungkin engkau memendam kemarahan, ketika engkau mengalami situasi yang menjengkelkan, engkau marah-frustrasi. Apapun yang Tuhan taruh dalam hidupmu, entah istri yang cerewet, suami yang galak, situasi apapun, kalau kita hidup untuk Allah, maka kita harus bersinar, menjadi berkat. Katakan, apapun yang terjadi di dunia ini, aku harus bersinar karena tujuan hidupku adalah untuk Allah. Saat itu terjadi, maka ada kekuatan yang luar biasa, kemampuan yang supranatural yang kita sendiri tidak tahu dari mana asalnya.

Saya kemarin memberi kesaksian dalam hidup saya. Saya pribadi menghadapi begitu banyak orang, baik masalah-masalah keluarga, orang-orang di sekitar yang rese, kalau dilihat, apa yang saya alami itu bukan persoalan yang ringan, persoalan yang berat silih berganti, bertubi-tubi, dan bukan saja bertubi-tubi, masalah-masalah itu bisa datang rombongan! Rasanya hidup saya tidak pernah sepi dari masalah keadaan yang buruk.

Bagaimana saya bisa tetap eksis dalam hidup ini dengan segala masalah yang bertumpuk-tumpuk? Ketika saya bertobat, saya menyadari sekali, saya hidup untuk Allah. Itu sebabnya ketika saya menghadapi masalah-masalah yang rese, rekan-rekan, suami, anak-anak, jemaat, saya tahu ada kesadaran dalam hidup saya dan saya pegang dalam hidup saya, adalah tidak ada kejadian satu pun dalam hidup saya yang "numpang lewat" tanpa rencana Allah.

Saya bisa katakan, terima kasih Tuhan, kalau saya boleh mendapatkan suami, anak-anak, teman-teman seperti ini, artinya Tuhan mau saya menjadi berkat bagi mereka sehingga saya punya kekuatan yang luar biasa, karena segala sesuatu adalah untuk Allah.

Paulus memberikan nasihat kepada muridnya yang bernama Timotius. Ikutlah menderita sebagai seorang prajurit yang baik dari Kristus Yesus. Seorang prajurit yang sedang berjuang tidak memusingkan dirinya dengan soal-soal penghidupannya, supaya dengan demikian ia berkenan kepada komandannya. (2 Timotius 2:3-4)

Paulus mengajarkan pada anak didiknya, kita adalah prajurit kalau kita mengikut Yesus, jangan memusingkan kehidupan kita. Jangan mencari hormat, upah, dan apa yang menjadi kepentingan kita, tapi biarlah dalam pergumulan kita satu hal tujuan kita adalah menyenangkan komandan kita, Amin!

Ketika kita bertujuan hidup menyenangkan Tuhan, komandan kita, maka sebagai orang Kristen maka kita akan mengalami kekuatan yang luar biasa kalau engkau percaya dan hidup bagi Allah, mendedikasikan hidupmu untuk Allah, maka kekuatan supranatural dari surga itu akan turun bagi Saudara!

#2 Hidup bukan lagi ego kita tapi Kristus di dalam kita

Namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. (Galatia 2:20a)

Sebelum bertobat, saya ini amit-amit judesnya luar biasa, cueknya tidak mau tahu luar biasa, mau menang sendiri luar biasa, egois luar biasa. Kalau boleh dikatakan, anjing beranak yang galaknya luar biasa saja kalah galak dengan saya. Saya dahulu bisa "lebih galak dari macan", jangan coba-coba dengan saya.

Tapi ketika mengalami Kristus dalam hidup saya, mengalami Baptisan Roh Kudus, saya mulai menyadari, dan saya katakan pada Tuhan, "Tuhan, pulihkan aku, aku mau, aku berjanji detik ini juga aku mau bertobat, tidak akan melakukan segala sesuatu yang dulu pernah aku lakukan, aku mau berubah."

