Allah (Frequently asked questions)

Dari GBI Danau Bogor Raya
< FAQ:Utama
Revisi sejak 27 Maret 2024 10.25 oleh Leo (bicara | kontrib)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Lompat ke: navigasi, cari

Allah Tritunggal

Apakah arti “Tritunggal” atau “Trinitas” itu?

  • Istilah “Trinitas” atau “Tritunggal” merujuk kepada doktrin Kristen yang memiliki konsep bahwa Allah adalah satu dalam tiga Pribadi yang berbeda yakni: Allah Bapa, Allah Anak (Yesus Kristus), Allah Roh Kudus. Tiga oknum ini dikenal sebagai tiga Pribadi Allah. Ketiganya adalah kesatuan yang merupakan satu kebenaran yang Esa.
  • Kata “Trinitas” tidak secara eksplisit ada dalam Alkitab, namun prinsip-prinsip dan pengajaran yang menjadi dasar dari konsep itu terdapat dalam Alkitab.
  • Trinitas mengajarkan bahwa ketiga Pribadi tersebut bersama-sama adalah Allah; ketiga Pribadi itu memiliki sifat-sifat ilahi yang sama, ketiga Pribadi itu satu dengan yang lain tidak terpisahkan.
  • Dalam Trinitas dipahami bahwa Allah Bapa bukan Allah Anak dan bukan Allah Roh Kudus. Mereka semua adalah Allah dalam tiga Pribadi yang berbeda.
  • Dalam sejarah Gereja, konsep Trinitas merupakan topik yang sulit dipahami dengan akal manusia, karena itu pulalah topik ini merupakan isu yang banyak diperdebatkan.

Bagaimana konsep Trinitas mendapat pengakuan dalam Gereja?

  • Dalam sejarah Gereja, konsep Trinitas merupakan konsep yang lahir dari pergumulan panjang dan telah dirumuskan melalui konsili-konsili gerejawi.
  • Konsili Nicea pada tahun 325 merupakan konsili ekumenis yang sangat penting dalam sejarah gereja. Pokok penting dari konsili ini adalah penolakan terhadap pandangan Arius yang menganggap bahwa Yesus adalah mahluk ciptaan Allah, dengan demikian la bukan Allah. Melalui konsili Nicea ini ditegaskan kembali bahwa keilahian Yesus sebagai “homoousios,” yang berarti Yesus memiliki substansi ilahi yang sama dengan Bapa.
  • Konsili Konstantinopel pada tahun 381 telah merumuskan, mengklarifikasi dan menegaskan konsep Trinitas dari perspektif Kristen, khususnya tentang keilahian Roh Kudus. Konsili ini menegaskan keilahian Roh Kudus sebagai Pribadi yang terpisah dan setara dengan Bapa, terpisah dan setara dengan Allah Anak. Konsili Efesus tahun 431, Konsili Kalsedon tahun 451 fokus pada pembahasan natur kemanusiaan dan natur keilahian Yesus.

Bagaimana hirarki ke-Allah-an dalam Trinitas?

  • Dalam doktrin Trinitas dipahami bahwa tidak ada hirarki di antara ketiga Pribadi Allah itu.
  • Semua Pribadi adalah sama-sama Ilahi; semua Pribadi itu setara dalam martabat, kuasa dan kekekalan. Ketiganya ada dalam satu kesatuan yang sempurna. Allah itu Esa (Kel. 15:11 bnd. Ul. 4:35; 6:4: 32:39; Gal. 3:20; Ef. 4:5-6; 1 Tim. 2:5).

Siapa yang pertama sekali menggunakan istilah Trinitas?

  • Istilah Trinitas dalam kenyatannya tidak ditemukan dalam Alkitab, tetapi sejak gereja ada, ungkapan yang menunjuk kepada ketiga Pribadi itu sudah digunakan oleh para rasul. Sekalipun demikian tidak tidak ada pribadi tertentu sebagai yang pertama kali menemukannya.
  • Pada abad ke-2 dan ke-3, para teolog Kristen mulai menggunakan istilah itu untuk merujuk pada konsep bahwa Allah ada dalam Tiga Pribadi yang berbeda yaitu Bapa, Allah Anak dan Roh Kudus.
  • Tertulianus (tahun 160-225) menggunakan istilah Trinitas untuk menjelaskan konsep Allah adalah Satu dalam tiga Pribadi yang berbeda.

