Mendewasakan Jemaat (KOM 340.4)

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari

Ketika aku kanak-kanak, aku berkata-kata seperti kanak-kanak, aku merasa seperti kanak kanak, aku berpikir seperti kanak-kanak. Sekarang sesudah aku menjadi dewasa, aku meninggalkan sifat kanak-kanak itu.

1 Korintus 13:11

Tujuan

Peserta menyadari bahwa pendewasaan rohani adalah suatu proses di dalam manusia batiniah yang harus terjadi secara progresif.

Tuhan menghendaki kita sebagai anak-anak-Nya menjadi dewasa secara rohani. Seseorang yang baru bertobat disebut mengalami ‘lahir baru’ dalam Keluarga Tuhan. Alkitab memakai istilah “anak” untuk menggambarkan kehidupan rohani orang percaya. Sebagaimana seorang anak diharapkan bertumbuh menjadi besar dan dewasa, maka setiap orang percaya diharapkan bertumbuh, menjadi dewasa secara karakter; dengan semakin memiliki karakter Kristus.

Pendewasaan meliputi proses yang panjang. Beberapa hal yang dilakukan untuk membantu proses pendewasaan rohani adalah: Pastoring, Discipling, Equipping, dan Mentoring.

Penggembalaan (Pastoring)

  1. Pelayanan ibadah
  2. Ibadah Raya, Ibadah Tengah Minggu, dan ibadah-ibadah kategorial adalah event-event yang didesain sebagai sarana pemeliharaan rohani jemaat yang optimal.
  3. Pelayanan jemaat
  4. Gereja wajib menyediakan pelayanan konseling, diakonia, dan kunjungan; sebagai pendampingan bagi keluarga-keluarga jemaat dalam berbagai keadaan.
  5. Penyelesaian konflik
  6. Konflik horisontal adalah sesuatu yang normal dan bisa terjadi di tengah dinamika kehidupan jemaat. Gereja perlu menyediakan wadah untuk membantu jemaat mengatasi konflik yang terjadi.

Pembentukan karakter (Discipling)

Tiga tools dalam pembentukan karakter

  1. Firman Tuhan
  2. Berkenaan dengan didikan dan tuntunan Tuhan mengenai arah menuju kedewasaan rohani.
  3. Roh Kudus
  4. Berkenaan dengan pembentukan buah Roh dan karakter Kristiani secara umum.
  5. Model
  6. Berkenaan dengan hadirnya seorang figur sebagai contoh dalam aplikasi pembentukan gaya hidup.

Pengenalan Firman Tuhan (Equipping)

Gereja tidak boleh puas hanya karena setiap ibadah dihadiri oleh banyak pengunjung. Jemaat harus diperlengkapi dengan Firman Allah.

Ciri-ciri dan standar pengajaran yang membangun kehidupan rohani jemaat:

  1. Ibr 6:1-2 Materi yang terstruktur
  2. Mengingat pendewasaan jemaat adalah sebuah proses dari ‘bayi rohani’ sampai dengan ‘dewasa rohani,’ diperlukan kurikulum yang terstruktur, yang akan membuat setiap jemaat bisa mengukur pencapaian dan outstanding mereka dalam proses menjadi dewasa rohani.
  3. {{BibleVerseQuoteBox | 1 Timo 4:62; Tim 2:2,24} Pengajar yang terdidik dan terlatih
  4. Jemaat yang berkomitmen untuk menjadi murid memiliki kebutuhan dan espektasi yang lebih tinggi tentang bobot pengajaran dari pada yang diperolehnya dalam ibadah-ibadah. Pelatihan pengajar menjadi tulang punggung program ini; untuk mencetak pengajar-pengajar yang berkualitas.
  5. Sistem yang komprehensif
  6. Kurikulum pengajaran yang baik ditopang oleh sistem penyelenggaraan yang teratur rapi sehingga jemaat merasa nyaman dan jelas di dalam menjalani proses equipping.

Pembimbingan (Mentoring)

Pelayan-pelayan jemaat yang telah mengalami dan berhasil melewati dengan baik setiap tantangan dalam hidupnya, terus bertumbuh dalam kapasitas dan kedewasaan rohani. Mereka dapat dipercaya untuk naik ke level pelayanan yang signifikan; menjadi mentor bagi yang lebih yunior (menti).