Puji nama Tuhan, Tuhan berikan kekuatan luar biasa untuk dalam perjalanan pertobatan saya. Saya tidak ngak-ngik-nguk, tidak tarsok-tarsok, tidak pelan-pelan, tapi instan, benar-benar saya lakukan!

Saudara boleh tanya yang pernah mengenal saya, saya tidak kompromi, saya keras sekali, kalau A ya A, kalau B ya B, saya tidak abu-abu. Saat saya katakan demikian, saya mulai perjalanan saya dengan Tuhan. Saat itu suami saya belum bertobat. Dan saat itu kenyataannya, suami yang tidak pernah bentak saya, dan yang selama saya kenal sangat mengasihi saya, tidak pernah ngomong kasar, tiba-tiba justru kebalikan. Dia tiba-tiba jadi galak luar biasa, mulutnya jadi jahat luar biasa, padahal tadinya saya yang begitu.

Wah walau hati saya berontak, mulut yang dulunya biasa nyamber, berubah silent. Saya belajar. Tadinya tidak sabaran, bisa gebrak meja, saya bisa marah, maki-maki, tiba-tiba surut, berubah sama sekali. Saya tahan, walau mau meledak tetap saya tahan. Dalam hati saya menangis, Tuhan, lah wong saya mau bertobat kok malah begini. Rumah tangga tadinya baik-baik aja, kok jadi begini. Pintu jati bisa pecah, televisi kami, waktu itu merek Blaupunkt, sampai remek-rontok. Meja Italia pecah. Hal-hal yang dulunya tidak pernah dilakukan suami saya! Tapi saya tahu, Kristus ada di dalam diri saya.

Saya memenangkan suami saya hanya singkat saja, karena ketika mengalami demikian, saya tidak berontak membalas, saya hanya berdoa dan menangis. Saat suami saya pergi, saya duduk di bawah kaki Tuhan, bertanya apa yang harus saya lakukan. Tuhan mengajar saya dengan Firman-Nya, bahwa ini harus dihadapi dengan doa dan puasa. Saya mulai berpuasa, dan Dia menjawab saya.

Saat saya pergi ke gereja, saya mendengar kuasa penumpangan tangan. Saya tangkap itu. Apa yang saya terima saya praktekkan. Saya mulai tumpang tangan baju-bajunya, saya katakan, "Yang memakai baju ini dalam nama Yesus Kristus bertobat!" Bantal-guling yang dipakai pun saya tumpangi tangan.

Suami saya dulu perokok berat, mengebul terus. Dia tidak bisa konsentrasi kalau tanpa rokok, dia sangat terikat dengan rokok. Sejak mengalami Kristus saya tidak tahan dengan bau rokok, dan dia malah meniupkan asap rokok ke muka saya. Saya tidak bisa marah. Jadi yang saya lakukan, waktu dia sedang pergi, saya ambil kotak rokoknya, saya taruh di bawah kaki saya tapi tidak sampai gepeng terinjak, lalu saya bilang, "Dalam nama Yesus, aku hancurkan sengatmu hai rokok. Engkau tidak berkuasa dalam hidup suamiku, pergi dari suamiku." Setelah itu, ya saya taruh lagi di mejanya. Benar-benar akhirnya suami saya bertobat, tidak pernah keinginan rokok lagi sampai sekarang.

Kalau kita jadi orang percaya, ada karakter Kristus yang sabar, mengerti, bahwa manusia itu memang lemah terikat dengan dosa, membutuhkan Allah, maka kalau itu ada dalam hidup kita, saya percaya engkau akan mengalami kesaksian yang luar biasa, dan mengalami kemenangan. Biar buah Roh itu tampil dalam hidupmu. Saat Yesus datang Dia akan menjemput mempelai perempuan-Nya. Tidak ada pengantin pria yang saat menjemput, mau mempelainya masih acak-acakan, masih pakai daster. Tapi Sang Mempelai akan menjemput pengantin-Nya yang sudah cantik berhias. Perhiasan kita adalah buah Roh. Tidak ada orang memakai perhiasan di dalam kantung, disembunyikan. Perhiasan selalu terlihat. Biarlah buah Roh selalu terlihat, sebagai seorang yang beriman, pengikut Kristus yang mempermuliakan Allah, dan Kristus hidup di dalammu.