Apakah ada bukti-bukti Trinitas dalam Perjanjian Lama?

  • Dalam Perjanjian Lama terdapat dukungan yang memperlihatkan kejamakan Allah misalnya dengan istilah “Elohim” (kata benda jamak maskulin dari kata dasar "el) yang berarti Allah.
  • Penggunaan kata “Kita” (yang bermakna jamak) yang menunjuk kepada Allah banyak digunakan dalam PL, seperti dalam kisah penciptaan manusia (Kej. 1:26); Allah mengusir manusia dari taman Eden (Kej. 3:22); Tuhan mengacaukan bahasa manusia (Kej. 11:7); perkataan terakhir Daud (2 Sam. 23:2); hikmat (Ams. 30:4; pengakuan nabi Yesaya (Yes. 48:16; 63:8-11).
  • Dalam PL ada kalanya pemakaian nama Ilahi berulang-ulang baik dalam puisi maupun narasi yang umumnya bertujuan untuk memberi penegasan terhadap Allah atau TUHAN. Misalnya, dalam ucapan berkat (Bil. 6:24-27); pemazmur menunjukkan kebesaran Allah dalam badai (Mzm. 29:3-5); dalam penglihatan nabi Yesaya (Yes. 6:1-3).

Apakah ada bukti-bukti Trinitas dalam Perjanjian Baru?

  • Dalam Perjanjian Baru dukungan terhadap Trinitas cukup banyak baik dalam Injil maupun dalam tulisan rasul-rasul.
  • Beberapa bukti dalam Injil, misalnya dalam peristiwa baptisan Yesus (Mat. 3:16, Mrk. 1:10-11).
  • Penekanan nama yang ilahi dari Trinitas juga terdapat dalam baptisan orang percaya (Mat. 28:19).
  • Kutipan dari nabi Yesaya tentang Hamba Tuhan yang dipilih (Mat. 12:18).
  • Dalam formula ucapan berkat 2 Kor 13:13), janji tentang Roh Kudus (Luk. 1:35), Yang diutus Allah (Yoh. 3:34), salam kepada jemaat (1 Pet. 1:2), persekutuan firman (Yesus) dengan Allah (1 Yoh. 1:1-3), janji tentang Penolong yaitu Roh Kudus (Yoh. 14:16-17), janji tentang Penghibur (Yoh. 15:26), Roh Allah yang membangkitkan Yesus (Rm. 8:9-11), pengakuan Paulus tentang panggilannya (Rm. 15:16).

Bagaimana peran Pribadi Allah dalam Tritunggal?

  • Allah Bapa Pemrakarsa, Allah Anak Perantara dan Allah Roh Kudus adalah Pelaksana.
  • Masing-masing Pribadi memiliki kesadaran dan kebebasan penuh. Sekalipun demikian, masing-masing Pribadi yang satu tidak bertindak sendiri-sendiri dan tidak bertentangan satu dengan yang lain.

Bagaimana hubungan antar-Pribadi dalam Trinitas?

Hubungan antar-Pribadi dalam Trinitas tampak dalam hal:

  • Allah Bapa sebagai Pribadi pertama dalam Trinitas adalah Allah Pencipta. Allah Bapa yang mengutus Anak-Nya, Yesus Kristus untuk menyelamatkan manusia. Allah Bapa mengutus Roh-Nya. Hubungan Allah dengan Anak adalah kasih, pemeliharaan dan kepemimpinan. Allah Anak, yaitu Yesus Kristus sebagai Pribadi kedua dalam Trinitas. Allah Anak berinkarnasi meniadi manusia untuk keselamatan umat manusia.
  • Roh Kudus adalah Pribadi ketiga dalam Trinitas. Roh Kudus adalah kuasa Allah yang hadir dalam dunia untuk menolong, menghibur, membimbing dan memberdayakan umat-Nya. Hubungan Roh Kudus dengan Allah Bapa dan Yesus Kristus adalah hubungan yang saling melengkapi dan bekerja bersama untuk menyatakan kehendak-Nya bagi dunia ini.

Bagaimana hubungan antar-Pribadi ke-Allah-an dalam Trinitas?