  1. Komitmen kepada satu pribadi
  2. Hubungan mentoring haruslah terjalin secara alamiah. Mentor dan menti harus memiliki keputusan dan komitmen yang didasari oleh kerelaan dan trust, untuk membangun hubungan mentoring.
  3. Komitmen kepada satu tujuan
  4. Mentor dan menti haruslah berkomitmen dan bersepakat untuk bersama-sama mencapai gol tertentu bagi sang menti.
  5. Komitmen terhadap proses ke arah tujuan
  6. Mentor dan Menti haruslah menyadari bahwa perjalanan ke arah tujuan hidup sang menti akan diliputi banyak tantangan rohani. Karena itu diperlukan komitmen.

Ef 4:11-16

Ciri-ciri kedewasaan rohani

  1. Rela menerima peranan pelayanan 5 jawatan
  2. Bersedia diperlengkapi dengan perlengkapan rohani
  3. Bertumbuh dalam ketaatan kepada Firman
  4. Berpusat kepada Tuhan Yesus
  5. Berpegang teguh kepada kebenaran

Gereja tanpa pendewasaaan rohani

  1. Jemaat tidak mengalami perjalanan rohani
  2. Kehidupan ibadah menjadi rutinitas yang membosankan.

  3. Tanggung jawab pelayanan bertumpu kepada gembala
  4. Gembala menjadi satu-satunya orang yang mampu dan wajib menyelesaikan setiap masalah yang terjadi di dalam keseluruhan jemaat.

  5. Didominasi oleh masalah-masalah
  6. Pertengkaran dan perbedaan pendapat seringkali menyulut emosi orang-orang yang tidak dewasa rohani.

  7. Rutinitas dan stagnasi
  8. Gereja terperangkap di dalam kesibukan harian; tidak mampu dan tidak sempat memikirkan – apalagi melakukan pengembangan dan perluasan pelayanan.

Respons terhadap jemaat yang bertumbuh

Kepemimpinan Gereja perlu peka dan tanggap terhadap fenomena yang timbul sebagai dampak dari proses dan sistem pendewasaan jemaat yang berhasil. Anak-anak rohani yang lahir dalam rumah rohani akan bertumbuh semakin besar dan akhirnya menjadi dewasa. Dan kepemimpinan dengan bijaksana memberikan ruang gerak, pengaruh dan mandat yang sepadan dengan tingkat kedewasaan rohani mereka.

  1. Mereka berkeputusan – sambutlah
  2. Meresponi orang- orang yang memilih untuk bergabung sebagai jemaat tetap.

  3. Mereka berinisiatif – akomodirlah
  4. Meresponi jemaat tetap yang memberikan masukan-masukannnya.

  5. Mereka berkomitmen – libatkanlah
  6. Meresponi orang-orang yang bersemangat untuk mendukung pelayanan.

  7. Mereka berpotensi – delegasikanlah
  8. Meresponi orang-orang yang memiliki keterampilan pelayanan tertentu.

  9. Mereka berkapasitas – mandatkanlah
  10. Meresponi pelayan-pelayan Tuhan yang memiliki kapasitas kepemimpinan tertentu

  11. Mereka berbuah - utuslah
  12. Meresponi orang-orang yang kepemimpinannya dalam pelayanan menghasilkan pelipatgandaan.

Diskusi

  1. Apa yang menjadi kendala dalam pendewasaan rohani jemaat?
  2. Bagaimana hidup kita dapat mempengaruhi keadaan rohani orang lain?

Aplikasi

  1. Berkomitmen untuk menjalani proses pendewasaan rohani.
  2. Meminta kepada Tuhan Yesus, hati yang penuh belas kasihan terhadap jiwa-jiwa, sehingga mau masuk dalam proses menggembalakan jiwa-jiwa tersebut.

Sumber

  • Abraham Lalamentik dan Tim (Oktober 2020). "340.4 Mendewasakan jemaat". The Soldier (edisi ke-1 (e-Book), Oktober 2020). Jakarta: GBI Jalan Gatot Subroto. ISBN 978-979-3571-20-1.