#3 Hidup dalam iman dalam Anak Allah

Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku. (Galatia 2:20b)

Inilah yang menjadi pegangan hidup Paulus. Hidup bukan dengan kekuatan sendiri, bukan dengan pikiran sendiri, tapi hidup saat ini, beriman pada anak Allah. Apa yang dialami Paulus bukan sesuatu yang enteng dan gampang. Perjuangan yang berat. Bagaimana dia tetap eksis. Kekuatan karena iman dalam anak Allah.

Kalau Yesus tidak menyerahkan diri untuk kita sebagai bukti kasih. Kalau dirinya yang adalah sumber segala sumber diberikan untuk kita, maka apapun yang dimilikinya, pasti Dia kerjakan dalam hidupmu, tidak ada yang ditahan untuk kita. Apa artinya ini? Kenapa Paulus katakan hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku.

Kenapa kita harus beriman kepada Yesus?

… maka Ia juga menjadi sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan mereka, supaya oleh kematian-Nya Ia memusnahkan dia, yaitu Iblis, yang berkuasa atas maut; dan supaya dengan jalan demikian Ia membebaskan mereka yang seumur hidupnya berada dalam perhambaan oleh karena takutnya kepada maut. (Ibrani 2:14b-15)

Kalau Dia menjadi daging sama seperti manusia, merasakan kelemahan seperti manusia, dan mati untuk Saudara dan saya, Dia mati untuk memusnahkan Iblis. Kenapa Iblis dimusnahkan? Karena Dia tahu manusia terlalu lemah untuk Iblis kalau Iblis tidak dikalahkan. Karenanya, ayat ini katakan, di dalam Dia, dan oleh Dia, kita mengalami kelepasan yang luar biasa.

Iman di dalam Tuhan Yesus memberikan kelepasan yang luar biasa.

Walaupun perempuan, saya dulu itu tukang berantem. Dulu ketika kami suami-istri dalam perusahaan keluarga, kami mengalami pertikaian dengan keluarga yang lain. Kami berikrar, layaknya orang-orang yang "berduit", kami pakai tangan-tangan kotor, orang-orang kuat, preman, tentara, polisi, pejabat-pejabat. Dan di antara keluarga yang bertikai yang keluar itu cowok semua, hanya saya saja yang perempuan. Dari pihak kami, kita berusaha pakai macam-macam dan sebaliknya. Dan lewat "pendekatan" kami untuk memenangkan perkara kami, kami mendapatkan sebuah referensi untuk ketemu seseorang yang dipanggil "Guru". Dulu pejabat top pun pergi ke dia. Kami pun pergi ke situ. Jangan salah mengerti, saat itu kami belum kenal Tuhan. Mendengar cerita kami bahwa saya adalah satu-satunya perempuan, dia bilang, karena ibu perempuan kasihan jangan sampai ada apa-apa. Dia lalu tulis sesuatu di sebuah kertas dalam huruf Arab, di sekitar situ ada kemenyan dan sebagainya. Lalu kertas itu dia gulung, jadinya sebesar jempol saya. Kemudian dengan tangannya dia toreh tangan saya, dan saya melihat kulit tangan saya terbuka. Bungkusan itu lalu dimasukkan ke tangan saya, lalu dikatupkan kembali, lalu aneh menutup lagi, dan di telapak saya ada jadi ada benjolan! Benjolan itu lantas dipencetnya, dan dijalankan, dielus, dan benjolan itu pun hilang.