  • Hubungan Bapa dengan Anak.
    • Bapa tidak dilahirkan dan tidak berasal dari Pribadi manapun. Anak secara kekal berasal dari Bapa (Yoh. 1:18; 3:16, 18; 1 Yoh. 4:9).
    • Allah Anak diakui setara dengan Bapa dalam segala hal (Yoh. 5:21-23).
    • Yesus setara dengan Bapa (Mat. 10:40, 11:27; Yoh. 3:35-36, Yoh. 8:19; 12:44).
    • Yesus melakukan apa yang dilakukan Allah, antara lain: mengampuni dosa (Mat.26:28 bnd. Mrk. 2:1; Luk 7:48); memberi hidup (Mrk. 5:41 bnd. Luk. 23:42-43; Yoh. 5:21-29; Yoh. 14:6); menghakimi (Yoh. 5:22; 8:15); melakukan mujizat (Mat. 11:4-5 bnd. Yoh. 5:36; 10:37; 15:24).
    • Yesus melakukan kehendak Bapa (Luk. 2:42).
  • Hubungan antara Roh dengan Bapa
    Beberapa sebutan yang mengungkap relasi antara Roh dan Bapa terlihat antara lain:
    • Roh-Nva (Bil. 11:29 bnd. Yes. 34:16; 48:16; Za. 7:12; 1 Kor. 2:10; Gal. 3:5; Ef. 2:22; 1 Tes. 4:8).
    • Roh-Ku (Kej. 6:3 bnd. Yes. 30:1; Yes. 42:1; 44:3; 59:21; Yeh. 36:27; Yl. 2:28; Za. 4:6).
    • Roh Allah (Kej. 1:2 bnd. Kel. 31:3; Bil. 24:2; 1 Sam. 10:10; 1 Sam. 11:6; 19:20; 2 Taw. 15:1; 24:20; Ayb. 33:4; Rm. 8:9, 11; 1 Kor. 2:11; 3:16; 6:11; 1 Pet. 7:14; 1 Yoh. 4:20).
    • Roh yang membangkitkan Yesus dari kematian (Rm. 8:11).
    • Roh Yahwe (Hak. 3:10 bnd. 6:34; 11:29; 13:25; 14:6; 15:14, 1 Sam. 10:6; 2 Sam. 23:2; 2 Raj. 2:16; 2 Taw. 20:14; Yes. 11:2; 40:13; 63:11; Yeh. 11:5; 37:1).
    • Roh Allah yang hidup (2 Kor. 3:3).
    • Roh TUHAN (Yes. 11:2 bnd. Luk. 14:18; Kis. 5:9; 8:39).
    • Roh Tuhan yang berdaulat/berkuasa (Yes. 61:17).
    • Roh Bapa-Mu (Mat. 10:20).
    • Roh-Mu (Neh. 9:20).
  • Hubungan antara Roh dengan Anak.
    • Roh Kristus (Rm. 8:9, 1 Pt. 1:11).
    • Roh Anak-Nva (Gal. 4:6).
    • Roh Yesus (Kis. 16:7).
    • Roh Yesus Kristus (FIp. 1:19).

Berikan contoh ajaran yang bertentangan dengan Trinitas.

Dalam sejarah gereja dan hingga kini ditemukan berbagai ajaran yang tidak sependapat dengan konsep Tritunggal, antara lain:

