Carilah dahulu Kerajaan Allah

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari
Versi yang bisa dicetak tidak lagi didukung dan mungkin memiliki kesalahan tampilan. Tolong perbarui markah penjelajah Anda dan gunakan fungsi cetak penjelajah yang baku.

Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. (Matius 6:33)

Pada pergantian tahun Ibrani 5771 menjadi 5772 pada tanggal 28 September 2011 yang lalu, Gembala Sidang kita mendapatkan tema dari Tuhan bahwa tahun ke depan ini (tahun 2012) akan menjadi Tahun Perkenanan Tuhan; "Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia." (1 Korintus 2:9).

Untuk mendapatkan perkenanan tersebut, maka Tuhan mengingatkan saya pada satu ayat Firman Tuhan yang sangat powerful yang terdapat dalam Matius 6:33 (Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu). Dengan kata lain, untuk kita mendapatkan perkenanan Tuhan (apa yang belum pernah dilihat oleh mata, belum pernah didengar oleh telinga, atau bahkan yang belum pernah timbul dalam hati), kita diminta untuk mengejar/memprioritaskan Kerajaan Allah dan kebenarannya terlebih dulu, baru semuanya itu ditambahkan kepada kita. Gembala Pembina mengajarkan kita untuk senantiasa mengejar hadirat Tuhan, mengejar Pengurapan, dan banyak berdoa dalam bahasa roh. Saya percaya inilah juga yang dimaksud mengejar/memprioritaskan kerajaan Allah dan kebenarannya.

Mengejar Kerajaan Allah

Mengapa kita perlu mengejar Hadirat Tuhan, mengejar pengurapan, dan banyak berdoa dalam bahasa roh?

Hadirat Tuhan

Hadirat Tuhan adalah kehadiran Tuhan yang termanifestasi (dapat dirasakan). Tuhan kita adalah Tuhan yang Omnipresence. Dia ada di mana-mana, Dia Mahahadir, tetapi tidak selalu, dan tidak di setiap tempat Ia menyatakan kehadiran-Nya yang termanifestasi. Dalam Perjanjian Lama, Ia menyatakan kehadiran-Nya di atas tabut perjanjian dan dalam kemah Suci. Ia juga hadir dalam bentuk Tiang Awan dan Tiang Api yang senantiasa menuntun umat-Nya (Keluaran 13:21-22). Ia juga hadir dan bertahta di atas puji-pujian umat-Nya (Mazmur 22:4). Ia hadir dan menyatakan diri-Nya sebagai Api yang turun dan sebagai Awan yang memenuhi bait-Nya, saat Salomo mempersembahkan korban dan menahbiskan Bait Suci (2 Tawarikh 5:13-14; 7:1-3). Ia hadir di mana ada dua tiga orang yang berkumpul dalam nama-Nya (Matius 18:20).

Kehadiran Tuhan yang termanifestasi selalu memberi dampak; para Imam di perjanjian Lama saat pentahbisan bait Salomo tidak ada yang tahan berdiri di hadapan Tuhan, mereka semua tersungkur di hadapan hadirat-Nya. Bahkan patung Dagon pun harus jatuh di hadapan hadirat-Nya (1 Samuel 5:3-4) , dan sungai Yordan pun ikut terbelah di hadapan hadirat-Nya (Yosua 3). Kehadiran-Nya selalu memberi dampak. Kehadiran tabut Tuhan di rumah Obed Edom selama 3 bulan menjadikan Obed Edom dan seisi rumahnya diberkati (2 Samuel 6:10-11). Kehadiran-Nya membawa kesembuhan, kelepasan, dan berkat-berkat yang begitu luar biasa.