Saat itu mungkin saya diisi dengan seperti kuasa kegelapan, ataupun ramalan. Ketika saya bertobat saya sudah lupa dengan apa yang ada di tangan saya itu. Karena lupa, saya tenang-tenang saja. Tapi satu kali saya sadar, ingat, dan saya percaya ketika saya dipenuhi Roh Kudus, saya dibaptis, kuasa kegelapan apapun yang ditaruh di dalam saya, itu semua rontok, saya percaya ada kelepasan, kuasa Allah yang membebaskan saya dari segala sesuatu yang mengikat saya. Iman kepada Yesus memberikan kelepasan dari apa saja, kelepasan yang kekal. Sampai detik ini saya percaya tidak ada apa-apanya lagi di tangan saya, tangan ini menyerah untuk Tuhan, tangan ini diangkat untuk memuji Tuhan, tangan yang diberkati, sehingga ketika ada penumpangan tangan oleh saya, saya percaya berkat yang turun. Tangan ini untuk Tuhan, tangan ini bertepuk tangan untuk Dia.

Lalu, apakah kita hanya mengalami kelepasan saja?

Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis: "Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!" Yesus Kristus telah membuat ini, supaya di dalam Dia berkat Abraham sampai kepada bangsa-bangsa lain, sehingga oleh iman kita menerima Roh yang telah dijanjikan itu. (Galatia 3:13-14)

Saudara yang dikasihi Tuhan, tidak ada yang dapat melakukan hukum Taurat dengan sempurna. Kalau tidak sempurna, maka kita terkutuk, berarti tidak hidup di dalam berkat, keberuntungan, tapi dalam kesialan. Tapi Alkitab katakan, karena Yesus sudah tergantung di atas kayu salib, mengambil semua kutuk-kutuk itu, menjadi orang yang terkutuk bagi kita, supaya kutuk itu tidak lekat lagi kepada kita. Dia angkut semua sehingga kita yang seharusnya sial, yang seharusnya tidak beruntung, oleh Kristus Yesus, berkat-berkat yang diberikan Bapa kepada Abraham bisa menjadi berkat bagi kita.

Berkat apa saja? Menjadi Bapa banyak bangsa, di mana kita bisa dihargai, dihormati, itu diberikan kepada kita. Engkau ditentukan Allah sebagai orang-orang yang terhormat, berhasil dalam hidupmu. Percaya bahwa keturunanmu adalah keturunan yang diberkati, memuliakan Allah. Segala sesuatu yang Tuhan taruh dalam hidupmu, itu bukan numpang lewat, itu adalah kepercayaan yang Tuhan taruh dalam hidup kita. Pintu sorga itu sempit, kita tidak bisa masuk bergandengan tangan. Pintu itu terlalu sempit, masuk sendiri aja susah. Tapi waktu kita masuk dalam pintu itu, ketika engkau masuk, tanganmu bisa keluar untuk masuk. Di dalam pintu itu, engkau berhak atas janji-janji Tuhan yang ada dalam Kristus. Engkau bisa katakan, seisi keluarga diselamatkan.

Itu sebabnya perlu iman kepada Yesus bahwa Dia yang menjadikan engkau berkat, menjadi kepala, menerima karunia-karunia yang luar biasa, bahkan Roh Kudus turun atasmu.

Bukan kuat, bukan gagah, tapi rohku kata Tuhan
Bukan kuat, bukan gagah, tapi rohku kata Tuhan
Gunung ini dipindahkan, gunung itu disingkirkan
Gunung tinggi diratakan, oleh Rohku kata Tuhan.

Bukan karena punya uang, relasi yang kuat, tapi karena kekuatan kita hadapi segala sesuatu adalah karena hidup karena iman kepada Anak Allah yang telah mengasihi kita.

Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh. Sebab dahulu kamu sesat seperti domba, tetapi sekarang kamu telah kembali kepada gembala dan pemelihara jiwamu. (1 Petrus 2:24-25)

Iman kepada Yesus Kristus membawa pemulihan, kesembuhan bagi kita. Bagi banyak orang, mendengar Yesus adalah penyembuh itu orang bingung. Mendengar bahwa Yesus adalah Jehovah-Rapha, diliputi ketidakpercayaan, masa sih, masa sih. Tapi saya katakan, bagaimana kalau engkau sendiri mengalami sakit yang dokter sudah angkat tangan? Membutuhkan uang yang sangat banyak? Apakah engkau masih katakan Yesus adalah penyembuh?