  • Monarkhianisme modalistik/Sabellianisme. Sabelianisme dinyatakan bidat dalam Konsili Konstantinopel I tahun 381. Paham Sabelianisme menyatakan bahwa Alah Bapa, Allah Anak, dan Allah Roh Kudus bukanlah tiga Pribadi Ilahi, melainkan hanya merupakan tiga bentuk manifestasi (modes) dari Allah, yang sejatinya hanya terdiri dari satu Pribadi. Allah disebut sebagai “Bapa” dalam Tindakan-Nya sebagai Pencipta langit dan bumi serta sebagai Pemberi Taurat. Allah disebut sebagai “Anak” dalam inkarnasi-Nya menjadi manusia (Yesus Kristus). Allah disebut sebagai “Roh Kudus”, dalam zaman gereja. Jadi ada satu Pribadi Ilahi dengan tiga nama (manifestasi).
  • Monarhianisme dinamis/Adopsionisme. Theodotus (tahun 190) menganggap Yesus Kristus hanyalah manusia biasa. la meniadi Anak Allah melalui proses adopsi, yang terjadi pada saat Yesus dibaptis di Sungai Yordan. Pada saat Yesus dibaptis, Allah Bapa mengadopsi-Nya dan memberi-Nya kuasa dan hikmat-Nya, sehingga la bisa melakukan berbagai mujizat. Roh Kudus hanyalah kekuatan dari Allah Bapa; bukan pribadi Allah.
  • Modalisme memahami bahwa hanya ada satu Allah dengan tiga manifestasi yang beragam. Ketigaan Allah hanya dipahami sebagai sebuah wajah atau manifestasi yang jamak.
  • Subordinasionisme. Pandangan Subordinasionisme pertama-tama digagas oleh Tertulianus. Kemudian dikembangkan oleh Origenes dari Aleksandria (tahun 184 253). Pandangan ini mengajarkan bahwa Yesus Kristus dan Roh Kudus lebih rendah (dalam hakikat Mereka) daripada Bapa. Subordinasionisme memahami bahwa Anak bersifat subordinasi kepada Bapa atau Anak lebih rendah dari Bapa. Yesus ialah deuteros theos (allah kedua). Anak dan Roh Kudus memiliki unsur/zat (substance) yang berbeda dengan Bapa. Padangan Subordinasionisme juga dikuti Arius (tahun 250-336). Ia mengajarkan bahwa keilahian satu atau lebih adalah lebih rendah dari yang lain. Bagi Arius hanya Bapa yang tidak bermula. Sementara, Yesus Kristus (Allah Anak) diciptakan oleh Allah Bapa. Oleh karena itu, Allah Anak tidak bersifat kekal. Allah Anak juga memiliki unsur/zat yang berbeda dengan Allah Bapa. Namun ide ini ditolak di dalam pengakuan iman Nicea (tahun 325).
  • Pneumatomakhianisme/Macedonianisme. Ajaran ini diajarkan oleh Macedonius (uskup Konstantinopel, tahun 342-346, tahun 351-360) yang menolak keilahian Allah Roh Kudus.
  • Ebionitisme. Paham ini menolak keilahian Yesus Kristus. Yesus Kristus hanyalah manusia biasa yang memiliki karunia untuk mengadakan mujizat.
  • Partialisme. Aliran ini mengajarkan bahwa Allah Bapa, Allah Anak, dan Allah Roh Kudus merupakan tiga komponen (bagian) dari satu Allah. Bapa, Anak, Roh Kudus, hanyalah bagian-bagian dari Allah; secara terpisah, Mereka tidak sepenuhnya Allah. Hanya ketika Mereka bergabung, Mereka baru menjadi Allah sepenuhnya.
  • Triteisme. Paham ini menyatakan bahwa Bapa, Anak, dan Roh Kudus adalah tiga Pribadi Ilahi yang independen (berdiri sendiri). Mereka memiliki hakikat dan substansi yang sama, namun terpisah satu dengan yang lainnya. Triteisme mengajarkan bahwa ada tiga Allah yang benar-benar terpisah satu dengan yang lain.
  • Saksi Yehuwa/Jehovah’s Witnesses. Charles Taze Russell (tahun 1870) dan kelompoknya menolak doktrin Trinitas. Yesus adalah ciptaan Allah (Yehovah) yang pertama. Roh Kudus dipahami bukan sebagai pribadi Allah, melainkan hanya sebagai Kuasa Allah yang aktif.
  • Mormonisme. Joseph Smith (tahun 1830) dan kaum Mormon menolak ajaran tentang Allah Tritunggal. Yesus dianggap keturunan dari Allah Bapa dan Allah Ibu. Lucifer merupakan anak dari Bapa yang bersaudara dengan Yesus. Roh Kudus dipahami sebagai suatu makhluk yang kepada-Nya diberikan berbagai atribut dan kuasa Ilahi. la memberikan kesaksian mengenai Allah Bapa dan Yesus kepada umat manusia.
  • Ajaran Jesus Only atau Oneness Pentecostals, meyakini bahwa hanya ada satu Allah tetapi mereka menolak ajaran Tritunggal. Karena semua telah dimanifestasikan pada diri Yesus dan karenanya formula membaptis hanya dalam nama Yesus Kristus, yang mereka dasarkan pada Kisah Rasul 2:38. Iman dan percaya hanya di dalam Yesus Kristus (Yoh. 17:3-5).