Saat Tuhan mendatangkan tulah atas segenap tanah Mesir, Ia mengkhususkan suatu tanah, di tengah-tengah tanah Mesir, yaitu tanah Gosyen, untuk memelihara hidup umat-Nya (Keluaran 8:22-23; 9:26). Umat-Nya yang tinggal di tanah/wilayah tersebut terluput dari segala tulah yang menimpa bangsa Mesir pada waktu itu. Ada perkenanan Tuhan, perlindungan Tuhan, berkat Tuhan di tanah tersebut, dan tidak ada perkenanan Tuhan, perlindungan Tuhan, dan berkat Tuhan, di luar tanah/wilayah tersebut. Orang-orang yang hidup di luar tanah tersebut, hewan dan segala tumbuh-tumbuhan terkena tulah.

Demikian pula dengan hidup kita saat ini. Dalam hadirat Tuhan ada kesembuhan, ada kelepasan, ada perlindungan, dan ada berkat-berkat-Nya (Mazmur 91). Di luar hadirat Tuhan yang akan kita jumpai hanyalah ketakutan, kecemasan, sakit penyakit dan segala kekurangan. Itulah sebabnya kita diminta untuk terus mengejar hadirat-Nya, untuk senantiasa tinggal di hadirat-Nya.

Pengurapan

Pengurapan adalah kemampuan Ilahi/kemampuan supranatural yang memampukan kita untuk melayani Tuhan. Tanpa pengurapan kita tidak dapat/tidak sanggup untuk melayani Dia sebagaimana yang Dia inginkan (Yesaya 61:1-3; menyampaikan kabar baik kepada orang-orang sengsara, merawat orang-orang yang remuk hati, memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dsb). Kita akan menerima kuasa kalau Roh Kudus turun atas kita (Kisah 1:8). Tanpa kuasa/pengurapan Tuhan, pelayanan kita tidak akan membawa dampak apa-apa; perkataan yang kita sampaikan akan menjadi perkataan yang kosong, yang tidak membawa kehidupan. Nyanyian yang kita naikkan hanyalah merupakan lagu yang indah tanpa kuasa yang dapat memulihkan dan menyembuhkan orang lain. Oleh karena itu, agar pelayanan kita sungguh-sungguh membawa dampak, kita harus senantiasa mengejar pengurapan.

Bahasa roh

Karena kepada kita Allah telah menyatakannya oleh Roh, sebab Roh menyelidiki segala sesuatu, bahkan hal-hal yang tersembunyi dalam diri Allah. Siapa gerangan di antara manusia yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri manusia selain roh manusia sendiri yang ada di dalam dia? Demikian pulalah tidak ada orang yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri Allah selain Roh Allah. (1 Korintus 2:10-11)

Banyak berdoa dalam bahasa roh akan membuat roh kita lebih peka sehingga kita akan lebih banyak lagi mengetahui rahasia-rahasia surgawi. Kita akan lebih peka untuk mengetahui hatinya Tuhan dan jalan-jalan-Nya.

Sewaktu kita berdoa dalam roh, maka Roh sendirilah yang berdoa kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan. Dan Allah yang menyelidiki hati nurani mengetahui maksud Roh itu (Roma 8:26-27). Banyak berdoa dalam roh juga akan membuat manusia roh kita bertambah kuat (1 Korintus 14:4). Jadi dengan kata lain, banyak berdoa dalam bahasa roh akan membuat kita senantiasa berada di “tanah Gosyen” (di hadirat Tuhan).

Penutup

Nah, ketika kita memilih untuk mengejar ke tiga hal di atas (mengejar hadirat Tuhan, mengejar pengurapan dan banyak berdoa dalam bahasa roh), berarti kita sedang mengejar dan memprioritaskan kerajaan Allah dan kebenarannya terlebih dulu. Kita sedang seperti Yakub yang senantiasa mengejar hak kesulungan ketimbang semangkuk kacang merah atau kenikmatan sesaat (Kejadian 25:29-34). Kita senantiasa menginginkan hal-hal/perkara surgawi di atas segala perkara/kepentingan-kepentingan duniawi (mengejar perkara yang di atas, bukan yang di bumi). Sewaktu kita melakukan hal yang demikian, percayalah apa yang Tuhan janjikan: Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: akan disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia, dan Tahun Perkenanan pasti menjadi bagian kita.

TUHAN YESUS MEMBERKATI

Sumber