Saya bersaksi hidup saya sarat mujizat Tuhan. Perbuatan-perbuatan ajaib Tuhan bukan hanya dalam soal uang, rumah, pelayanan, tapi ketika saya sakit tanpa jalan keluar pun, saya mendapatkan pertolongan kenyataan bahwa Yesus itu terlalu ajaib bagi saya. Saat saya tidak punya uang untuk medis, tidak ada jalan keluar dan harus operasi, dan kami suami-istri Tuhan izinkan tidak punya uang. Saudara, saya pantang minta-minta kepada orang, tapi saya minta pertolongan Tuhan. Waktu itu saya berseru kepada Tuhan, betapa banyak aku menyaksikan kebesaran Tuhan, bahwa engkau adalah Jehovah-Rapha. Saya percaya saya menerima mujizat Tuhan, saya berdoa dan saya perkatakan janji Tuhan, Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya (Yohanes 15:4). Saya bersaksi, karena iman kepada anak Allah, tidak tunggu satu jam, tapi waktu saya katakan Amin, kesembuhan itu terjadi!

Itu sebabnya Paulus katakan, iman kepada anak Allah itu yang menjadi kekuatan, itu yang menolong aku.

#4 Hidup dalam kasih karunia Allah

Aku tidak menolak kasih karunia Allah. Sebab sekiranya ada kebenaran oleh hukum Taurat, maka sia-sialah kematian Kristus. (Galatia 2:21)

Paulus tidak menolak kasih karunia Allah, artinya dia hidup dalam kasih karunia Allah. Ini yang menjadi landasan hidup Paulus. Dia sadar dia sangat dikasihi Allah. Orang tua saja memberikan yang terbaik bagi anak-anaknya, apalagi kalau Allah mengasihi kita. Luar biasa. Bukan hanya sekedar kasih, sebab Paulus menyadari, aku ini tidak layak. Siapakah aku ini, aku ini debu, tapi aku yang kecil, yang seperti debu, yang cuma setetes air, tapi kasih itu adalah karunia untukku. Sehingga Paulus katakan, tidak bisa ada yang bisa disombongkan karena tidak ada satupun perkara yang berasal dari diriku sendiri, tapi karena kasih karunia Allah semata.

Orang yang dikasihi orang tuanya dan orang-orang yang ada di sekitarnya, akan merasa secure, tidak takut. Anak yang dibiarkan hidup tanpa kasih akan menjadi pemberontak, keras, kehilangan orientasi. Tapi saat orang hidup dalam kasih, dia akan hidup dalam rasa aman, tetap eksis.

Penutup

Paulus katakan, sebagai orang percaya sudahkah engkau bertujuan hidup memuliakan, menyenangkan Allah? Saat engkau memiliki tujuan itu, hidupmu akan berdedikasi, berbeda dengan orang-orang di sekitarmu. Kedua, biarlah engkau punya identitas Kristus dalam hidupmu. Orang percaya harus mengalami perubahan, menampilkan Kristus. Ketiga, pegang hidupmu ini dalam iman kepada anak Allah, sebab Dia telah membebaskan, memberkati, menyembuhkan Engkau. Bagi Dia, untuk Dia, bagi kemuliaan Tuhan. Keempat, Paulus katakan berdirilah teguh sebab engkau dicintai, hidup di atas karunia Allah. Cinta manusia bisa pudar, tapi cinta Allah tidak akan pudar, tidak terbatas, diberikan cuma-cuma, bukan karena uang, bukan karena apa-apa, tapi Tuhan mencintaimu apa adanya!

Syukur kepada Allah atas kebaikan-Nya. Amin.
Jadikan aku Tuhan rumah doaMu
Agar semua suku bangsa datang menyembahMu